part. 2 asrama dan gadis hujan

74 10 7
                                    

Adit, rafa, dan sei sudah ketakutan namun berbeda dengan ling ia mengeryit dan berkata "mungkin itu orang, apa perlu kita bukakan saja pintunya?" pertanyaan ling membuat mereka berekspresi horor walau mereka tau ling orang yang optimis tapi ini udah keterlaluan.

"kakak ling kalau itu manusia seharusnya ia mengetuk pintu dan memberi tahu identitas atau maksud kedatangannya!" jawab rafa yang sudah ketakutan. Kata² rafa memang benar tapi rasa penasarannya lebih tinggi kalau diam saja tanpa tau apa itu bahaya atau tidak akan susah mengatasinya. "gini aja, aku bukakan pintunya. Sebelumnya, kalian gunakan senjata untuk melindungi diri... Gimana? Kalau diam kita tidak bisa tau apa itu dan mungkin membuat kita dalam masalah" kata ling.

Yang lain saling menatap, apa yang dikatakan ling memang benar, bila diam saja kita tidak tau bahaya apa yang akan datang tanpa mengeluarkan solusi. Itu sama saja mati tanpa mengetahui alasannya!

Adit dan rafa pergi ke dapur untuk mengambil apa saja yang berguna sedangkan ling dan sei mengawasi pintu. Di dapur ada beberapa yang berguna, adit mengambil kayu panjang, cangkul kecil, kapak, dan untungnya ada pemukul bola baseball sedangkan rafa mengambil spatula, pisau, gunting, dan panci.

"apa kamu sudah mengambil apa yang berguna?" tanya adit. "sudah!". Karena sudah mengambil apa yang berguna di dapur adit dan rafa bergegas kembali ke tempat ling dan sei.

Ditempat sei dan ling, setelah dua lainnya menuju dapur. Mereka mengamati sesosok makhluk di balik pintu. Bayangan kaki tidak terlihat namun sebuah cairan yang terlihat seperti air merembes dari celah bawah pintu. "kak ling, apa yakin itu manusia?" tanya sei yang ketakutan. "tenang lah sei, kita pasti bisa pergi dan meminta bantuan" jawab ling sambil menenangkan sei dengan memeluknya.

Hawa diruangan memang dingin, membuat tubuh sei sangat dingin, karena itu ling memeluknya memberinya kehangatan agar sei tidak kedinganan lagi. Perhatian ling dan sei kembali ke arah pintu, air merembes banyak lalu tiba² ada suara ketukkan. Suara itu hanya tiga kali dalam satu irama tok tok tok...  Tok tok tok... Tok tok tok...  sei sudah mulai ketakutan kembali dan terbenam dalam pelukan ling, sedangkan ling menambah kewaspadaanya, takutnya makhluk itu menyerang mereka secara mendadak.

Perlahan pintu terbuka creeeeck suara pintu memang sudah biasa tapi kalau dalam keadaan seperti ini suara pintu itu bisa membawa ketakutan dan petaka. Pintu mulai terbuka dan terlihat siluet seorang gadis dengan rambut panjang terurai, menggunakan pakaian rapih layaknya mahasiswi namun semua pakaiannya basah. Tetesan air tidak berhenti turun dari gadis itu seakan air tetesan itu tidak pernah habis.

Sorotan sinar senter hp memperlihatkan gadis itu, wajahnya bulat dan mata lebar mungkin kalau dia tidak pucat wajahnya sangat imut dan cantik, namun gadis didepannya sangat pucat, iris matanya merah seperti darah tangannya yang putih memiliki kuku yang panjang dan tajam, tubuhnya terdapat luka dan terlumuri darah. Ling dan sei melihat gadis itu dan tau bahwa orang didepan mereka bukan lah manusia. Mereka teringat dengan cerita kecelakaan di universitas ini, kejadian yang terjadi 5 tahun yang lalu menewaskan seorang mahasiswi setelah tertabrak mobil saat dia ingin pulang, dan kejadian itu pas lagi badai hujan.

Gadis yang awalnya terdiam dia mulai terkikik khehehe suaranya melengking dan memekikkan telinga, ling dan sei segera menutup telinga mereka, angin tiba² masuk dengan kencang menghantam wajah gadis itu, rambutnya yang terurai mulai berkibar tawanya yang lebar dan melengking memperlihatkan mulut dengan penuh darah yang keluar, bukan hanya darah namun juga ada seperti potongan daging. Bau darah yang kental dan busuk mulai tercium oleh sei dan ling, bau itu membuat orang merasa mual dan jijik.

Gadis itu menatap mereka berdua, seakan menatap makanan lezat di depan matanya, ia tidak sabar ingin memakan daging segar segera.

Ling merasa ada yang salah dengan tatapan gadis itu, ia segera menarik sei kearah dapur dan berlari, gadis itu  melihat sei dan ling yang kabur darinya, namun tatapan nya masih tenang tanpa kemarahan karena lari kemanapun mereka tidak bisa lolos!

Sei dan ling berlari kearah dapur mereka bertemu adit dan rafa yang ingin bergegas ke tempat mereka. "apa kalian sudah mengumpulkan barang berguna?" tanya ling yang terlihat masih tenang. Adit dan rafa melihat sei yang amat ketakutan di pelukan ling. "apa yang terjadi dengan sei? Ling" tanya adit yang tidak menjawab pertanyaan ling. Namun ling tidak mempedulikan nya dan menjawab "kami mengawasi pintu, dan awalnya ada air masuk dari celah bawah pintu namun beberapa menit kemudian ada suara ketukkan dan pintu terbuka, adit kamu tau kejadian 5 tahun yang lalu?"

"iya" jawab adit. "orang itu adalah hantu gadis hujan!" jawab ling yang masih tenang namun waspada. Cerita gadis hujan banyak versinya ada yang bilang gadis itu telah diputus oleh kekasihnya dan berniat bunuh diri dengan menabrak mobil dan itu pas hujan besar, dan ada pula bahwa gadis itu hendak menunggu kekasihnya dari asrama namun naas dia tidak sengaja tertabrak mobil karena pas hujan deras. Intinya gadis ini sedang mencari kekasihnya di asrama putra. Orang merasa kasihan dengan gadis itu dan merasa kesal dan jijik dengan kekasihnya betapa bajingannya pria itu, mengutuk dan terus mengutuk karena pihak universitas merahasiakan kekasih gadis itu.

Mendengar perkataan ling membuat adit dan rafa menggigil ling melihat ini dan berkata "semuanya tolong jangan takut kita harus mencari solusi dari masalah ini!" sei yang lebih takut dari mereka mulai menenangkan diri dan yang lainnya juga sudah merasa lebih tenang.

"ling, kami menemukan barang² nya" jawab adit, barang² itu dibagikan ke dua lainnya. Ling dengan kayu panjang, sei dengan cangkul kecil, adit dengan baseball dan rafa dengan kapak.

Setelah pengaturan barang itu, ling menyuruh semua orang segera mengambil tas yang beruntungnya, kamar mereka barada di bagian setelah dapur. Setelah persiapan selesai barang yang berguna dimasukkan kedalam tas baik itu keperluan dan makanan.

Ling menyuruh mereka bersiap, beberapa saat kemudian terdengar langkah kaki yang lambat dan suara kekehan. Gadis itu bukan hanya tertawa namun bernyanyi dengan lirik yang tidak jelas seperti lagu kematian. Nada itu melengking namun juga terdengar halus, tak...... Tak........ Tak......... Tak......... Tak........ Tak......

Langkah yang lambat dengan suara tetesan, mereka melihat dengan waspada dari arah ruang tamu dan dapur. Walau hanya suara perlahan menampakan kan seorang gadis yang mulutnya terus mengeluarkan suara dan darah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the journey of life and death while Transmigration completes the mission ||BL||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang