#Author Pov
"Bicara seperti biasa saja," ucap Nici datar. Daniel menghentikan kegiatannya dalam menyusun makanan dan mendongak, menatap Nici.
"Arasseo," balas Daniel dan kembali melanjutkan kegiatannya. Angin berhembus sepoi², memberikan efek sejuk pada dua manusia beda gender di rooftoop tersebut.
"Boleh aku bertanya?" tanya Nici datar, memecah keheningan.
"Nee," jawab Daniel dan meletakkan cemilan terakhir diatas meja.
"Kau tinggal dengan siapa?" tanya Nici datar. Daniel bangkit dari sofa dan berjalan menghampiri Nici.
"Dengan hyung ku, tapi dia hanya seminggu disini. Wae-yo?" jawab dan tanya Daniel balik. Ia melipat kedua tangan diatas pembatas dinding rooftoop dan menatap langit biru yang cerah.
"Dimana orangtuamu?" tanya Nici lagi. Kali ini Daniel mengernyit bingung. Kenapa malah bertanya mengenai orangtua?
"Korea." Walau bingung, ia tetap menjawab pertanyaan dari Nici.
"Berhati-hatilah," ucap Nici memperingati. Ia bangkit dari duduknya dan berbalik melompat dari atas dinding, ke dalam rooftoop. Ia menghampiri meja yang ada di rooftoop, membiarkan Daniel yang sibuk berkutat dengan pikirannya.
Drrrrrt...
Nici duduk di sofa single dan mengeluarkan Hp dari saku jasnya, menatap datar layar Hp nya yang menampilkan nama si penelpon, ia pun mendial tombol hijau dan menyalakan speaker Hp nya. Meletakkan Hp diatas meja dan mengambil sebungkus besar Lays.
"Salam dokter, saya ingin menyampaikan perkembangan tentang nyonya besar," ucap seseorang di seberang telpon. Nici membuka bungkusannya dan mulai memakan keripik lays seraya bersandar di kepala sofa. Daniel berbalik dan hanya berdiri di tempatnya, menyimak percakapan Nici dengan orang lain.
"Bagaimana perkembangannya?" Tanya Nici datar.
"Penyakit kanker tiba² naik ke stadium 3, dokter. Nyonya semakin sulit bernafas, tapi kami sudah mengatasinya." Nici mengangguk kecil seraya menatap datar langit.
"Kenapa bisa?" Tanya Nici masih dengan nada datar. Ia mengambil coklat dari atas meja dan memakannya.
"Kesehatan tubuh nyonya besar menurun secara tiba² dan membuat hal ini terjadi. Saya sarankan agar nyonya di operasi secepatnya hari ini, nona."
"Aku akan kesana sepulang sekolah. Pastikan ibu ku baik² saja selama aku tidak disana. Beritahu terus kondisi ibuku padaku selama 30 menit sekali lewat line," titah Nici datar dan memutuskan telpon sepihak. Ia melempar asal Hp nya keatas meja dan kembali bersandar di kepala sofa.
"Ada apa dengan ibu mu?" Tanya Daniel yang dari tadi hanya diam.
"Terjadi masalah di rumah sakit. Ibuku mengalami gagal jantung yang membuat keadaannya semakin memburuk," jawab Nici datar dan memejamkan kedua kelopak matanya.
"Gagal jantung?!" Tanya Daniel tak percaya, mencoba memastikan bahwa yang ia dengar barusan adalah salah. Melihat Nici mengangguk sekali.
"Boleh aku ikut denganmu sepulang sekolah?" Pinta Daniel.
"Tidak," tolak Nici datar.
"Tapi kenapa tidak boleh?" Tanya Daniel bingung.
"Aku akan mengoperasi ibuku hari ini. Aku tidak punya waktu untuk mengurusi dirimu," jawab Nici dingin.
"Wah, kamu dokter ya sampai bisa mengoperasi ibumu?" tanya Daniel kagum.
"Ya," jawab Nici singkat tanpa memandang lawan bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopat Girl
Teen FictionSemua sama saja, tidak ada bedanya! Mereka semua lebih baik masuk neraka, akan lebih indah dan menyenangkan jika aku yang melempar mereka ke neraka 😈 -Nici Aku baru sadar jika aku jatuh cinta padanya. Aku akan merubahnya kembali menjadi gadis kecil...