Chapter 4: Kesalahan

2.2K 204 56
                                    

Entah apa yang terjadi pada kepala Hinata saat itu tapi setiap pukulannya selalu mengarah pada luar lapangan sampai-sampai Kageyama yang hilang kesabaran pun merasa kesal dan tidak mau memberikan bola padanya lagi sementara pelatih Ukai pun meminta Hinata untuk menepi dari lapangan.

Setelah menepi dari lapangan, Hinata segera mengambil botol minuman miliknya dan meminumnya.

'Aku tidak bisa fokus',pikir Hinata merasa teleng padahal biasanya dia pasti akan semangat dan fokus saat mendapat toss dari Kageyama.

"Pelatih, aku mau istirahat dulu",ucap Hinata sembari menunggu jawaban.

"Baiklah. Hinata, pulihkan dulu kesehatanmu setelah itu baru latihan lagi",ucap Pelatih Ukai mengizinkan.

Meskipun merasa teleng, Hinata memutuskan tembok sebagai sandaran dan berjalan pelan keluar lapangan.

"Kau ini benar-benar bodoh ya?",tanya Kageyama tiba-tiba sudah ada saja di depan Hinata dan langsung saja menggendong Hinata.

"Kage-yama?",panggil Hinata ragu karena kepalanya pusing bukan main dan melihat sekitarnya seperti berputar-putar.

Kageyama akhirnya membawa Hinata ke UKS dan membaringkannya di kasur. Kageyama menatap Hinata dalam diam.

'Dia benar-benar sakit rupanya',pikir Kageyama.

Kageyama berjalan mendekat dan menyentuh rambut Hinata pelan.

"Cepat sembuh! Ingat, sebentar lagi ada pertandingan",ucap Kageyama setelahnya.

"Hehe",gumam Hinata mulai memejamkan matanya begitu merasakan tangan Kageyama menyentuhnya lembut.

"Bagaimana keadaan Hinata?",tanya Sugawara menyembul dari balik pintu.

"Sudah tidur",balas Kageyama.

Sugawara pun berjalan mendekat dan langsung menepuk punggung Kageyama kuat,"kau jaga saja Hinata disini, serahkan yang di lapangan padaku. Nanti biar aku izinkan ke Pelatih Ukai."

"Ha'i",balas Kageyama merasa punggungnya nyeri dan dilihatnya Sugawara sudah pergi.

Kageyama pun tersenyum gelisah tak lama kemudian, sejujurnya ia mengkhawatirkan kesehatan Hinata saat ini yang nampak sangat tidak baik.

Tiba-tiba keringat muncul sangat deras dari Hinata membuat Kageyama kaget dan bingung setengah mati. Tak lama kemudian entah mengapa Hinata membuka matanya dengan wajah yang memerah.

Hinata langsung melihat Kageyama dengan tatapan aneh.

"Kageyama hehe",kekeh Hinata tiba-tiba seperti berniat ingin turun dari kasurnya tapi langsung ditahan Kageyama.

"Apa yang ingin kau lakukan?",tanya Kageyama kaget dengan aksi tiba-tiba Hinata.

Hinata langsung mencengkeram pakaian Kageyama lalu melingkarkan tangannya di perpaduan leher Kageyama. Dengan wajah yang semakin memerah Hinata kembali berucap,"Kageyama, kau terlihat sangat tampan" puji Hinata memperhatikan setiap lekuk wajah Kageyama.

"Hah?",kaget Kageyama tapi ternyata tidak sampai disitu saja, Hinata langsung melumat bibir Kageyama pelan hingga benang saliva terlihat jelas keluar dari dalam bibir keduanya ketika Kageyama mendorong paksa Hinata.

"Kageyama kau sangat tampan",puji Hinata lagi sampai hidung keduanya saling bersentuhan.

"Aku memang tampan tapi kau terlihat lebih aneh",ucap Kageyama masih terlihat shock dengan aksi spontan Hinata.

Disisi lain terlihat Sugawara datang dan berjalan pelan menuju pelatih Ukai.

"Pelatih, aku baru saja melihat Hinata beristirahat dan kupikir akan bagus jika Kageyama menemani Hinata untuk sementara waktu",ucap Sugawara tersenyum penuh isyarat.

"Huh? Ah begitu. Baiklah",ucap Ukai merasa aneh dengan senyuman yang Sugawara tunjukkan tapi dirinya tidak berniat bertanya.

Sugawara pun lewat dan mendatangi Asahi.

"Asahi, Kageyama sedang bersama Hinata sekarang",ucap Sugawara masih tersenyum.

"Ah? Begitu..",ucap Asahi yang rupanya juga menyadari senyum aneh yang Sugawara tunjukkan.

"Ne kau tahu, Asahi. Tentang kejadian yang dilakukan Hinata minggu lalu",ucap Sugawara.

"Ya?",balas Asahi ragu.

"Hehe, sewaktu aku mengantar Hinata yang nampak aneh mirip seperti tadi. Hinata itu.. sepertinya suka melakukan sesuatu diluar kebiasaannya",ucap Sugawara tersenyum misterius dengan diselingi sesuatu.

"Sesuatu yang aneh seperti apa?",tanya Sawamura penasaran lalu datang mendekat.

"Hehe, tenyata Hinata itu suka melakukan sesuatu yang liar terlepas dari tampilan polosnya dan pasti itu akan terjadi lagi. Kali ini pasti dengan Kageyama",ungkap Sugawara tersenyum senang.

"Hah?",Asahi dan Sawamura langsung kaget hingga tanpa sadar saling melirik satu sama lain dengan pikiran yang sama,'jangan-jangan. Ne, bukankah itu artinya Hinata harus segera dihentikan!'

"Jangan khawatir, biarkan saja mereka melakukan berbagai hal berdua",ungkap Sugawara menggandeng leher Asahi dan Sawamura seakan-akan tahu isi pikiran keduanya.

"Apa benar tidak apa?",tanya Sawamura mewakili Asahi yang nampak sangat gelisah.

Sawamura mengangguk dan Asahi berpikir penuh harap,'semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk pada Kageyama.'

Kembali ke Kagehina. Hinata rupanya telah duduk di atas Kageyama sembari tersenyum-senyum penuh makna.

"Kage-yama-kun",ucap Hinata.

'Kun?',pikir Kageyama melotot.

"Aku akan kembali ke lapangan",ungkap Kageyama dengan keringat yang mengucur deras karena gelisah.

Hinata menunduk dan sedikit bermain-main dengan pakaian Kageyama.

"Kageyama sudah mau pergi? Tidak asyik, ayo lakukan sesuatu denganku dulu",ajak Hinata enggan turun dari pangkuan Kageyama.

"Kita masih bisa berduaan lebih lama", lanjut Hinata setelahnya.

"Tidak perlu, arigatou",ucap Kageyama panik dan berniat melepaskan paksa lehernya yang kini tengah dipeluk Hinata.

"Kageyama",gumam Hinata semakin mendekatkan wajahnya pada Kageyama membuat Kageyama menjadi lebih panik.

"Baka",umpat Kageyama kesal dan memukul kepala Hinata.

"Kageyama kejam",ucap Hinata setelahnya dengan mata yang berkaca-kaca dan wajah yang memerah.

Ah lengkap sudah penderitaan Kageyama sekarang!

'Semoga mereka bermain lebih',harap Sugawara masih tersenyum-senyum sendiri.









Senin, 7 Desember 2020
10:54

Chemistry ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang