1

95 14 4
                                    

Apakah pernah terpikir dalam benak kalian, kenapa para istri yang ditinggal selingkuh oleh suami selalu melabrak si wanita selingkuhan dan bukannya malah sang suami. Meskipun sudah jelas letak kesalahan bermula dari si pria.

Bagi Yoona, pria yang sudah menemaninya selama lima tahun belakangan itu sama saja dengan pria di luaran sana. Setiap manusia yang memiliki batang di antara kedua kakinya selalu melotot jika melihat wanita cantik dan berbadan bagus lewat. Dari remaja hingga pria tua seumuran kakeknya. Mereka senang sekali melempar rayuan kesana kemari, dan tertawa bahagia saat mendapat sambutan hangat.

Pria memang suka menggoda dan ia adalah salah satu korbannya.

Yoona mendesah kencang, tak peduli pada sang putra yang terlelap di sampingnya. Jaehyun menuruni kebiasaan sang ayah yang kebo. Tak peduli suara sekencang apapun di sekitarnya ia tetap tertidur nyenyak. Yoona menaikkan selimut putranya yang tampan lalu menatap pintu kamar lekat. Sedikit melirik jam dinding, dia bisa mendengar suara langkah semakin mendekat.

"Kamu belum tidur?"

Sosok yang eksistensinya tak pernah absen dari pikiran Yoona memasuki kamar. Dari jarak kurang dari dua meter, Yoona bisa mencium bau yang menyengat. Perpaduan antara alkohol, parfum wanita, dan bekas percintaan.

Memangnya apalagi yang ia harapkan? Sang suami masih mengingat jalan pulang saja, Yoona sudah bersyukur setengah mati. Setidaknya, meskipun tidak seberuntung anak lainnya dalam bidang finansial, Jaehyun tidak perlu merasakan kekurangan kasih sayang.

"Aku kangen..."

Sehun langsung menubruknya dan membuat ia yang tidak siap langsung terjatuh tepat di sebelah Jaehyun.

"Ada Jaehyun di sini,"

Meremas dadanya kencang, Sehun mencium Yoona dalam kemudian segera bangkit dan membawa Jaehyun keluar dari kamar.

Sepeninggal pria itu, Yoona lagi lagi menghela napas. Sehun selalu penuh dengan stamina. Ia lantas bangun dan melipat selimut serta merta menyimpannya di ujung ruangan atau jika tidak, kegiatan mereka selanjutnya akan mencemari selimut itu dan membuat Jaehyun gatal gatal, seperti yang sudah sudah.

Sehun muncul dengan napas terengah. Ia langsung duduk bersila di belakang Yoona yang sedang berlutut menghadap tembok. Sejurus kemudian, Yoona sudah terduduk di pangkuan Sehun. Pria itu menariknya dengan memegangi kedua payudara, meremasnya kencang. Yoona merasa ngilu tapi tak memungkiri dia menginginkan lebih dari ini.

Suaminya melepas sebelah payudaranya lalu menyampirkan rambut panjang Yoona kesamping.

"Kamu cantik sekali..." bisik Sehun tepat di telinga. Berlanjut dengan deru napas pendek pada tengkuk yang diselingi dengan kecupan basah. Yoona bisa merasakan intinya berkedut mengeluarkan cairan pelumas.

"Hun... pintunya..."

Sehun adalah pria yang terlalu bebas. Tumbuh di jalanan membuatnya terbiasa bersikap cuek terhadap hal hal yang di mata orang biasa masih dianggap tabu. Yoona bisa mengerti, tapi mungkin orang lain tidak. Ibunya tidak. Dan lagipula, mereka sudah memiliki seorang anak. Suaminya tidak mau repot - repot memikirkan itu. Seringkali, ia mengalah dengan mempersiapkan segala sesuatunya terlebih dahulu.

Tiba - tiba, Yoona merasakan seluruh tubuhnya menegang saat tangan Sehun menangkup kewanitaannya dari luar celana.

"Mereka tidur nyenyak, tidak akan ada yang melihat kita."

Sehun mendorong dua jarinya ke celah Yoona. Masih terhalang dalaman dan celana yang dipakainya, Yoona merasakan sesuatu mengusiknya di bawah sana. Menggali cairannya sebanyak mungkin untuk bersiap akan sesuatu yang lebih besar.

Ketika perasaan itu semakin kuat, kedua tangan Yoona mengikuti sepasang tangan Sehun yang bekerja di dada dan kewanitaannya. Dengan kelopak mata yang sayu dan mulut setengah terbuka, desahan erotis lolos berbarengan tubuhnya yang melengkung semakin mendekat pada jari tangan Sehun.

Tanpa memberinya jeda, Sehun langsung menurunkan celana tidur Yoona dan membalik sang istri agar mereka berhadapan. Pria itu menyeringai, tangan kanannnya melepaskan tiga kancing teratas baju Yoona.

"Ayo, puaskan aku..." desah Sehun sambil meletakkan tangannya ke belakang untuk menyangga tubuh.

Sejujurnya Yoona ingin menangis sekarang. Beberapa hal berkecamuk pada batinnya. Suaminya acap kali membuat dirinya bersikap seperti seorang pelacur. Itu cukup menghancurkan hati kecil Yoona. Dia seorang wanita yang tentu saja berharap diperlakukan lembut seperti seorang ratu.

Akan tetapi, realita yang harus dihadapinya berbeda 180 derajat dari impiannya di masa lalu. Meski cukup menantang dan pria yang sedang ia duduki adalah suami sahnya, Yoona masih saja sakit hati.

Perlahan tapi pasti, Yoona yang sudah hapal kesukaan Sehun membuka ikatan bra dan membiarkannya tetap tergantung berantakan di dalam bajunya yang tersingkap. Kemudian berganti melucuti celana jeans Sehun. Yoona hanya membuka kancing dan resleting pria itu lalu menurunkan celana dalam Sehun.

Menggenggam kemaluan Sehun dengan tangan kanannya, Yoona bergerak mendekat. Sebelah tangannya yang lain menyingkap celana dalamnya sendiri dan mempertemukan bagian paling pribadi pada tubuhnya dengan Sehun.

Erangan halus keluar dari mulut keduanya saat bagian bawah mereka bersatu. Yoona menggerakkan tubuh perlahan. Netranya bersibobrok dengan milik Sehun yang berkilat senang. Sesuai perkataan suaminya di awal, malam ini ia yang sepenuhnya memimpin. Dengan bertumpu pada bahu lebar Sehun, Yoona menambah kecepatannya menunggangi sang suami.

Hentakan demi hentakan semakin bertambah kuat. Ketika sebuah erangan lolos dari bibir Sehun, ia reflek memejamkan matanya. Ingatannya kembali pada kejadian tadi siang saat ia tak sengaja memergoki Sehun memasuki sebuah hotel murahan dan bercinta dengan wanita lain di sana. Perasaan marah tadi telah bertransformasi menjadi cemburu yang menggebu. Yoona semakin mempercepat gerakannya berharap dengan ini ia bisa memuaskan Sehun dan membuatnya tidak bisa berpaling-meski itu hanya mimpi belaka.

Saat dirasa sesuatu berkedut di bawah sana, ia merapatkan tubuhnya pada Sehun, membusungkan dadanya dan melingkupi tubuh kekar itu, berharap ia bisa menghapus jejak si selingkuhan dari tubuh suaminya.

Kepala Yoona berdenyut, sebuah euforia meledak ledak dalam dadanya. Melenguh puas, Yoona terkulai lemas di atas tubuh suaminya. Sehun menggeram, merasa Yoona tidak akan bergerak lagi, ia lantas membalik posisi mereka. Dengan meremas dada istrinya, Sehun melanjutkan percintaan panas mereka di atas lantai yang dingin.













• pendek yah, karena yang panjang hanya milik Sehun seorang 🌚

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang