-reuni-

1.3K 112 3
                                    

Moodboard~~

"My past always coming back to me" -Kara

"I still love her but she couldn't forgive me anymore" -Kala

.
.
.
.
.
.
.
.
"Kal, sini!!".

Suara Dito dari tengah kerumunan membuat Kala menoleh. Pria itu berbalik dan turut bergabung bersama Dito dan beberapa teman sekelasnya dulu waktu SMA.

"Waduh, si Kala kagak ada yang berubah samsek ye. Muka lo gini-gini mulu dari dulu". Seru Rafi teman sekelas Kala yang dulu suka tawuran.

"Apasih nyet, gue dah mau 30 ini". Sahut Kala malu.

"Elu mah gak kelihatan mau 30, noh liat Ivan mukanya udah macam bapak-bapak yang bentar lagi punya cucu, padahal istrinya baru lahiran anak pertama". Ungkap Dito menimpali.

" Jan body cleaning lu!". Seru Ivan tak terima.

"Body shaming njir". Jitak Dito.

"Eh btw lo dateng sendirian kesini Kal?". Tanya Rafi basa-basi. Iya benar, maksud Rafi hanya basa-basi tapi Rafi tidak tahu bagaimana efek pertanyaan itu bagi Kala.

Kala hanya mengangguk singkat. Tidak berniat menjelaskan apa-apa atau membahas mengenai dirinya lebih banyak. Sederhananya, pria bernama Bhumi Kala Angkasa itu benar-benar menghindari pertanyaan tentang dirinya.

"Elah sans aja kali Kal, belum nikah di usia mau 30 tuh normal bagi cowok". Ucap Dito mencairkan suasana.

"Gue juga nggak ngebet nikah lah Dit". Jawab Kala seadanya.

"Yang penting jalanin aja dulu ya kan?". Sambung Rafi berusaha menghibur.

"Iya jalanin aja dulu sendiri dengan tenang". Sahut Kala seraya menenggak minuman yang sudah disediakan panitia reuni di atas meja.

Dito dan Rafi seketika menatap Kala dengan kaget.

"Lah, si Celine kemaren?". Tanya Dito kepo.

"Gue putusin".

Kala mengalihkan pandangannya ke arah lain, merasa malas jika harus menceritakan tentang wanita itu.

"Kenapa woy? Udah cantik, dokter gigi, anak orang tajir, berpendidikan, duh kalem lagi anaknya. Lo ngapain mutusin sih?". Rafi jadi penasaran setengah mati.

"Ya gimana ada aja sifatnya yang gue gak suka". Jawab Kala seadanya.

"Heh Kal, lo kira kita-kita yang udah nikah ini suka terus sama semua sifat istri kita? Ya enggak lah, pasti banyak yang kita gak suka. Berantemnya juga sering. Tapi komitmen itu dasarnya, lo nuntut dia harus punya sifat yang lo sukain sama aja goblok. Emang dia robot yang bisa dikendaliin sama lo? Lagian manusia itu beda-beda Kal. Gak bisa lo berekspektasi cewek lo harus seperti yang lo mau". Ceramah Rafi panjang lebar.

Kala tertawa miris. Memang yang dikatakan Rafi itu benar. Tapi mungkin yang salah adalah hati Kala sendiri. Sebenarnya, bukan Celine yang kurang sempurna tapi ada orang lain yang lebih dulu Kala anggap sempurna dihatinya.

Tapi Kala sudah terlanjur melepaskannya.

Dulu.

Dulu sekali.

"Raaa, siniii gabung". Suara teriakan dari kerumunan kelas 12A yang berada di belakang kelas Kala membuat Kala sedikit tersentak.

Hatinya seolah tergerak untuk menoleh ke arah wanita yang dipanggil tersebut.

Dan benar saja, wanita dengan raut wajah dinginnya itu membuat Kala teringat begitu banyak kenangan di masa SMA nya.

Ini pertama kalinya setelah mereka lulus SMA dan bertahun-tahun mereka reuni, baru kali ini wanita itu benar-benar datang.

Rafi yang menyadari keterkejutan Kala seketika menyentak pria itu.

"Biasa aja ngeliatinnya!".

Kala sedikit terkesiap namun kembali bisa mengontrol dirinya.

"Apaan sih Raf?!".

"Ini nih akibat nggak bisa move on". Sindir Dito.

" Gue udah move on". Tegas Kala.

"Kalau dah move on ngapain bijimata lo ampe mau keluar ngeliat dia datang ha?". Dito jadi sewot.

" Ya kaget aja, Kara kan nggak pernah datang reuni". Sahut Kala pelan.

"Ck ck, lo jangan kebanyakan ngarep dia udah mau nikah". Ucap Rafi.

" Darimana lo tau?". Kala keceplosan bertanya.

"Bini gue temen kuliahnya si Kara dulu waktu di UI. Jadi mereka tuh sering chat, akhir tahun ini dia bakal married". Ungkap Rafi.

Kala hanya diam kemudian mengangguk. "Ya baguslah, berarti hidupnya berjalan dengan baik". Jawab Kala sambil tersenyum miris.

"Makanya idup lo juga diperbaikin, biar segera nyusul Kal". Kali ini Dito gemas sekali ingin menampol kepala Kala.

Namun, mereka tidak tahu bahwa sekarang pikiran Kala justru berkelana ke tahun-tahun yang sudah lama terlewati.

Dimana wanita bernama Kara itu pernah berjanji untuk selalu tinggal di sisinya. Kala hanya tersenyum kecut, semua ini sudah ditakdirkan untuknya. Lagipula, Kala sendirilah yang memutuskan. Dan kini ia sendiri yang menyesalinya.

.
.
.
.
.
.

20 oct 2020

Salam manis
Dari author yang telah kehilangan skill nulisnya kelamaan hiatus:(

Maafkeun.

KALARA   |•kaistal•|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang