Chapter 14 Pasar

1.3K 144 2
                                    

Matahari mulai meninggi dan cuaca hari ini begitu panas, Himeko dan Aoi sedang berjalan-jalan di pasar untuk membeli bahan makanan yang sudah habis dan obat-obatan yang akan di butuhkan oleh Shinobu.

"Kita mampir kesini terlebih dahulu."ucap Aoi.

Himeko pun mengangguk, mereka berdua masuk ke sebuah toko obat-obatan. Ketika telah sampai di toko obat-obatan, Aoi memberikan sebuah catatan yang sudah di tulis oleh Shinobu, penjaga obat-obatan meraih catatan yang di berikan Aoi dan langsung membacanya. Setelahnya dia pergi untuk mengambil beberapa obat-obatan dan perban. Sesudah terkumpul semuanya, Aoi memberikan uang kepada penjaga toko itu dan langsung mengambil obat-obatan dan perban yang sudah di masukan ke dalam kantung.

Mereka berdua berjalan di tengah keramaian pasar dan melihat ada sebuah acara kontes makan di depan toko minuman keras. Aoi teringat bahwa 2 orang tua Kanao pernah menjual Kanao sewaktu ia masih kecil agar terhindar dari kemiskinan. Ia merasa kalau dia mengajak Kanao pergi ke pasar bukan nya Himeko, apa yang akan Kanao rasakan nanti jika ia biarkan Kanao melihat pemandangan yang penuh dengan kerakusan ini?

"Kenapa dengan dia? Dia terus saja melihat kontes itu, emangnya segitu menarik kah?"ucap Himeko dalam hati.

"Apa aku harus membuyarkan lamunan nya?"ucap nya lagi dalam hati.

"Ehkm... Aoi-chan?"ucap Himeko sambil memegang pundak Aoi.

"Ah, maaf, yuk kita jalan lagi untuk membeli bahan-bahan makanan." ucap Aoi.

Aoi dan Himeko langsung pergi dari sana. Tapi setelah itu seorang pembuat sumo yang telah mengikuti kontes itu tersendat dan terjatuh. Aoi yang mendengarnya langsung segera menghampirinya, Himeko yang melihat Aoi berlari mengarah ke seorang pengulat sumo itu langsung mengikuti nya. Setelah sampai, Aoi langsung mengecek nadi dan juga pernapasannya, ia berpendapat bahwa orang itu akan mati jika tidak segera ditolong.

Aoi meminta para penonton untuk segera menghubungi dokter, serta meminta Himeko untuk mengambil beberapa obat-obatan yang sudah mereka beli tadi. Himeko pun menerima perintah Aoi, dia cepat-cepat mengeluarkan beberapa obat.

Lalu seorang pemabuk datang dan mengganggunya serta memintanya untuk tidak ikut campur masalah konteks itu. Himeko memintanya untuk diam dan si pemabuk pun mulai marah, Himeko pun memukul tangannya agar menjauh darinya, pemabuk itu juga mengatakan kepadanya,

"Kalau kau tidak berhenti, akan ku patahkan tanganmu!!"ucap si pemabuk itu.

Himeko pun mulai marah, dia memukul tangannya beberapa kali dan mencubit-cubit pinggang pemabuk itu. Setelah itu, si pemabuk itu akhirnya mundur sampai memasang wajah marah dan kesakitan.

Aoi tidak menghiraukan mereka dan tetap mengobati si pegulat itu, dia juga tidak takut kepada semua lelaki yang ada di hadapannya. Setelah Aoi menggunakan kemampuan pengobatannya untuk menolong si pegulat, sang dokter yang baru saja tiba, melihat kejadian itu dan memberikan rasa kagumnya kepada Aoi. Pemilik toko memberikannya sekantong berisi nasi dan sake sebagai rasa terima kasih. Setelah itu mereka berdua kembali berjalan untuk membeli bahan-bahan makanan.

"Himeko-chan, apakah kita harus membawa nasi dan sake ini?"ucap Aoi.

"Hmm.... Nasi sih bisa, tapi kalau sake kayanya tidak bisa, karena disana tidak ada meminum sake."ucap Himeko.

"Benar juga."ucap Aoi.

"Kalau bisa, kita jual saja nasi dan sake nya lumayan nanti dapat uang."ucap Himeko.

"Sepertinya ide yang bagus."ucap Aoi.

Tapi di saat itu mereka melihat pasangan suami istri yang bertengkar, dan mereka pun langsung berlari mengarah suami istri tersebut.

Kimetsu No Yaiba : Ishimoto no bōkenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang