first act: yunhwa - your warmth

147 12 13
                                    

yunho sudah kenal seonghwa sejak lelaki itu masih memakai popok dan sering ngompol di celana. saat itu yunho juga masih kecil, lima tahun usianya. tapi ia masih ingat dengan begitu detil bagaimana menggemaskannya seonghwa saat masih balita dan menjadi salah satu orang yang menyaksikan pertumbuhannya secara langsung.

meskipun usia mereka terpaut lima tahun, tapi mereka sangat akrab. orang-orang mengira ia dan seonghwa adalah kakak adik. bahkan sampai orang tua mereka yang memang sudah lama bersahabat pun akhirnya memutuskan untuk menjodohkan keduanya saat beranjak dewasa.

yunho dua puluh enam tahun saat itu, ia tidak keberatan dengan perjodohan yang direncanakan orang tuanya. ia sudah menganggap seonghwa sebagai adiknya sendiri, bukan masalah besar baginya. lagipula seonghwa adalah anak manis yang baik dan penurut. apa salahnya?

status hubungan keduanya naik dari yang sebelumnya hanya sebatas teman masa kecil menjadi sepasang kekasih yang terikat dalam pertunangan dalam semalam.

sudah dua tahun sejak itu, hubungan keduanya berjalan dengan lancar. terlalu lancar hingga terasa aneh, namun yunho tidak merasakan itu. lebih tepatnya, mencoba untuk tidak memikirkan itu.

ia adalah pria yang penuh dengan hal positif, tidak pernah mau mempermasalahkan hal yang menurutnya sepele. bukankah lebih baik begitu? bukankah lebih baik jika hubungan ini berjalan lancar tanpa ada pertengkaran tidak berarti karena masalah tidak penting?

---

seonghwa sedang merapikan kuas-kuas yang sudah dibersihkan dan diletakkan kembali ke tempatnya semula. sudah jam empat sore dan ia berencana untuk menutup studio lebih cepat hari ini karena ia sudah memiliki janji dengan yunho untuk makan malam berdua. merayakan anniversary hubungan mereka yang kedua.

ia bersenandung pelan sambil membersihkan tangan lalu melepas apron yang dipakainya, tidak menyadari seseorang yang masuk secara diam-diam ke dalam studionya. sampai akhirnya orang itu secara perlahan mendekati seonghwa dan merengkuhnya dari belakang, membuat si pemuda manis terlonjak dan berteriak ketakutan.

"woo! bisa ga masuk dengan normal?!"

seonghwa melepaskan pelukan tersebut dan memukul lengan wooyoung yang sedang tertawa bahagia melihat reaksinya. jantungnya berdetak kencang karena terkejut.

"sumpah lo teriaknya panik banget." wooyoung masih tertawa sementara seonghwa merengut lucu.

"ga lucuuu." seonghwa merengek karena wooyoung tidak juga berhenti tertawa setelah beberapa saat.

"lucu, lo yang lucu."

wooyoung akhirnya berhenti tertawa dan mulai menggombal. membuat seonghwa semakin merengut. merasa kesal. namun pipinya yang memerah tidak bisa disembunyikan.

seonghwa menggumamkan, "apa sih", secara pelan lalu melengos meninggalkan wooyoung. masih harus membereskan hal lain sebelum benar-benar menutup studionya dan pulang untuk bersiap-siap.

"jangan ngambek dong, babe." ucap wooyoung sambil membuntuti seonghwa.

"tau ah, kesel sama wooyoung." seonghwa membalas sambil memunggungi lelaki yang lebih pendek.

kemudian tubuhnya kembali dipeluk erat dari belakang dan seonghwa terdiam. telinganya ditiup pelan lalu wooyoung berbisik, "miss you", dengan suara rendah yang berhasil membuat seonghwa menggigit bibirnya.

dengan sekali sentakan, wooyoung berhasil membuat seonghwa berbalik menghadapnya sekarang. tangannya ia bawa ke rambut seonghwa dan menyelipkannya di sela telinga. gerakannya begitu lembut membuat seonghwa menahan napasnya.

"miss you so bad i think i could fuck you rough and raw right here right now, babe." wooyoung menyelipkan ibu jarinya di antara bibir seonghwa. sementara tangannya yang lain menyelinap dan meremas bokong sintal seonghwa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

dead endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang