Enam bulan kemudian
Musim Panas, 20xxYeosang merapikan tuksedonya, rasanya cukup melelahkan setelah seharian bermain di pantai dengan teman-temannya dan di malam hari harus ikut perjamuan makan malam bersama keluarga.
Keluarganya yang Yeosang kira ia tidak punya tentu saja.
Ia memeriksa wajahnya, untung saja Jongho menumpahkan wajahnya dengan sunblock yang banyak sehingga tak perlu khawatir dengan kulit yang terbakar, paling tidak wajahnya tidak terlihat kusam untuk acara malam ini.
"Sudahlah hyung, wajahmu masih tampan kok" celetuk Jongho dari balik pintu, Yeosang terkekeh ketika melihat rambut sewarna ceri itu muncul dibalik pintu kamarnya
"Ah, tidak aku tidaklah setampan itu" ucapnya, yang ia tahu wajahnya termasuk tipe yang baik-baik saja. Yeosang hanya tidak tahu kalau Jongho ingin mengguncang-guncang bahunya lalu mengatakan 'Apa hyung bercanda?! Kau adalah orang yang paling tampan kutemui' sambil meringis.
"Ish, berhenti merendah untuk meroket atau aku tinggal dirumah saja, biar hyung pergi sendiri" sungut Jongho sambil berkacak pinggang, Yeosang langsung terkekeh melihat tingkah pemuda itu "Iya-iya maaf"
Yeosang segera meninggalkan kamar tidurnya dan Jongho lalu pergi menuju garasi, mereka telah tinggal dirumah keluarga Yeosang —yang kini telah menjadi miliknya, semenjak mereka pulang ke Korea
Semuanya berawal di hari pemakaman ibunya, saat itu Yeosang terburu-buru pulang karena Seulgi terus menerus memaksa ia pun mengajak Jongho untuk tinggal bersama untuk sementara waktu
Sementara waktu dalam arti waktu yang tidak ditentukan.
Hari itu ia menemukan fakta bahwa, selama ini ia tak pernah benar-benar terpisah dari mereka. Yeosang tak akan berbohong kalau ia kesal, ia kira dirinya sudah seratus persen tak akan kembali ke tempat ini.
Nyatanya orang tuanya meskipun sudah mati tetap saja merepotkan dirinya.
Nama Yeosang tertulis dalam surat wasiat sebagai CEO dari perusahaan ayahnya, sebelum menjadi pejabat pemerintah ayahnya adalah seorang wirausahawan sukses di bidang bisnis perumahan dan apartemen mewah di Korea dengan nama Le Soleil Housing.
Awalnya Yeosang menolak dengan tegas, ia benar-benar tidak mau berhubungan lagi dengan problema keluarganya ini. Ia bahkan bertanya pada Hongjoong bagaimana cara agar dia tidak perlu di sangkut pautkan dalam urusan ini.
Namun jawaban Hongjoong malah menjatuhkan semangat dalam dirinya, bosnya itu bilang tak masalah bila ia mengurus perusahaan itu juga, dari sudut pandang Hongjoong, Le Soleil bisa menjadi sumber kehidupan kedua Yeosang.
Itu artinya Hongjoong mendukung ia menjadi CEO, ia kira ketuanya itu malah akan marah karena takut Yeosang tak lagi profesional dalam mengerjakan pekerjaannya
"Tidak, aku percaya padamu Yeosang-ah, selama kau bersama kami, kau selalu menunjukkan performa terbaikmu, jadi yah tidak masalah" begitulah yang dikatakan Hongjoong kala itu.
Sedangkan ketika ia membicarakan hal ini pada Jongho ia malah diceramahi oleh pemuda itu
"Hyung, berarti setelah apa yang kau perbuat mereka masih percaya padamu, bukankah ini adalah hal yang baik"
Perkataan Jongho ada benarnya, padahal Yeosang telah membunuh ayahnya tapi setelah sekian lama mereka masih percaya padanya. Dengan demikian, Yeosang pun resmi menjadi pemimpin perusahaan ayahnya itu.
Namun, hal itu tidak berlangsung lama ketika ia menemukan sebuah fakta mengejutkan. Lembaran surat wasiat yang ditujukan bukan untuknya.
Untuk orang lain yang bahkan Yeosang dan Seulgi tak kenal sebelumnya. Dan sekarang ia dan Jongho dalam perjalanan untuk menemui orang tersebut
KAMU SEDANG MEMBACA
la costra nova² ; ateez
Fanfiction[ON HOLD] Enam bulan setelahnya, Hongjoong dan yang lainnya menjalani kehidupan seperti biasa dengan sedikit perubahan yaitu kehadiran Seonghwa dan San, Yeosang yang harus melanjutkan garis keluarganya, Yunho yang menjadi seorang capo dan Mingi yang...