AWAL 👣

1K 141 0
                                    

𝕿𝕳𝕰 𝕸𝕬𝕴𝕹 𝕮𝕳𝕬𝕽𝕬𝕮𝕿𝕰𝕽
-𝐓𝐇𝐄 𝐌𝐀𝐈𝐍 𝐂𝐇𝐀𝐑𝐀𝐂𝐓𝐄𝐑-
.
.
.
.
.

Deru ombak besar disertai dengan kilatan petir dari atas langit, membuat siapapun yang berdiri diatas laut tersebut seakan tercekam. Langit yang seoalah menggebu-gebu menyiratkan kemarahannya, hujan turun dengan deras sebagai senjata untuk menghujam yang dibawah.

Dibawah kuasa seorang nelayan pemberani, sebuah kapal berdiri dengan kokoh melawan terjangan ombak yang ganas. Angin kencang tak menyurutkan dirinya untuk berbalik ke dataran.

Disisi lain seorang wanita sedang bermain dengan bayi mungil yang berbalut kain sutra lembut. Tangan kecil yang selembut kapas itu berayun-ayun keatas dimana wajah sang ibu yang sedang mendusel di perutnya membuat pekikan geli terdengar lucu.

"Ah! Anak nakal, waktunya monster memakanmu."

Lagi-lagi suara pekikan dari bibir mungilnya menghiasi di dalam ruangan itu. Tangan wanita itu menggelitik'kan bayinya dengan gemas. Suara tawa mereka benar-benar terdengar bahagia.

"Anak ibu yang tampan, ibu mempunyai sebuah kalung untukmu. Kalung ini adalah simbol keselamatan. Bagaimana pangeran kecil, kau suka?"

Ia mengkaitkan kalung itu dileher anaknya. Sang bayi menatap polos wajah ibunya lalu tertawa ketika pipinya yang lembut dicubit pelan. Setelahnya satu kecupan manis diberikan sang ibu di dahi anaknya.

"Ibu menyayangi mu Kyung- Apa ini?!"

Tiba-tiba kapal bergoyang sangat kencang hingga menimbulkan bunyi dentuman keras dari luar. Karena panik, wanita itu bangkit dengan tergesa hingga tak sadar kakinya mendorong keranjang yang berisi anaknya hingga terdorong ke pojok ruangan, tepat dibawah kaca jendela kapal.

Karena mendengar suara keras ibunya, membuat sang bayi menangis. Keranjangnya bergerak secara acak hingga tak sengaja tangganya menarik kalung dari lehernya. Namun, apadaya tangisannya tak membuat wanita itu menengok ke belakang. Ia keluar dari ruangan itu, melupakan sang bayi yang merasa ketakutan di dalam.

"Uuu! Mbuu!"

☄️☄️☄️

"Rex! Ada apa?!"

Wanita itu menghampiri suaminya yang berdiri di dekat kemudi kapal. Kabut asap yang entah muncul dari mana, membuat penglihatannya buram.

"Rex!"

Saat tangannya menepuk pundak sang suami, dirinya dibuat terheran ketika, suaminya tak bergeming sama sekali. Bola mata pria itu terlihat sangat kosong. Namun, dirinya semakin dibuat heran ketika suaminya berkata,

"Indah sekali suaranya."

Karena semakin heran, ia mengikuti arah mata suaminya tuju. Awalnya ia tak bisa melihat apa-apa sebab kabut yang begitu tebal menghalangi pandangannya. Namun, saat kapal yang mereka tumpangi semakin mendekat, matanya langsung membola melihat batu-batu besar yang lancip seperti tombak hampir mengenai mereka. Ia lantas membanting setir kapal kearah kiri, naas bukannya menghindar tapi bagian belakang kapal bertabrakan dengan batu-batu itu membuat mereka terpental kearah sisi pembatas kapal.

Hantaman keras itu membuat badan kapal menjadi tidak stabil. Kapal seperti hilang kendali, suara mesin yang berderu-deru menandakan jika mesin kapal tersebut rusak.

Kapal itu berhenti tepat disebuah tembok batu besar. Wanita itu meringis sakit di dahinya. Saat akan mencoba bangun, ia melihat suaminya lompat ke bawah.

"Rex! Kau mau kemana?"

Dengan jalan sempoyongan, ia nekad ikut melompat ke bawah. Karena pencahayaan yang minim, hingga ia tak sadar kakinya menginjak bebatuan kecil.

"Rex tunggu!"

Saat dia ingin mengejar suaminya yang semakin menjauh, sayup-sayup telinganya mendengar alunan-alunan suara yang begitu merdu. Semakin ia melangkah, semakin jelas suara itu terdengar. Tanpa sadar, dirinya seolah bergerak ke sumber suara. Mengabaikan bayi nya yang masih tertinggal di kapal, sendirian.

Semakin mereka menjauh dari kapal, kabut-kabut tadi seakan menelan mereka hingga tak terlihat.

Namun, akibat benturan yang keras tadi, membuat bagian belakang kapal pecah hingga benda-benda yang berada disana mengalung di perairan luas. Begitu juga dengan keranjang bayi yang saat ini sudah menjauhi kapal. Keranjang itu terombang-ambing mengikuti kerasnya deburan ombak.

Di malam itu, sebuah kapal kembali hilang ditelan laut. Cahaya bulan bersinar dengan bergitu terang. Malam ini adalah malam yang dihindari oleh semua orang. Sebab dalam sebuah ramalan, malam ini tercatat sebagai malam 'terkutuk'. Malam di bulan darah merah.

Karena siapapun yang keluar di malam tersebut, tak akan pernah bisa kembali.

Inilah, sebuah legenda tentang penyihir. Mereka yang dianggap makhluk ciptaan Tuhan yang 'hina'.

☄️☄️☄️

THE MAIN CHARACTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang