Bagian 2 "Don't touch me"

5 3 1
                                    

Hari ini adalah hari yang ia tunggu. Setelah beberapa bulan menggarap naskah novelnya dengan berkali kali revisi, akhirnya novelnya naik cetak juga. Dia bergegas memasuki Kantor penerbitan buku.

"Hai Raina.. Congrats ya. Novelmu akan jadi luar biasa seperti biasanya" Jerry salah satu pegawai di penerbitan itu mendekatinya.
" Ah iya terima kasih Jer.. Novelku nggak seluar biasa itu kok"Raina mencoba bersikap ramah dengan Jerry walaupun sebenarnya ia agak risih.
"Gimana dengan makan siang bareng?"
"Sorry,aku sibuk Jer. Habis ini mau mantau kafe"
"As usual kamu selalu nolak aku. Gimana kalau makan siang di kafemu.jadi kamu bisa sekalian kerja"
Karena lelah berkali kali menolak ajakan pria itu, akhirnya Raina mengiyakannya saja.

Setelah menyelesaikan urusan dikantor penerbitan Raina bergegas untuk pulang dan pergi ke kafenya dengan Jerry yang membuntuti dibelakang mobilnya.

"Oh jadi ini dulu usaha abang kamu"
"Iya.. aku tinggal nerusin"Raina dan Jerry mengobrol sambil menyantap makan siang di kafenya.
" Rain.. Kamu tau dari dulu aku udah tertarik sama kamu.. Tapi kamu sulit banget didekati".Raina menegang, sejujurnya Jerry pria yang baik dan menarik tapi Raina terlalu takut untuk membuka hatinya. Dia juga merasa tidak pantas untuk pria manapun,apalagi pria sebaik Jerry.
"Kamu mau kan ngasih aku kesempatan untuk kita lebih dekat..".Raina hanya terdiam sambil melamun.
" Rain.. "Jerry mencoba menyadarkan Raina yang sedang melamun dengan menyentuh tangan Raina. Raina yang merasa tanganya disentuh langsung kaget.
" AAA.. JANGAN SENTUH GUE!! " Raina ketakutan dan reflek dia berteriak marah. Raina lalu berlari meninggalkan Jerry ke ruang pribadinya.

Sentuhan ringan Jerry di tangannya membuatnya teringat akan bayangan kelam yang bertahun-tahun dia coba lupakan. Sentuhan kecil namun berdampak dahsyat.Selama ini Raina tidak pernah membiarkan laki-laki manapun menyentuh kulitnya, ketika diajak bersalaman pun dia hanya menyatukan kedua tangannya layaknya perempuan agamis yang tidak mau disentuh yang bukan mahramnya.

"Rain.. makan dulu yuk..kamu belum makan lho"Raina sekarang berada dirumah Hanna karena dia sedang sangat tidak baik-baik saja.
" Aku Kotor kak.. Aku Kotor... "Ucap Raina berulang kali sambil memeluk kedua lututnya gemetaran.

Hanna yang melihat adik sepupunya seperti itu ikut menangis sesenggukan.Reaksinya persis seperti beberapa tahun lalu.Raina perempuan yang kuat tapi dia menjadi sangat lemah bila berhubungan dengan kejadian buruknya di masa lalu.

Keesokan harinya,Hanna mengantar Raina yang sudah agak tenang itu ke Rumah sakit untuk konsultasi ke dokter spesialis kejiwaan.

Seorang laki-laki tinggi memakai jas putih tanpa sengaja melihat keduanya yang sudah berlalu dari ruang dokter spesialis kejiwaan. Dia merasa heran dan penasaran.

Raina Fahira ( Androphobia )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang