"Loh kakak nangis lagi?"
Ini sudah ke-4 kalinya Jeongin bertemu dengan Minho dalam keadaan menangis.
Minho pun mengelap air matanya dengan lengan bajunya dan tersenyum menatap yang lebih muda.
"Sekarang udah enggak kok, soalnya ada adik peri disini"
"Kalau gitu Jeje bakal selalu bareng sama kak Minho biar kak Minho gak nangis lagi!"
Minho terkekeh gemas dan mencubit pipi Jeongin dengan pelan.
"Iya, adik peri temenin kak Minho aja ya? Jangan pernah tinggalin kakak"
Jeongin mengangguk lalu memberikan beberapa butir permen yang sudah ia bawa dari rumah tadi kepada Minho.
"Ini permen buat kakak. Biasanya kalo Jeje lagi sedih, Jeje dikasih permen sama bunda terus langsung seneng lagi!"
"Oh gitu? makasih ya Je, kak Minho bakal makan biar gak sedih lagi"
"Kalo kakak mau Jeje masih punya banyak lagi loh kak!"
"Gapapa, ini aja udah cukup kok. Adik peri kenapa selalu kesini sendiri? gak main sama bunda atau temannya?"
"Bunda masih sibuk kerja terus Jeje juga baru pindah ke komplek ini"
Mendengar jawaban itu Minho pun mengangguk dan tersenyum.
"Kalo gitu adik peri mau gak jalan-jalan keliling komplek ini? kak Minho bakal nunjukin banyak tempat"
"Mau banget kak!"
"Yaudah ayo"
Minho menarik pelan tangan Jeongin dan mengajaknya berkeliling.
Mulai dari minimarket yang biasa ia kunjungi, toko buah, sekolah hingga rumahnya ia tunjukan kepada Jeongin.
"Nah ini rumah kak Minho"
"Wahh.. rumah kak Minho indah ya, banyak banget bunganya. Jeje mau punya rumah kayak gini"
Minho hanya mengangguk dan menatap nanar rumah tempatnya tinggal.
'tapi sayangnya rumah itu cuman indah diluar, kalau masuk ke dalam rasanya kayak neraka' batin Minho
"Ayo kita lanjut jalan aja Je, masih banyak tempat yang mau kakak tunjukin"