Malam gelap menyelimuti kota dengan jalanan yang sepi dan sunyi. Langit di atasnya tertutup awan mendung, membuat suasana semakin suram. Lampu jalan redup menerangi setiap sudut, menciptakan bayangan-bayangan yang misterius.
Di tengah malam yang sunyi, seorang perempuan muda bernama Azzura berjalan sendirian di sepanjang jalan yang sepi. Dia merapatkan jaketnya erat-erat mengatasi dingin malam yang menusuk tulang. Saat melangkah lebih jauh, pandangannya terhenti pada sosok yang tergeletak lemah di tepi jalan. Hatinya berdegup kencang, dan tanpa ragu, dia mendekati orang tersebut.
Orang yang tergeletak ternyata seorang laki-laki tua yang tampak keletihan. Azzura tidak tahu apa yang telah terjadi, tetapi dia merasa kasihan melihat keadaan pria itu. Dengan lembut, Azzura membantu laki-laki tersebut berdiri dan bersama-sama mereka berjalan menuju rumah.
Tiba di rumah, Azzura membaringkan pria itu di sofa dan memberikannya selimut untuk menghangatkan tubuhnya, lalu pergi meninggalkan pria itu dan pergi menuju kamarnya untuk beristirahat.
~~~~~~~~~~~
Ketika pagi tiba, Azzura terbangun dari tidurnya dan mendengar seseorang yang memanggilnya dari ruang tengah, dengan cepat Azzura bergegas untuk menuju sumber suara. Dalam keadaan bingung dan penuh rasa ingin tahu, ibu Azzura sumber suara yang memanggilnya tadi bertanya kepada anak satu - satunya itu tentang orang asing yang berada di rumahnya ini, Azzura lupa untuk memberitahu ibunya kemarin malam, lalu dia mulai menceritakan laki - laki yang dia temui ini kepada ibunya.
Saat hendak berangkat ke sekolah, Azzura melihat laki-laki yang kemarin dia bantu masih tertidur di sofa. Ibu Azzura memberitahu bahwa dia akan menjaga pria itu sampai dia pulih sepenuhnya. Dengan hati-hati, Azzura mengunci pintu dan bersiap-siap pergi ke sekolah.
Di sekolah, Azzura bertemu dengan temannya Lisa. Mereka berdua berjalan menuju kelas sambil mengobrol tentang kejadian misterius semalam. Lisa sangat penasaran tentang siapa pria itu dan apa yang telah terjadi padanya. Azzura hanya bisa menggelengkan kepala, karena dia juga tidak memiliki jawaban.
Hari di sekolah berlalu dengan cepat. Pelajaran berganti-pelajaran dan tugas menumpuk. Azzura sebenarnya tidak bisa sepenuhnya berkonsentrasi bahkan Saat dia bermain basket dengan teman-temannya di lapangan sekolah. Dalam suatu momen yang tidak terduga, dia terkena bola basket di kepalanya dan tak sadarkan diri.
Sejenak samar - samar kilatan ingatan datang membanjiri pikirannya. Dia melihat gambaran-gambaran fragmentasi yang aneh, wajah-wajah dan peristiwa-peristiwa muncul begitu saja, menciptakan kebingungan dan emosi yang rumit untuk dideskripsikan.
Setelah beberapa jam Azzura tak sadarkan diri, dia akhirnya siuman, Azzura mengusap pelan pelipisnya yang masih terasa sakit akibat benturan.
"Akhirnya kamu siuman. Kamu baik-baik saja, kan?" ucap Lisa sambil meletakkan tangan di pundak Azzura dengan raut wajah yang penuh kekhawatiran.
"Sebaiknya Azzura beristirahat terlebih dahulu di sini, sampai badanmu merasa baik," kata perawat itu sambil tersenyum ke arah Azzura.
Azzura hanya tersenyum dan terdiam tidak membalas perkataan yang dilontarkan Lisa temannya itu. Masih dalam kebingungan akan apa yang baru saja terjadi. Ia merasa lega mendapatkan perhatian medis, tetapi pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi terus mengusik pikirannya.
Sepulang sekolah, dengan perasaan yang campur aduk. Dia melihat laki-laki yang ditemukannya tadi malam duduk di ruang tamu, sudah terlihat jauh lebih baik.
Dengan hati yang berdebar, Azzura memutuskan untuk bertanya tentang apa yang telah terjadi padanya.
Laki-laki itu tersenyum, "Kamu tidak mengingatku, ya?" ujarnya dengan suara lembut. Azzura menggelengkan kepala, mengakui bahwa dia sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi.
"Baiklah aku tahu kamu tidak akan mengingatku secepat ini"
Laki - laki itu kembali tersenyum "Sebelumnya, saya mengucapkan terima kasih kepada kamu dan ibumu yang sudah merawat saya," katanya dengan suara lembut, tatapannya penuh penghargaan
"Saya pamit ya" tambahnya sambil menyentuh bahu Azzura.
Azzura hanya bisa melihat punggung dari laki-laki tua itu tanpa berbicara sepatah katapun, seolah-olah mulutnya terkunci rapat. Kebingungannya semakin mendalam dengan kehadiran orang asing ini.
Hari pun terus berlalu, dengan langit mendung yang akhirnya mulai membuka diri untuk menampakkan gemerlap bintang. Di tengah keheningan malam, Azzura duduk di ranjang tempat tidurnya melamunkan ucapan yang tadi laki-laki tua itu ucapkan.
Sorotan remang dari bulan merasuki kamar, menerangi ruangan dengan lembut. Azzura memandang keluar jendela, membiarkan bayangan menerpa pikirannya.
"Apa yang kau maksud?" gumamnya pelan, seolah-olah berbicara kepada bapak tua itu. Dia merenung sejenak, memikirkan arti dari kata-kata itu
Namun, dalam senyap yang menenangkan, kebingungan dalam ingatannya masih mengusik. Apa yang terjadi mengapa dia merasa ada yang disembunyikan darinya?
Dalam kesendirian malam, Azzura merasa bahwa jawaban-jawaban yang dicarinya mungkin ada di luar sana, menunggu di bawah langit yang sama ini.
~~~~~ AN ~~~~~
^^
Hai..Yang baca cerita ini aku ucapkan terima kasih ke kalian, dan jangan lupa untuk berikan kritik dan saran kalian di kolom chat ya... untuk kemajuan cerita ini.
Salam moon
🌙07/09/2023
KAMU SEDANG MEMBACA
War Memory
FantasySebuah kejadian mengerikan mengancam eksistensi golongan Elf. Dalam gelombang bencana tersebut, hanya satu Elf yang tersisa, Azzura, yang memutuskan untuk melakukan perjalanan berbahaya ke Bumi. tempat manusia hidup, menjadi tujuannya. Di sana, makh...