Bab 1

0 0 0
                                    

"Lily bangun! "
"kakak mohon buka matamu lily"

Aku merasakan teriakan kakakku rasanya aku ingin bangun tapi mata ku terasa berat saat aku ingin membuka pejaman ini.

aku teringat bahwa aku tertabrak truck dari arah berlawanan,aku tidak bisa merasakan luka pada tubuhku.Aku telah dicampakan oleh orang yang aku sayang yang selalu kujaga tapi aku salah bahwa dia bukan jodohku.

           ---          ---         ---
"sayang kamu ngerasa sakit yang mana biar mama panggilin dokternya". Ujar Mama dengan raut wajah sedih bercampur khawatir.

"Mama sayang aku gak apa apa".Ujarku agar membuatnya tenang.

"Gak apa apa apanya?,kalau kamu gak kenapa napa tuh kamu gak bakal di rumah sakit".Omel Mama,lah kan aku berucap seperti itu agar Mama gak panik eh malah aku kenak omel dah.

"Permisi saya mau meriksa pasiennya dulu".Ujar dokter yang pernah aku lihat tapi entah dimana.Akhirnya Mama keluar dari ruang inap aku terlebih dahulu.

"Untung anda ditemukan lebih cepat jika tidak nyawa anda akan melayang".Ujar dokter songong yang membuatku geram mendengar kata katanya yang keluar dari mulutnya yang pedas minta ampun,nasib nasib kenapa aku harus bertemu dokter seperti dia.
  
     "Dek,abang pergi dulu ya".Ujar dokter yang wajahnya hampir mirip dengan dokter yang merawatku ini.Seketika aku melongo melihat kearah mereka berdua.
     "Gak usah kaget kali,kayak gak pernah lihat anak kembar aja".Sumpah gue nyesel tadi terperangah saat melihat mereka berdua.

     "Maafkan adik saya ini,mulutnya emang pedas kalau ngomong".Yaampunnn demi apa pun dia kakaknya bertolak belakang sama si dokter songong ini,udah tampan,sopan,baik lagi.

    "Lihatnya jangan gitu napa kayak gak pernah lihat cowok ganteng aja,oh ya sih kan yang paling tampan dimuka bumi ini hanya aku yang tampan".Selain songong,pedas,ternyata percaya dirinya tingkat dewa.

    "Ehm,saya berangkat dulu dan kau adik jaga ucapanmu didepan pasien mu".Ujarmya dan segera pergi dari hadapan kita.

   "Denger tuh kata abang kau".Ujarku yang membuatnya mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil.Tak lama kemudian dia pergi dengan raut wajah yang kesal.

  Aku berjalan disekitar lorong rumah sakit karna aku ingin jalan jalan di malam hari agar membuat otakku menjadi fresh,sebenarnya aku takut sih kalau berjalan sendirian tengah malam aku membayangkan saat aku berjalan ada seseorang dari arah belakangku mengikutiku sepanjang jalan lalu...

   "Jangan berjalan sendirian di lorong rumah sakit jika kamu merasa takut,jika tidak..."

   "Lariii".Teriakku sambil berlari menuju ruang kamar inapku,sebelum aku sampai didepan ruang inapku kakiku tidak sengaja tersandung alhasil akupun terjatuh.

  "Ngapain lari kayak gitu,kayak ada yang ngejar kamu aja".Ucap seorang cowok memakai jas dokter memiliki rahang yang tegas wajah yang sangat sempurna itu membuatku terpanah dengannya.
 
   "Lain kali kalau takut jalan sendirian di lorong rumah sakit gak usah sok berani jalan sendirian kan nanti ujung ujungnya kayak gini lagi".Omel pria itu yang membuat mataku ingin menjatuhkan bulir bulir bening,tanpa kusadari bulir bening itu sudah menetes dan menjadi mulai deras seperti hujan.Aku segera berdiri dan meninggalkan pria itu,aku tidak inging bertemu dengannya kembali,entah namanya siapa yang penting aku tidak ingin berjumpa dengannya kembali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Siapakah kamu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang