Love in The Train

883 109 19
                                    

Duduk dipinggir jendela kereta adalah kebiasaan Jungkook sepulang dari sekolahnya. Sore memang, membarengi dengan selesainya para pekerja.

Kereta sore selalu penuh, pagi juga sama. Penuh dan desak di kereta sudah hal biasa bagi Jungkook.

Jungkook memasang earphone mematikan suasana yang dia benci. Ramai. Bahkan Jungkook harus memakai masker agar bau keringat orang-orang tidak semakin membuat Jungkook mual.

"Permisi."

Jungkook menengok menemui sepasang mata tajam berwarna hitam yang mampu menusuk hazel eyes miliknya.

"Kosong?"

Jungkook dengan nyawa yang mengambang mengangguk semu.

"Terimakasih."

Jungkook yang sadar langsung mengalihkan pandangannya. Kemanapun asal jangan pada sosok disampingnya.

Hening. Jungkook asik dengan pikirannya dan dentuman dari earphone miliknya.

Alarm train maps miliknya berbunyi dari earphone, Jungkook mengecilkan volume dan menengok pada board diatas pintu gerbong. Tujuannya telah sampai.

Jungkook melirik sekilas pada sosok yang ada disampingnya. Jungkook ingin keluar karena sebentar lagi pintu gerbong akan dibuka dan bergantian dengan yang akan masuk.

"Permisi." Jungkook menyentuh bahu laki-laki dewasa disampingnya.

"Permisi." Jungkook lebih memakai tenaganya.

Laki-laki itu tidur. Tidak ada pilihan lain. "Maaf." Lirih Jungkook lalu melompati setengah kaki laki-laki itu.

Gleg gleg gleg gleg
Guncangan sebelum kereta berhenti sudah menganggu keseimbangan banyak orang didalam kereta. Termasuk Jungkook.

Kereta berhenti dengan gerakan tidak terduga hingga membuat beberapa orang bertubrukan maupun jatuh. Dan sialnya, Jungkook jatuh terduduk diatas pangkuan laki-laki itu.

Laki-laki itu terbangun karena teriakan beberapa penumpang termasuk seorang laki-laki berseragam SMA yang duduk di pangkuannya. Posisi ambigu.

"Ah, maaf." Jungkook lantas berdiri dari paha laki-laki itu dan segera turun. Pipinya memerah malu meski menggunakan masker namun Jungkook menghindari tatapan laki-laki itu.

Jungkook berjalan cukup cepat seperti dikejar sesuatu namun tidak ada suatu apapun yang mengejarnya.

Jungkook bernafas lega setelah beberapa langkah keluar dari stasiun. Jungkook bahkan lupa memesan ojol.

Jungkook berjongkok dipinggir jalan memesan ojol untuk pulang sampai ke rumahnya.

"Atas nama Jeon Kookie?" Seorang pria hampir paruh baya membawa motor didepannya.

Jungkook mendongak mengangguk. Menerima uluran helm.






Sampai didepan rumah yang tidak begitu luas, Jungkook turun dari motor dan menyerahkan uang beberapa lembar sesuai nominal.

"Terimakasih."

"Jangan lupa bintang lima ya."

"Siap, pak!"

Jungkook membuka gerbang dan masuk ke halaman rumah.

Rumahnya kembali sepi, bundanya pasti sedang belanja karena ini tanggal restock persediaan rumah.

Jungkook tidak sengaja mengingat kembali kejadian di kereta. Memalukan.

"Aish! Ceroboh sekali Jungkook!" Geram Jungkook.

Love in The Train✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang