Satu.

13K 1.1K 53
                                    

WARNING :

Semua tokoh atau karakter dalam cerita ini sepenuhnya milik Mo Xiang Tong Xiu, Penulis hanya meminjam nama untuk memenuhi fantasi.

* * *

Pagi ini Lan Wangji terbangun lebih dulu daripada biasanya, ini bahkan baru pukul 4 dini hari. Anggota sekte yang lain baru akan bangun dan memulai aktifitasnya 1 jam lagi. Tepat pada pukul 5.

Lan Wangji bermimpi tentang sesuatu, ia akan memastikan kebenaran dari mimpi itu sekarang. Setelah mencuci mukanya, Lan Wangji melangkahkan kakinya ke gerbang depan sekte Gusu.

Dan disana, ia benar-benar melihat bayi yang ada dalam mimpinya. Dua bayi itu benar-benar nyata.

Lan Wangji segera membawa kedua bayi itu kedalam gendongannya, meski sedikit kesulitan karena ini pertama kalinya ia menggendong bayi.

"Apa yang terjadi?" Lan Wangji menatap kedua bayi itu secara bergantian.

Setelah sampai di Jingshi, Lan Wangji dengan hati-hati meletakan keduanya di atas ranjang.

"Ini nyata."

* * *

Wei Wuxian buru-buru membuka mata, ia merasa tak percaya dengan apa yang ia mimpikan barusan, lalu dengan cepat Wei Wuxian bangkit dari ranjangnya.

Setelah mencuci muka, Wei Wuxian lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Ia langsung disuguhi oleh pemandangan Jiang Cheng yang sedang duduk sambil meminum teh.

"A Cheng, aku pergi dulu."ucapnya

Jiang Cheng segera menyahut. "Kau mau kemana?"tanyanya

Wei Wuxian memilih untuk bungkam tidak menjawabnya, dengan Suibian yang ada di tangan kanannya, Wei Wuxian berlari dengan cepat.

Kali ini tujuannya adalah sekte Gusu. Ia harus memastikan tentang kebenaran dari mimpinya.

Seharusnya, pemuda Wei itu baru akan sampai di Gusu beberapa hari kemudian, tapi kali ini berbeda. Dengan kecepatan yang ia punya, 16 jam setelah berangkat dari Yunmeng, kini ia benar-benar sampai di Gusu.

Wei Wuxian bisa melihat sosok pemuda Lan itu yang sedang berdiri tak jauh dari gerbang depan sekte Gusu.

Lan Wangji menatapnya, seakan-akan ia tahu bahwa Wei Wuxian benar akan datang menemuinya.

"Lan Zhan."

Lan Wangji menganggukan kepalanya, ia berjalan mendekat kearah Wei Wuxian.
"Masuk, ada yang harus kita bicarakan."

Setelah berjalan agak jauh dari gerbang, pemuda Wei itu membuka suaranya. "Lan Zhan, aku bermimpi aneh."

Lan Wangji mengangguk. "Aku tahu."

Beberapa saat setelahnya, mereka telah sampai di Jingshi. Lan Wangji menuntun tangan Wei Wuxian, mendekati ranjang.

"Lihat."ujar Lan Wangji

Wei Wuxian menerjapkan matanya kaget, dua bayi yang ada didepannya ini nyata. Persis seperti yang ada dalam mimpinya.

"Lan Zhan, apakah kedua bayi ini benar-benar dibuang oleh orang tuanya?"tanya Wei Wuxian yang langsung diangguki oleh sahabatnya, Lan Wangji.

"Apa yang harus aku lakukan?"tanya Wei Wuxian sambil menatap kedua bayi itu.

"Apa?" Lan Wangji menatap sahabatnya itu, merasa heran dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Wei Wuxian.

"Aku ingin menangis."jawab Wei Wuxian

Lan Wangji menggelengkan kepalanya, Ia tidak akan merasa aneh lagi oleh segala tingkah dan keabsurdan Wei Wuxian.

"Apa kau akan mengurus kedua bayi ini sendirian?"tanya Wei Wuxian lagi

Lan Wangji mengangguk. "Mn."

"Apa kau sudah memberikan kedua bayi ini nama?"

Lan Wangji mengangguk lagi. "Lan Sizhui dan Lan Jingyi."

Wei Wuxian bertepuk tangan, ia merasa puas dengan nama yang diberikan oleh sahabatnya.

"Bayi mana yang bernama Sizhui?"

Lan Wangji mengangkat Sizhui. "Ini."

Wei Wuxian mengangkat bayi yang satu lagi. "Kalau begitu kau pasti Jingyi."

Bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman manis, melihat Jingyi dalam gendongannya, ia jadi bertekat.

"Lan Zhan, aku akan membesarkan keduanya bersamamu."ucap Wei Wuxian

"Apa?"

"Aku tidak akan berpisah dengan Sizhui dan Jingyi, aku akan membesarkannya."

Lan Wangji benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran sahabatnya ini.

"Bagaimana dengan sekte Jiang?"tanya Lan Wangji

"Aku akan menyelesaikan pendidikanku, setelah itu kembali ke Gusu. Beri aku waktu seminggu."ucap Wei Wuxian mantap pada keputusannya

"Wei Ying, kau tidak perlu terbu—"

"Tidak, aku mau secepatnya mengurus anak-anakku."potong Wei Wuxian

Lan Wangji berdehem. "Mereka anakku."

Wei Wuxian menatap tajam Lan Wangji, bersiap meledak kapan saja. "Anak kita."

tbc

Secret | wangxianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang