Vanya masih menunggu dokter yang menangani Ali keluar dari ruangan. Dan Vanya tak berhenti menangis.
“Udah Van, jangan nangis terus.” ujar Ari. Ali dibawa ke rumah sakit oleh Kak Adam, Ari, dan juga Vanya.
“Tapi Ali gini gara - gara gue, Ri.” ujar Vanya dengan terisak
“Lo jangan salahin diri lo sendiri, Van, lo udah ngehubungin keluarganya Ali belum?” tanya Ari
“Belum, ya udah gue hubungin dulu.” ujar Vanya sambil mengeluarkan hpnya.
“Udah engga usah, lo duduk aja. Biar gue yang ngehubungin keluarganya.” ujar Kak Adam
“Makasih ya kak.” ujar Vanya
Saat Kak Adam hendak menghubungi keluarga nya Ali, tiba - tiba Ibunya Ali sudah datang.
“Gimana keadaanya Ali?” tanya Ibu yang sangat khawatir tentang anaknya
“Dokternya belum keluar, tante.” ujar Kak Adam
Vanya menghampiri Ibu Ali. “Bu, maafin Vanya ya. Ini semua gara - gara Vanya, maafin Vanya Bu.” ujar Vanya yang terus menangis karena merasa bersalah.
“Udah sayang, jangan salahin diri kamu sendiri ya. Udah kamu jangan nangis lagi, kamu harus kuat ya.” ujar Ibu Ali dengan tegarnya menenangkan Vanya.
Tak lama dokter yang menangani Ali keluar.
“Keluarganya Ali?” tanya dokter
“Saya Ibunya dok, gimana keadaan anak saya?” tanya Ibu
“Ali kehabisan banyak darah, dan golongan darah Ali sedang tidak tersedia saat ini, apabila ada yang dari anggota keluarga yang golongan darahnya sama bisa langsung kabari saya.” ujar dokter tersebut
“Dikelurga saya golongan darah yang sama dengan Ali hanya neneknya. Dan sekarang neneknya sudah tidak ada.” ujar Ibu yang sangat khawatir
“Kami sedang menghubungi PMI, semoga dari PMI ada golongan darah yang sama dengan Ali. Dan bantu juga bila ada rekannya atau kerabat yang lain yang memiliki golongan darah yang sama segera hubungi saya atau pihak rumah sakit ya bu, saya permisi dulu.” ujar dokter tersebut.
“Bu, golongan dari Ali apa?” tanya Vanya. “Siapa tau golongan darahnya sama kayak Vanya.” lanjut Vanya
“Golongan darah Ali O, Van.” ujar Ibu Ali
“Golongan darahnya sama dengan saya, tante.” ujar Kak Adam. “Saya bersedia kok tante buat donorin darah saya ke Ali.” lanjut Kak Adam
---
3 hari berlalu setelah kejadian tersebut, dan setiap harinya Vanya datang untuk melihat Ali, dan berharap kalau akan cepat sadar. Hari ini pun sama, Vanya datang dengan membawa makanan untuk Ibu yang menunggu Ali di rumah sakit.
“Bu, udah makan?” tanya Vanya
“Belum Van, nanti aja deh. Soalnya engga ada yang jagain Ali.” ujar Ibu
“Kalau gitu Ibu makan dulu, ini Vanya bawa makanan buat Ibu. Gantian sama Vanya, biar Vanya yang jagain Ali.” ujar Vanya sambil memberikan makanan yang ia bawa.
“Iya udah kalau gitu Ibu boleh engga nitip Ali sebentar, Ibu mau pulang dulu. Mau bawa baju ganti, boleh kan?” tanya Ibu
“Iya bu, boleh kok. Nanti Vanya yang jagain.” ujar Vanya
Engga lama Ibu pergi Vanya duduk di kursi sebelah ranjang Ali. Karena bosan Vanya mengeluarkan hpnya untuk menghubungi anggota karang taruna untuk menemaninya di rumah sakit.
YOU ARE READING
Just Best Friend
Non-FictionMaaf kalau banyak yang kurang baru pertama kali buat. Bahasanya non - baku :) Kalau engga suka engga usah dibaca aja yaa:)