I hope u like my story
Happy readingVote if you like.
Comment if you want...
C1-SHAGARA WISNU PRADIPTA
...
"Caca,"
"Raditya,"
Raditya menerima uluran lengan yang di sodorkan oleh seorang gadis di depannya. Wajah laki-laki itu menampilkan senyum tertahan, lalu tatapannya beralih pada Shaga yang tengah berdiri di samping gadis bernama Caca itu "Shag?"
Shaga yang memang sedari tadi tengah memperhatikan perkenalan antara Caca dan Raditya itu mengangkat sebelah alisnya "Cewek lo?" tanya Raditya yang langsung di balas anggukan senang oleh Shaga
Raditya mengulum bibirnya ke dalam, laki-laki itu mengangguk-anggukan kepala sambil meneliti tubuh Caca "Siapa tadi namanya?" tanyanya pada Caca
"Caca," jawab gadis itu.
"Ceweknya Shaga?" Dengan antusias Caca mengangguk, senyum manis juga terpampang di wajah cantiknya "Ga, kemaren kayanya bukan Caca deh namanya," Caca mengernyit mendengar ucapan Raditya
"He'eum, kalo ga salah. Kemaren namanya Abella," Sambar Lucas tiba-tiba
"Bukan bego. Kemaren tuh namanya Cindy," Bisma ikut menambahkan
Elang yang sedikit tertarik pun ikut bersuara "Yang kemaren, namanya Aura," Radit, Lucas dan Bisma menahan tawanya kala melihat Elang ikut memanasi
Shaga menatap ke empat temannya dengan raut wajah mengancam, sungguh ia sangat menyesal membawa Caca ke sini.
Wajah senang Caca hilang, di gantikan oleh wajah masam. Gadis itu menatap Shaga dengan tatapan kesal "Jelasin!" titah Caca sambil menyentakan sebelah kakinya
"Jangan di dengerin. Mereka emang gitu, ga ada kerjaan," Shaga berujar dengan nada santai yang malah membuat Caca semakin kesal
"Jelasin, ih!"
"Jelasin apaan sih?"
"Itu, maksud mereka apa?!"
"Di bilang mereka mah ga ada kerjaan, makannya begitu,"
"Boong,"
Shaga menghela nafasnya jengah. Lengan laki-laki itu terulur menyentuh puncak kepala Caca "Beneran, sayang."
Melihat itu. Serempak Lucas, Bisma, Elang dan Raditya langsung berdiri dari duduknya, lalu meninggalkan keduanya dengan decakan yang terus saja bersahutan dari mulut ke mulut.
Yang jomblo dari masih di dalem rahim diem aja!
..
Shaga mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas yang baru saja ia masuki, raut wajahnya bisa di bilang sangat fokus saat ini.
Laki-laki itu menunjuk seorang gadis yang tengah duduk di bangku pojok paling kanan. Gadis yang di tunjuk itu mengernyitkan dahinya heran, "S-saya, kak?" tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri
Shaga mengangguk "Sini, lo!"
"Dis, cepet bego!" orang yang duduk di samping gadis itu menyikutnya, memberi perintah agar segera berjalan ke depan.
Gadis yang di ketahui bernama Disya ini berdecak, menatap temannya dengan tatapan kesal "Ck, bentar elah,"
"Woi, cepetan. Malah ngobrol,"
Disya menoleh ke depan. Wajahnya di penuhi raut kekesalan. Dengan langkah berat, ia melangkahkan kakinya menghampiri laki-laki yang tadi memerintahnya untuk ke depan.
Shaga tersenyum senang. Setelah gadis yang ia tunjuk sampai di hadapannya, ia langsung menarik lengan gadis itu. Membawanya keluar kelas.
Disya sedikit tersentak kala lengannya langsung di tarik begitu saja, dengan perasaan hati yang amat dongkol ia mengikuti tarikan lengannya.
Hingga, sampailah meraka di sini. Di taman belakang sekolah. Lagi-lagi Disya di buat terheran, "Ngapain, sih?"
Bukannya menjawab. Shaga malah memposisikan tubuhnya menjadi setengah berjongkok yang tentu saja membuat Disya terkejut.
Masih dengan sisa keterkejutannya, Disya kembali di buat terkejut kala lengannya di raih begitu lembut oleh Shaga. Jantungnya pun begitu berdebar saat merasakan sentuhan lembut itu.
"Kak, l-lo apa-apaan sih?!" Disya menyentakkan lengannya, namun gagal. Sentuhan lembut yang berasal dari lengan Shaga kini mengencang "Diem,"
Menurut. Gadis itu mengatupkan bibirnya rapat. Hening sejenak, Shaga berdehem "Disya Aurellia. Mulai sekarang sampai waktu yang belum di tentukan, lo jadi pacar gue." Shaga berujar dengan satu tarikan nafas
Bukannya senang, Disya malah menampilkan wajah kebingungan. Ia sedikit menunduk untuk menatap Shaga "Kak, tap-"
"Ga ada tapi-tapian," sela Shaga, ia seakan tahu apa yang akan di katakan oleh Disya.
"Ih, kak. Tap-"
Drtt drtt
"Bentar," Shaga berdiri dari posisinya. Laki-laki itu melepaskan genggaman lengannya, lalu beralih mengambil ponsel yang berada di dalam saku celana abu-abunya.
Disya berdecak. Kesal karna tidak ada kesempatan untuk berbicara.
"Hah?!"
"..."
"Tunggu di situ, aku ke sana!"
"..."
"Iya, iyaa."
Tut
Tanpa mengucapkan apapun lagi. Shaga berlalu, meninggalkan Disya dengan segala kebingungan dan kekesalannya sendirian di taman belakang.
..
(Salsabila / Caca)
Ga ngefeel ya? Maap:(
Di chapter berikutnya, insyaallah bakal lebih berusaha lagi biar dapet feelnya.Terimakasih:)
Salam,
r e r e p o y.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity [ON GOING]
Teen FictionApa jadinya jika seorang gadis yang terkenal matre di satukan dengan laki-laki playboy? Sepertinya.. Akan indah hehe "Sebenernya lo baik gak sih?" Shaga menatap Disya, laki-laki itu memperhatikan wajah gadis di depannya dengan teliti "Tergantung," ...