Bila nafas tidak lagi menghembus,
Noktah sudah kanvas hidupmu,
Tiada lagi berus, warna, pena yang mampu kamu coretkan lagi.Indah atau jelik, kamu sendiri yang tahu, meski riwayat mu singkat penuh isi atau lama nipis isi.
Bila mati, kamu hanya mati. Ratus jutanya manusia, hilangmu tiada berasa, tiada makna.
Awalnya segar di keliling mu, lamanya kamu hanya cebisan memori dalam kanvas hidup yang lain.
Ke tanah jua rumah abadimu,
Angka, material cuma tinggal-tinggalan yang tidak dapat kamu bawa bersama.Mungkin kini pakaian kita cukup bedanya, namun akhirnya semua kita berselimut putih, kaku mengiring dalam tanah, keseorangan.
Yang akan menguruskan mu mungkin kenal, mungkin tidak. Yang datang menziarahi mu mungkin kenal mungkin tidak. Yang mengusung mu itu nanti juga, mungkin kenal mungkin tidak.
Mungkin kenal, mereka sahaja sahabat mu, yang mu gelar kawan masa dikandungnya hayat dalam jasad.
Mungkin tidak, apakah amalan mu sampai sanggup mengerah keringat, menyempurnakan pemergian.
"Kepada yang hadir, ku ucap terima kasih walau tak ku ucap, hanya Esa yang mampu balas".