PART 01

15 1 0
                                    

“Yerin! Temenin gua ke kelas 12 IPS 3!” kata Hanna sambil berlari mendekati bangku Yerin yang ada di tengah.

Yerin yang sedang menyantap makanannya jadi mengumpat. Ia mendelik ke arah Hanna. “Lagi makan, ntar dulu,” kata Yerin.

Hanna berdecak. “Nanti aja, nanti gua traktir. Dikit lagi mau bel, nih!” kata Hanna sambil membereskan bekal Yerin.

Yerin mengumpat. Ia mengelus dadanya. Sabar-sabar.

Setelah itu, Hanna menyeret Yerin keluar dari kelas. Berjalan menuruni tangga dengan cepat, membuat Yerin menggeram kesal.

Saat sudah sampai di lantai 2, Yerin langsung melepas cekalan Hanna. Hanna yang melihat itu hanya cengengesan.

Emang deh, murid kelas 10 IPS 2 emang gaada yang bener. Sama-sama bobrok dan kurang ajar. Cuman Yerin doang yang waras.

“Tunggu disini, Yer. Jangan kemana-kemana. Awas di culik sama buaya!” kata Hanna lalu berjalan memasuki kelas 12 IPS 3.

Yerin berdecak. Ia memilih untuk berdiri, menatap pemandangan dari lantai 2 ini. Menatap suasana sekolahnya dengan wajah datar.

“Hai,”

Sapaan itu membuat Yerin menoleh. Ia mendelik saat melihat juluran tangan. Lalu melengos begitu saja.

Ini kan yang senyum sama gua tadi.

Cowok itu menipiskan bibirnya. Lalu menarik tangannya, dan memasukkan dalam saku celana.

“Jomblo?” tanya pemuda itu.

Lagi-lagi Yerin mendelik. “Kenapa? Mau sepikin gua?” katanya galak.

Cowok itu terlonjak kaget, sedikit melebarkan matanya menatap wajah galak Yerin. “Buset, galak amat.” celetuk pemuda itu.

Yerin mendelik. Mencoba menghiraukan pemuda itu dengan mencari kesibukan sendiri. Ia memainkan ponselnya, lalu membuka LINE. Bukan LINE pribadi, tepatnya LINE khusus roleplayer.

Ya, Yerin punya dunia ke-dua disana. Dimana ia bisa mendapatkan apa saja yang ia mau. Dan tentunya mendapatkan lebih banyak teman. Walau hanya sekedar virtual.

“Eh, main rp?” celetuk pemuda itu yang tidak sengaja mebgintip sebentar.

“Ngintip lo ya?!” selidik Yerin sambil menyipitkan matanya.

Cowok itu bergumam. “Hm, tadi sempet liat. Gua juga main, add id gua dong. Id nya gua keren.” katanya.

Yerin menggeleng. “Ogah! Bilang aja mau modus kan, lo!” tuduh Yerin.

Bukannya apa-apa. Yerin sudah banyak mendapatkan modelan seperti pemuda di sampingnya ini. Awalnya sih bilang main rp juga, tapi pas di add malah akun aslinya. Terus malah sepikin dia lagi, ya karena gak tahan, akhirnya dia block deh akunnya.

“Heung? Serius gua. Nih kalo gak percaya gua kasih liat,” ucap cowok itu sambil merogoh ponselnya, lalu menunjukkan LINE roleplayer miliknya.

Yerin membelaklak. Cukup terkejut saat melihat teman cowok itu sangat banyak. Sampai 3000 lebih!

“Pasti degemnya banyak,” gumam Yerin. Matanya masih terpaku pada layar ponsel itu.

Cowok itu menggeleng. “Nggak. Gua bukan fakboi ya,” katanya mengelak.

Yerin mendelik. “Gak peduli juga, sih. Yaudah, id lu apa tadi?” tanya Yerin.

“Gua keren,” ucap cowok itu.

Yerin mengangguk. Lalu mengetikkan id LINE itu. Dan langsung menambahkannya sebagai teman.

Cowok itu yang melihat notifikasi, langsung menerima permintaan berteman itu.

“Lu aktif tl gak?” tanya cowok itu.

Yerin mengangguk. “Lumayan,” kata Yerin. Lalu membalikkan badannya, melihat ke arah kelas 12 IPS 3.

Cowok itu mengangguk. “Kalo gua post, like tl gua ya. Gua sering update soalnya,” kata cowok itu.

“Kalo gua suka ya gua like,” kata Yerin.

Cowok itu mengangguk. “Nama gua Bram, nama lo siapa?” tanya cowok itu tiba-tiba.

Yerin bergumam, lalu menoleh. Akhirnya menerima jabat tangan itu. “Yerin. Yerin Novilda,” katanya memperjelas.

Nice to meet you. Gua pergi dulu, mau solat jumat,” katanya lalu melangkah pergi.

━━━━━━━━━

“Han, kenalin gue dong sama Yerin,” rengek Bram sambil mengguncang tangan gadis mungil itu.

Hanna berdecak sebal. “Ogah! Cari mangsa lain sana, kasian banget temen gua sama fakboi kaya lo!” ucap Hanna kembali melanjutkan pekerjaannya.

Bram mendelik. Lalu tiba-tiba mengatupkan bibir. Ia merebahkan dirinya di lantai koridor, lalu menatap langit-langit koridor itu.

“Sebenernya gua goodboy, Han. Cuman karena banyak yang baper sama gue, gue langsung di cap fakboi. Padahal gua mau serius sama Yerin,” keluh Bram.

Hannya yang mendengar itu jadi mengumpat. “Heh ya, gue kasih tau, Bram. Mana ada goodboy kayak lo, yang sepikin semua cewek. Cewek senyum, lu sepikin. Emang bener-bener,” omel Hanna sambil mengingat kejadiaan di koridor waktu itu.

Bramos mendengus. “Yaudah, gua udah tau id dia sih,” kata Bramos membuat Hanna melotot tajam.

“Tau darimana, lo?! Bayar orang, ya?!” tanya Hanna galak. Bramos mendelik, lalu menepuk-nepuk pantatnya takut kotor sehabis tiduran di lantai koridor.

“Mulut lo emang nyablak, ya. Si Yerin yang kasih sendiri sama gua, ya meskipun cuman id roleplayer dia,” kata Bram.

Hanna langsung melotot kecil. Terkaget jika Bram bermain roleplayer. “Lo main roleplayer?” tanya Hanna.

Bram menoleh, lalu mengangguk. “Udah lama, dari kelas 10,” katanya sambil duduk disamping Hanna.

Hanna hanya membeo. Lalu kembali fokus pada ponselnya. Ya, tentu saja untuk ber-chatting ria bersama pacarnya.

Bram yang merasa terasingkan langsung menendang kaki Hanna dengan kencang. Membuat gadis itu mengumpat dalam hati.

“Lo masih sama Jeykey?” tanya Bram.

Hanna mengangguk. “Iya, lah. Emang lo yang pacaran baru berapa bulan dah putus,” ceplos Hanna.

Brama berdecak sebal. “Lo tuh emang bener-bener ngablak ya. Liat aja, gua doain putus sama Jeykey. Mana betah dia sama modelan kaya lo, sukanya nyablak terus,” kata Bram menyumpahi.

“Sialan. Pergi lo! Awas aja sepikin temen gua, gua bunuh, lo!” ancam Hanna.

Bram mengedikkan bahunya tidak perduli, lalu berjalan menaiki tangga. Ingin bertemu dengan calon pacar











TBC


TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ROLEPLAYERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang