3| Jeruji besi - END

13 7 0
                                    

Walaupun Ann dingin padaku, percayalah aku mengetahui kisahnya karena dia sendiri yang bercerita.
.
.
.

Ann bekerja seperti biasa, namun pikirannya terus tertuju pada kejadian saat malam itu. Sehingga, Ann yang biasanya selalu berhati-hati menjadi ceroboh malam ini karena terus berbuat kesalahan.

Hingga Ann dipanggil ke ruangan Jack.

"Apa ada yang mengganggu pikiranmu? Hari ini kau bersikap tidak biasa, Nona Antonio..." tanya Jack dengan nada yang sarat akan sarkastik.

Jack selalu merasa dekat dengan Ann, sehingga pria itu selalu memanggil Anniette dengan nama pendeknya. Namun jika dirinya tiba-tiba memanggil Ann dengan marga Ann, tandanya Jack benar-benar serius dengan apa yang diucapkannya.

"Maaf, pak. Saya sedikit stress akhir-akhir ini..."

"Stress kenapa?"

Ann melipat bibirnya gugup dan menjatuhkan pandangannya ke sepatu yang dikenakannya.

"Banyak hal, pak..."

"Baiklah, kalau begitu kau langsung pulang saja dari pada terus membuat kekacauan di restoranku." ucap Jack dengan santai namun alisnya diturunkan dan mengerut samar. Jack terlihat kesal.

Terlihat dari gelagat Jack, tampaknya bos Anniette takkan menawarkan tumpangan kendaraan malam ini, sehingga Ann hanya bisa membungkuk singkat dan segera melangkah keluar dari ruangan setelah mengatakan, "Baiklah, terima kasih karena sudah mengizinkan saya pulang dan maaf karena telah berbuat kekacauan di restoran Anda. Saya permisi."

Ketika sedang berjalan di pinggir jalan, Ann tiba-tiba dikejutkan Nicole yang sedang mengendarai mobilnya.

Kenapa lelaki itu selalu menempel padanya sih? pikir Ann.

"Butuh tumpangan, Ann?"

"Tidak, terima kasih!" ucap Ann dengan nada dingin kemudian kembali melanjutkan langkahnya.

"Baiklah, kalau begitu aku akan mengikutimu..." celetuk Nicole,

"Apa?! Tidak boleh! Pergilah!" sanggah Ann cepat.

"Wah, gelagatmu sungguh mencurigakan, apakah kau menyembunyikan sesuatu dalam rumahmu? Mayat seseorang?" ucapnya sambil tertawa hambar, namun ekspresi Ann sudah pucat dan terkejut, perkataan Nicole benar-benar tepat.

"Hey, aku hanya bercanda! Cepat naik mobil! Aku antarkan kau sampai rumah."

Maka Anniette mau tak mau ikut pemuda itu naik kendaraannya.

Tak ada yang berbicara selama perjalanan, hingga mobil Nicole sampai di pekarangan rumah Ann.

Rumahnya terkesan elegan, temboknya bercat putih dan sebagian besar di tutupi batu marmer, membuat rumahnya cukup tersorot dan bersinar. Dari luar saja terlihat luas, apalagi isi rumahnya.

Nicole dan orang lain hanya tak tahu, Ann hidup miskin di dalam rumah mewah yang kini dilihatnya.

"Terima kasih sudah mengantar, pulanglah!" ujar Ann kemudian buru-buru berjalan menuju pintunya sebelum Nicole berceletuk, "Boleh aku masuk?"

Anniette membalikkan badannya menatap Nicole dengan mata membulat terkejut.

"Tidak! Tidak boleh!"

"Kenapa kau terus menolak, sih?" tanya Nicole dengan wajah dipoutkan.

"Karena aku punya privasi."

"Semua orang punya privasi, tapi mereka mengizinkan temannya mengunjungi rumahnya..."

Moving but not Living [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang