Tepat pukul 15.10 Cafe Bright sedang ramai-ramainya. Tempat yang terkenal dengan dessertnya ini tidak pernah sepi pengunjung. Tak hanya dessert, cafe ini juga menyediakan kentang goreng dan makanan berat lainnya.
Cafe ini sering dikunjungi anak sekolah. Karena harganya ramah kantong dan juga suasana yang tenang dan nyaman saat sedang berbincang-bincang. Sama halnya dengan Zarel dan teman-temannya, mereka juga menyukai tempat ini.
"Gue minta ini doang Jay masa nggak boleh sih, lu mah gitu sama temen sendiri," Gafih menunjuk kentang goreng milik Jay yang terlihat menggodanya.
"Bodoamat, tinggal pesen apa susahnya," balas Jay
"Kasih aja Jay, kasian anak orang nggak pernah makan kentang," ucap Doni membela.
"Ya kali kentang makan kentang," candaan Jay mendapatkan kekehan dari teman-temannya dan dibalas dengan lirikan mata Gafih.
"Uuu.... pedasss," ucap Doni sembari menaik-turunkan tangannya.
"Nih minum," Jay asal memberikan minuman didepannya entah milik siapa untuk diberikan kepada Doni.
"Maksud gue bukan gitu elah, Jay,"
Doni menerima minuman dari Jay dan meminumnya."Gausah lo minum kalo bukan gitu," ledek Zarel.
"Tau tuh bocah, minuman punya gue juga," Gafih merebut kembali minuman yang sedang diminum Doni.
"Eh..eh... tanggung dikit lagi abis, pesen lagi aja kenapa sih."
"Ga usah ya, ini.... enak tauuu," Gafih memberi gaya seperti iklan minuman yang ia tonton.
"Udah gue minum juga. Maklum kentang aja gak mampu beli apalagi ginian."
"Maaf ya, bukan gak mampu beli tapi lagi hemat aja. Kasian emak gue dirumah nunggu bang toyib gak pulang-pulang," awur Gafih.
"Durhaka banget lu," ucap Zarel
"Gak dikasih duit, baru tau lo," kompor Jay
"Pulang-pulang langsung sungkem nih," pancing Doni
"Amit-amit.... maapin Gafih mah, bercanda doang. Janji deh gak ngulang," mohon Gafih dengan ekspresi wajah khawatir.
"Nah kan takut dia," goda Zarel
Mereka tertawa karena tingkah kocak teman 'freak' nya, siapa lagi jika bukan Gafih.
Secuek-cueknya orang kalo ngumpul bareng sohib pasti keluar jiwa-jiwa recehnya, kaya mereka ini padahal baru deket.
🌙
Zia berada dirumah Alesya untuk kerja kelompok membuat tugas sekolah, tak hanya Zia tetapi ada teman mereka yang lain.
Kini rumah Alesya dipenuhi dengan kehebohan yang dibuat manusia-manusia tidak berakhlak, siapa lagi jika bukan Aldo dan kawan-kawan
"Ini taruh mana woi!?" jerit Aldo sambil mengangkat sebuah kotak kardus berisi kertas-kertas untuk tugas.
"Ga usah ngegas ih!" amuk Nasyi
"Punya toa gausah diumbar, malu sama tetangga," peringat Ronald tanpa rasa bersalah.
"Diem bae lu!" jawab Aldo.
"Taruh situ aja," Zia menunjuk sudut ruangan yang mereka gunakan.
Aldo menaruh kotak kardus itu disudut ruangan yang dimaksud Zia.
"Kita bikin kaya gini tu buat besok lomba basket itu kan?" tanya Alesya memastikan.
"Iya, buat semangatin tim kita," seru Nasyi
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love
Teen FictionDia sudah pergi membawa rasa yang sebelumnya akan menjadi abadi untuk selamanya. Sebelum kisah itu dimulai, sudah meninggalkan bekas yang paling mendalam dan penyesalan. Berikan yang terbaik sebelum dipisahkan oleh takdir. [AKAN DIREVISI SETELAH END...