part IV

5 3 0
                                    

Anisa duduk berhadapan dengan seorang perempuan sekitar umur 7 tahun, tangan mungil milik anak itu memegang al Qur'an diatas pangkuannya yang sedang dipelajari ayat demi ayat olehnya.

" وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَتِ لُمَزَةً،
اَلَّذِىْ جَمَعَِ مالا وَعَدَّدَهُ،
يَحْسَبُ اَنَّ مَا لها اَخْلَدَهُ، "

Jihan dengan lantangnya membacakan surah al humazah, walaupun dengan tajwid yang sedikit kurang difahaminya anisa dengan telaten mengajari bagaimana cara yang benar membaca al Qur'an. Tanpa mereka sadar,ada seseorang di balik pintu yang tersenyum memperhatikan anisa.

"Coba dilanjutkan ayatnya jihan, " Pinta anisa

" كَلاَّ لَيُنْبَذَنَّ فِىْ الْحُطَمَةَ، "

" Stop han,"
Anisa menghentikan bacaan jihan saat ia mendengar huruf yang dibaca keliru olehnya.

"kalau ada nun sukun bertemu dengan huruf ba' itu dinamakan iqlab dan cara membacanya mengganti huruf nun dengan suara mim"
Anisa dengan lembut membetulkan bacaan jihan

" Caranya gimana kak? "
Tanya jihan

" كَلاَّ لَيُنْبَذَنَّ فِىْ الْحُطَمَةَ، "

Jihan meniru bacaan yang di lantunkan anisa barusan. Ia dengan sungguhnya memperhatikan dan menerapkannya.

" Kak, apa aku bisa bertemu orangtuaku di surga? "
Tanya jihan tiba tiba setelah mereka selesai mengaji.

" Pasti jihan, kamu itu anak yang baik pasti Allah akan mempertemukan kalian disana nantinya. "

" Aku ingin memberikan mahkota untuk mereka kak, aku ingin jadi hafiz Qur'an. "
Jihan dengan tekadnya menyebutkan cita cita yang sangat mulia membuat anisa tersentuh hatinya.

" Cita citamu sangat mulia han, Allah sayang banget sama jihan teruslah berlatih ya sayang"
Anisa mengusap kepala jihan yang masih tertutup mukena dengan lembut.

" Aku kangen mama sama papa kak, "
Jihan menatap anisa dengan mata berkaca kaca.

" Ada kaka disini sayang, "
Anisa membawa jihan dipelukannya ,

" Jihan bisa anggap kaka sebagai mama kamu sendiri sayang, ada umi Ratna juga yang selalu sayang sama jihan. Jadi jihan jangan sedih ya" Anisa berusaha menenangkan jihan, ia terlihat begitu tegar mukanya tapi hatinya sudah seperti dipukul dengan berbagai ribuan palu.

" Makasih ya kak, jihan sayang sama kaka. " Jihan menambah erat pelukannya

" Udah donk jangan nangis lagi, "
Anisa menatap wajah jihan dengan memperlihatkan senyumnya.

" Iya kak, "
Jihan melepas pelukan dan memaksa tersenyum di hadapan anisa.

" Jihan ke kamar dulu ya kak, udah malem " Pamit Jihan

" Iya hati hati yak, langsung tidur jangan lupa berdoa. " Titah anisa

" Iya kak siap"
Jihan memberi hormat pada anisa yang membuat nisa tersenyum lebar melihatnya.

Setelah Jihan tak terlihat anisa meunumpahkan segala air yang sedari tadi ia bendung untuk tidak terlihat sedih di hadapan Jihan. Ia menundukkan kepala dan menangkupkan kedua tangannya diwajah. Seseorang yang sedari tadi mengintip mereka datang menghampiri anisa dan mengulurkan sapu tangan milikya. Anisa kaget dan langsung menengok siapa yang ada di depannya.

" Ka rafi, "
Anisa melihat wajah familiar dihadapannya.

Rafi hanya tersenyum dan memberikan sapu  tangan miliknya yang diterima oleh anisa dengan ragu .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Adam HawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang