1. Pagi

17 4 1
                                    

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA" Pagi itu tidak ada angin tidak ada hujan, Rasheena berteriak  sangat kencang hingga terdengar keseluruh penjuru rumahnya, membuat mbak Lala lari tergopoh-gopoh menuju kamarnya. Mbak Lala itu baby sitter yang selalu menemani Rasheena dari ia kecil sampai sekarang ini, sudah seperti ibu pengganti yang menggantikan peran mamanya yang tidak pernah ada untuknya.


"Ada ada Cin? sakit toh kamu? kenapa kok teriak?" Tanya mbak Lala panik. Tentu saja panik, bisa bahaya kalau sesuatu yang buruk terjadi pada anak majikannya itu. Selain takut Rasheena terluka, mbak Lala juga takut gajinya dipotong sama orangtua Rasheena bisa berkurang tabungan nikahnya nanti.


Belum sempat Rasheena menjawab, datang satu perempuan dan laki-laki dengan keadaan yang sama seperti mbak Lala tadi. membuat tawa Rasheena pecah seketika, terlihat sangat puas sampai ia menitihkan sedikit air mata karena terlalu banyak tertawa. Padahal tadi niatnya cuma ngerjain mbak Lala, malah dapat triple kill karena bisa ngerjain tiga orang sekaligus.


"Enggak aku tadi iseng aja kok teriak, lagian rumahnya sepi banget sih jadi biar rame yaudah teriak aja hehe" Jawab Rasheena santai. Kalau saja ia bukan anak majikan, mungkin Rasheena sudah habis dihajar oleh tiga orang didepannya itu. Memang harus sabar kalau menghadapi anak ajaib seperti Rasheena ini.


"kebiasaan kamu ini jail banget Cin, bisa jantungen beneran iniloh mbak Lala kalo tiap hari kamu jailin gini, cepet tua juga loh nanti mbak Lala gimana nanti kalo calon mbak Lala kabur? mau tanggung jawab ta kamu?" Omel mbak Lala dengan nada medok khas jawanya itu. 


"Aduuuuh mbak Lala ini masih pagi jangan ngomel mulu brisiiikk!" Jawab Rasheena. Sebenarnya ia sudah kebal dengan omelan mbak Lala yang hampir setiap hari sama. Selalu protes karena tingkahnya atau marah karena Rasheena susah diatur. bukannya kesal Rasheena justru senang, setidaknya harinya tidak begitu sepi karena diisi omelan mbak Lala.


"Ya kamu pagi-pagi udah brisik pake teriak segala" 


"Nyenyenyenyenye"


"memel toh mulutmu itu mesti lek dibilangin" 


"Udah ya mbak Lala cantik, mending sekarang mbak Lala keluar dari kamarku terus lanjutin deh apa tadi kerjanya yaa" Rasheena berdiri menghampiri mbak Lala dan mendorongnya keluar dari kamar "Ini miss Rena sama Mister Darma juga ngapain masih disini? udah ihh sana kalian keluar aku mau siap-siap biar ga telat, nanti juga kalo telat aku lagi yang diomelin sama kalian"


Setelah semua keributan dipagi hari itu selesai, semua kembali menjalani aktivitasnya masing-masing. mbak Lala yang menyiapkan sarapan, miss Rena yang menyiapkan peralatan sekolah Rasheena, mulai dari seragam sampai buku pelajarannya itu tugas miss Rena karena Rasheena tidak peduli dengan itu semua, dan mister Darma yang menyiapkan mobil di halaman depan rumah.


Banyak yang bilang hidup Rasheena seperti princess, banyak juga temannya yang merasa iri dengan Rasheena, si anak konglomerat yang selalu diperlakukan seperti princess dan apapun keinginannya juga pasti dipenuhi. bahkan disekolahnya Rasheena menjadi primadona karena memiliki wajah dan postur tubuh yang sangat indah. Paket lengkap yang tentu saja membuat semua iri dengannya.


Namun tidak sedikit juga yang membencinya, karena merupakan anak famous tentu saja Rasheena menjadi incaran para lelaki di sekolahnya. menjadi rebutan bahkan menjadi taruhan karena sebenarnya Rasheena tidak pernah tertarik dengan yang namanya cinta. Menurutnya cinta itu bullshit, perasaan yang hanya menggebu diawal yang perlahan menghilan dan bahkan pada akhirnya pergi dan menghilang.

RasheenaWhere stories live. Discover now