Suasana di daerah pegunungan Bandung terasa sejuk saat matahari mulai menampakan sinarnya di setiap celah awan yang menyelimutinya.Terdapat berjejer rapi pohon teh yang siap dipetik petani.Disebuah keluarga kecil terlihat Anisa yang sedang merengek pada papanya, sedang seorang wanita sekitar berkepala 3 yang sibuk dengan hp di samping Anisa.
Anisa terlahir dari keluarga yang terbilang cukup ekonominya.Ayahnya seorang pengusaha telur ayam di kampungnya dan ibunya seorang bisnis online yang cukup ternama.
"Papa,Anis gak mau jadi........."
belum selesai Anisa bicara,Pak Wildan memotongnya
"Sayang,dengarkan Papa.Papa ingin kalau nanti sakit kamu yang jadi dokter buat papa"
"Tapi Anisa takut pa" jeda tiga detik
"Anisa belajar ke pesantren aja ya pa."
rengek Anisa"Papa gak setuju kamu dipesantren, mau jadi apa kamu nanti."
Pak Wildan berdiri dr duduknya nadanya terdengar lebih keras dari sebelumnya.
Anisa menundukkan kepalanya merasa kecewa dengan dirinya yang tak berhasil membujuk papanya ke pesantren."Mama, bantuin Anis bilang ke papa."
Bisik Anisa pada Nita yang sedang asyik dengan hpnya."Sayang,liat deh pesanan nama melonjak drastis nanti bantu mama packing ya sayang."
Nita menunjukan layar hpnya"Mama,bantuin Anis...."
rengek Anisa sambil memegangi tangan nitha."Pokoknya besok kamu harus ikut papa ke Jogjakarta"
"Papa,semua teman Anisa dipesantren"
"Cukup bicara tentang pesantren,papa gak suka."
Anisa hanya diam merenungi nasibnya tanpa sadar air mata menetes diwajahnya.
***
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Logo itu terpampang besar saat mobil pak Wildan memasuki halamannya.Universitas ternama di Indonesia yang berisi para pelajar muda yg rasional.Anisa terpaksa mengikuti saran papanya yang tak pernah diinginkan.Ia duduk dikursi belakang,nitha yg tak pernah membela anaknya sedang sibuk dengan bisnisnya disamping Wildan.
Anisa membawa baju seperlunya dikoper dan perlengkapan lain ditas gendongnya.Sedangkan nitha yg terlihat kerepotan membawa 2 kardus di kedua tangannya berisi makanan.Katanya persediaan selagi anisa belum kenal daerah yogyakarta.Bukannya Anisa gk mau bantu mamanya tapi berkali kali dia meminta 1 kardusnya tetep gak boleh sama nitha.
Para mahasiswa disepanjang koridor hanya menatap kerepotan Anisa. Mereka mungkin mengira nitha adalah Kaka atau saudara Anisa. Tampilan nitha begitu modis dengan celana jeans selutut,sweater kebesaran berwarna dusty dan rambut yg terikat tak rapi . Sedang Anisa memakai backgipan cream,baju putih selutut dan kerudung yang senada dengan celananya. Mereka terus berjalan mengitari universitas yg menurut anisa tak menarik sekalipun.Wildan dan nitha mengantarkan Anisa sampai di asramanya.
"Mama, Anis gak mau ambil kedokteran"
rengek Anisa mereka akan pergi meninggalkannya."Belajar yang rajin ya sayang"
mama mengecup kening anisa sebelum benar benar pergi meninggalkannya. Anisa menyalami keduanya ketika akan pulang ke bandung.*****
Anisa tergolong orang yang mudah beradaptasi, hari pertama ia masuk kuliah banyak teman yang langsung ia dapatkan karena keramahannya.
Anisa duduk termenung di serambi masjid ulul Al-Bab milik Universitas Islam Indonesia yang sejajar dengan perpustakaan dilantai dua.Pertama kali ia menempatkan dirinya disini hatinya mulai terasa tenang,ia juga mulai betah disini."Mikirin apa si?"tanya Rena teman satu kos Anisa,Rena juga memilih fakultas yang sama dengannya.Rena duduk disampingnya Anisa yang masih memegang buku keagamaan ditangannya tapi matanya menatap kosong entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam Hawa
Romance" Itu milikmu. " Adam menunjuk serambi masjid di atas kanannya. " Itu milikku. " Telunjuknya mengarah pada perpustakaan di kirinya. " Dan ini, tempat ini milik kita. " Adam dengan serius mengatakannya pada anisa yang dibuat terperangah atas ka...