part 1

179 15 1
                                    

Di asrama gedung, yang amat sepi karena sekarang sudah pada jam malam masih ada terlihat lampu menyala pada salah satu asrama putra no 125. Disetiap ruangan asrama terdapat 4 kasur yang berarti bisa diisi 4 siswa. Di no 125 ada 4 pemuda yang berbeda jurusan namun tinggal satu atap dengan harmonis, setiap bulannya atau setiap tiga bulan selalu ada yang bergantian kamar atau ada yang keluar dari asrama. Namun dikamar no 125 semua anggota didalam masih bertahan dan saling menumpukkan perasaan harmonis seperti keluarga.

4 pemuda ini berbagi kamar dan berbeda jurusan, pertama pemuda dengan wajah tegas, mata tajam dengan iris mata dan rambut hitam, tinggi 180 cm dengan tubuh langsing, memilik otot perut dan tangan yang terlihat sempurna serta kulit putih yang tidak pucat dan wajah tampan, dia bernama ling yue berdarah campuran cina-indo. Atau disapa kakak ling atau ling, yang mengambil jurusan kedokteran. Pemuda kedua, memiliki wajah tampan penuh senyum dan santai, tinggi 189 cm berotot dan langsing dengan sempurna, berkulit kecoklatan menambah hormon maskulin, rambut hitam dan mata coklat khas orang lokal, nama asli aditiya moela, disapa adit mengambil jurusan olahraga. Lalu pemuda ketiga memiliki wajah tampan, kulit putih, iris mata biru langit, rambut pendek rapih berwarna blonde, tubuh tinggi sekitar 179 cm ramping dan berotot sempurna, ras campuran usa-indo namun mendominan ke usa, bernama   rafael nicolas saputra disapa rafa,memilih jurusan ekonomi memiliki sifat terkadang serius dan terkadang ceria. Dan pemuda terakhir yang mungkin selalu ditindas perbedaan tinggi ekhem dbernama seim adityapratama, biasa disapa sei, memiliki wajah cantik, tinggi badan 176 cm, iris mata coklat, rambut hitam, kulit putih tanpa pucat, memiliki sifat ceria dan kekanakan suka dimanja tapi juga memiliki sifat keras kepala dan tegas.

Keempat pemuda yang telah tinggal di asrama selama 3 tahun lebih ini sudah tinggal layaknya keluarga bahagia... (bukan keluarga berencana,ekhem*)

Karena hari ini dan hingga minggu depan mereka libur, karena para dosen sedang cuti. Kebanyakan mahasiswa pulang kerumah masing² namun keempat pemuda ini memilih untuk tetap tinggal di asrama dan bersenang² selagi liburan.

Adit berkata "hei, apa kamu pernah dengar tentang dunia lain?"

Rafa menjawab merinding "tidak tuh, jangan cerita sembarangan apa lagi sekarang udah malam"

"haish, gini aja kamu udah takut! Ah pengecut banget sih kamu rafa!" jawaban meremeh dari sei.

" kalian itu ya.. Ini dah malam pamali ah... " jawab rafa kesel sekaligus dengan wajah memucat.

"bilang aja takut... Katanya di asrama ini ada penunggunya looh" goda sei ke rafa.

"sei, ceritanya nanti siang aja lah... " rafa sudah memucat, pasalnya dia udah ngalamin pas kecil, jadinya dia takut sama hantu.

"hahahah...." tawa sei dan adit "wajahmu itu dah pucat banget loh rafa..." tambah adit

"sudah... jangan ketawa pas malam²" suara lembut dari ling, yang dari arah dapur ke arah mereka .

"apa kakak ling juga takut?" tanya sei. "bukan takut sama hantu, tapi ini dah malam, takutnya mengganggu orang lain yang sedang beristirahat, apalagi kamar sebelah lagi kecapean tadi" jawab ling.

"eh? Kakak ling maksudnya kamar no 126 kan?" tanya sei. "iya, tadi wajahnya pucat keknya butuh istirahat" jawab ling. Sei tertegun "kak...  Kamar sebelah tadi siang udah pada berangkat pulang.... Aku liat sendiri mereka dah pada pulang!" jawaban sei membuat semua orang tertegun. Lalu yang dilihat ling itu siapa?

Tiba-tiba turun hujan deras padahal ramalan cuaca harusnya hari ini tidak ada badai hujan. Hawa dingin mulai menyelimuti ruangan.

Ling berkata" coba periksa ada jendela yang terbuka?" sei, adit dan rafa mengangguk, mereka mulai memeriksa setiap jendela apakah ada yang terbuka atau tidak.

"kakak ling tidak ada jendela terbuka" jawab sei dan disetujui dua lainnya. "ini aneh kenapa hawanya dingin? Padahal biasanya walau hujan pun akan tetap hangat!?" pendapat adit. "ah! Apa jangan².... Ada... Hantu!" jawab rafa yang sudah bertambah pucat. Yang lainnya tertegun, apa itu benar? tadi kakak ling melihat teman kamar sebelah yang seharusnya mereka sudah pulang siang tadi, mendadak hujan deras dan hawa dingin... Apa itu cirinya ada hantu!?

Saat mereka tertegun sesaat tiba² mati lampu disertai hujan badai dengan petirnya. Jdaaaaar! Karena kilatan petir rafa, sei, ling dan adit terkejut ditambah rungan gelap gulita hanya ada secercah cahaya dari kilatan dan kembali gelap gulita. "kan, sudah kubilang jangan cerita aneh² kalau dah malam" kata rafa yang mungkin sudah pucat horor. "sudah² mungkin ada kesalahan teknis aja, mungkin bentar lagi lampu menyala" jawab ling yang optimis dan positif.

"gimana kalau kita cari dulu senter lalu kebawah dan bertanya kesatpam?" kata ling lagi saat setelah hening sebelumnya. "oke, tapi kaka ling hp ku dah habis batrai" jawab sei.  "ling aku lupa naruh dimana hpnya hehehe... "jawab adit sambil nyengir. "anu... Kak ling hp ku ada" jawab rafa.

Untungnya gak semuanya punya masalah, kalau gini masih bisa keluar dengan senter hp. Desah ling, ling menyuruh sei untuk meyalakan senter sambil mencari hp ling yang tertinggal di dapur. "rafa bantu aku cari hp di dapur, semuanya tunggu disini atau ikut ke dapur?" kata ling.

"kami semua ikut!".jawaban serempak.

Karena sudah membuat keputusan, mereka berempat menuju daput yang berada di sebelah kiri ruangan dari ruang tamu, jaraknya tidak jauh tapi rasanya sangat jauh karena mereka bertiga sudah diliputi rasa takut dan perasaan hawa dingin, hanya ling yang santai saja.

Sei mengarahkan senter ke setiap sudut dan berhasil menemukan hp ling, hp itu berada di pojok meja makan. Karena sudah menemukannya ling bermaksud ingin mengambil hp tersebut. " kakak hp nya kok ditaruh dipojok sih, emg gk takut tuh hp jatoh?" tanya sei. "mungkin akunya lupa, tapi seingatku hpnya ditaruh ditengah meja" jawab ling yang masih optimis. Yang lain sudah tertegun kembali, ok untungnya ada kak ling yang masih optimis. Ling sudah menghampiri meja dan mengambil hp nya, dia mengecek hpnya dan langsung menghidupkan senter. "untungnya baterai ponsel masih penuh, ayo kita semua keluar" kata ling dengan di jawab anggukan oleh yang lainnya.

Saat ling sudah beranjak dari meja menuju pintu, terdengar suara langkah kaki dari luar, suara langkah kaki tersebut sangat lambat namun terdengar pula suara tetesa air. Yang lainnya membeku, termasuk ling. Ia ragu untuk membuka pintu dan menyuruh yang lain untuk mundur tanpa mengeluarkan suara. Sei, rafa, dan adit mengagguk lalu mereka mundur lima langkah dari pintu.

Suara langkah kaki itu perlahan mendekat, terus mendekat, dan semakin mendekat mereka yang mendengarnya menahan nafas, berharap langkah kaki itu pergi. Namun langkah kaki itu berhenti tepat didepan pintu.

the journey of life and death while Transmigration completes the mission ||BL||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang