chapter 2

16 2 0
                                    

   alunadya sari


          Seperti yang kau ketauhi sekarang, John dan tim nya sedang latihan di lapangan... ini jam istirahat untuk seluruh murid karena tim basket sekolah akan bertanding dengan tim basket sekolah lain... ini sudah seperti pertandingan sesungguhnya saja, kursi penonton penuh dengan para para murid yang setia ingin berteriak-teriak tidak jelas, yah jujur saja Alu juga ikut meneriaki John tapi sebagai haters bersama cowok-cowok yang lain, bukan maksud nya dia munafik... dia tuh hanya haters nya orang-orang perfect, di akan menunjukkan kalau dia haters si perfect jika orang itu menunjukkan semua keahliannya tanpa ragu-ragu. Alu ada di kursi yang paling bawah agar dia mudah untuk memberikan perlengkapan John.

     Yap?! Tim John mendapatkan point lagi... tentu saat dia memasukan bola kedalam ring dengan lompatan indah layaknya sang pangeran merpati bersamaan dengan teriakan histeris dari para penonton dan teriakan mengejek dari para haters.

     John berlari kearah Alu, ia tampak begitu haus "gimana?" tanya John sembari menangkap handuk yang dilempar oleh Alu. Naisya, Laila langsung menyaut berbarengan "BAGUS KOK!!!" pekik mereka sedangkan Alu tetap sibuk mencari air mineral milik John, John tersenyum dan berterima kasih kepada mereka berdua dan langsung mengalihkan tatapannya kepada Alu berharap Alu akan memujinya, Alu melemparkan kembali minuman nya, dia tidak berkata apa-apa setelah itu... walau John terus menunggu dirinya berkata sesuatu.

      Naisya menyenggol Alu 'cepat ngomong!' kodenya cepat. Alu mengerjap dan menatap ke Naisya tidak paham, Naisya kembali berkode untuk segera melihat kearah John betapa dia menanti pujian dari Alu "keren" 1 kata yang sama sekali tidak ikhlas di ucapkan oleh Alu tapi cukup membuat senyum John mengembang. tidak lama ia kembali untuk memulai permainan.

     "huaaa capek?!" pekik John meregangkan otot-otot nya keatas. Alu berjalan memakan permennya dan melihat kearah sekitar. dia melihat kearah lapangan dimana para pelanggar sedang dihukum angkat 1 kaki dan mencubit telinga sendiri sembari menggantungkan papan yang bertulisan pelanggar mengintip toilet perempuan... semua yang melanggar tentunya cowok dan yang menjaga ada 2 orang... perempuan dan laki-laki, Alu berhenti kemudian memerhatikan mereka yang satu-satu di dandani oleh sang perempuan yang menjaga mereka

     "itu kak Kylen dan kak Afka, kan?" ucapnya ikut berhenti di sebelah Alu ' etos kenapa yah, bergerak di balik layar terus?' batin Alu menghela napas ntah perasaan apa yang sedang bercampur aduk di dalam dirinya ini .

     "eh. Ada Maul?!" pekik Alu tersenyum dan mulai bersiap untuk mengejek nya. John tertawa dan ikut menatap kearah sudut pandang Alu " MAUL?!" pekik Alu dan semua orang di lapangan termasuk Maul yang menjadi sasaran mereka pun ikut melihat sumber suara itu, Alu memang sedang berdiri di lantai 2 bersama dengan John

      "MAUL TUKANG NGINTIP !!" pekik Alu mengejek berulang-ulang dengan bernada, anak-anak yang lewat pun ikut mengejek teman-teman yang mereka kenal, dan heboh deh lapangan dibuat mereka.

     Maul mengkode akan menumbuk Alu kuat-kuat tapi langsung di ancam oleh John yang sudah siap akan mencabiknya di tempat sembari memeluk Alu dari belakang, akhirnya Maul mengurungkan niatnya, Alu tertawa terbahak-bahak dan kembali mengejek Maul, hingga istirahat berakhir .

      Pelajaran pun dimulai, lokasi bangku dia dan John hanya depan belakang... John duduk paling belakang pojok kiri dekat jendela menampakan luar sekolah dan rumah penduduk sekitar sedangkan Alu duduk didepannya. Bagas adalah teman sebangku John yang rajin dan juga anak teladan, hitam manis, wajahnya biasa aja kok tapi lumayan banyak yang suka dengan nya... Bagas adalah tempat dimana John curhat tentang cintanya kepada Alu.

       Yah... walau Bagas juga tidak terlalu paham, tapi cukup dapat membantu memberikan solusi... seperti yang kita tau si perfect satu ini sering meraih juara kelas tapi bukan juara dalam mengalahkan cinta, dia tidak akan bisa berkutik jika sedang menghadapi cinta. Itulah salah satu kekurangannya si perfect satu ini.

       " Johnathan " pekik pak Raksi membangunkan dirinya dari lamunan "ngapain kamu?" tatapan semua orang mengarah kepadanya dan siap untuk menertawakan dirinya "i..iya pak?" John mengangkat kepala dan merespon agar tampak dia mendengar guru mengajar .

      Alu memutar tubuh dan mengambil buku John pelan-pelan, seperti yang dia duga... halaman yang di buka John jauh beda dengan materi yang sedang di bahas oleh pak Raksi

     "bapak tanya... kamu ngapain?" ucap pak Raksi memperjelas ucapannya dengan nada lambat. Yang lain tertawa pelan "John" bisik Alu cepat dan langsung di tanggap oleh John dan Bagas

     "kamu berdiri dan cepat bacakan halaman berapa yang sedang di bahas sekarang!!" suruhnya cepat dan Alu segera memberikan buku John saat pak Raksi tidak milihat kearah mereka. John mengangkat alis cepat sedang bagas menahan tawa tidak tahan melihat respon Alu yang melindungi seperti itu

     "Johnnathan?! Kamu dengar?!" bentak pak Raksi kuat membuat semua orang di kelas bergidik tidak terkecuali buat John yang langsung berdiri tanpa pikir panjang dan langsung menatap kearah buku yang sudah dicoret-coret menggunakan pena merah. Coretan itu memberikan anak panah kepada judul salah satu meteri di bab 5 ini, tunggu... John saja tidak tau ini pelajaran SEJARAH. dia membacakan semua materi yang sudah di bahas oleh pak Raksi

     "sudah.. cukup cukup?!"

    John berhenti dan menatap kearah pak Raksi "John, saya tau kamu juara kelas, tapi bisakah kamu mendengarkan saat bapak mengajar?" pak Raksi memberikan ceramah untuknya dan lagi anak-anak yang lain tertawa pelan dan sekarang Alu ikut menertawakan John " rasain!" bisiknya menyeringai dan Tasya yang sebangku dengan Alu ikut menertawakannya, John mencibir menatap Alu kesal "sudah sudah kamu duduk John" John duduk akhirnya setelah mendengar perintah untuk duduk oleh pak Raksi. Alu dan yang lain nya kembali mengahadap kedepan kelas

    " si 'pangeran' ngambek deh..." bisik Tasya. Alu dan Tasya terkekeh berbarengan.

     Bruk?! John membanting diri karena dia seperti ingin mati menahan malu, untung yang mendengar suara itu hanya beberapa orang karena suara itu bersamaan dengan iyaan dari para murid karena merespon si pengajar. Bagas menenangkan John agar dia tetap bersabar menerima dunia ini, memang sifat Bagas lebih dewasa dari yang lainnya.

      "pangeran kenapa?" ucap Tasya pelan dan agak kawatir karena yah.. dia suka dengan si perfect John, Alu hanya menatap John tanpa berkata-kata sedikit pun.

        Bagas begitu terkejut saat tangan yang tidak terduga lewat di depannya, tatapan Bagas langsung mengarah ke John. Sentuhan lembut dan hangat, juga menenangkannya, dia begitu nyaman saat tangan orang itu membelai rambut nya pelan, dia ingin memeluknya sekarang, napasnya mulai tercekat saat wajahnya merah padam seperti terkena demam. Alu membelainya pelan walau itu tidak lama karena Tasya curiga dan pak Raksi juga melihat kearahnya tapi itu cukup karena John langsung menggenggam ujung jaket miliknya.

Bagas menggeleng-geleng heran dengan tingkah mereka tapi senyum tipisnya juga berada di wajahnya.

            Mungkin dalam pikiran kalian Alu mulai punya perasaan dengan John, oh tidak semudah itu, karena yang dia lakukan memang hanya sebatas sahabat. Kata mamanya, sahabat itu aneh... berantem dan ngambek-ngambekan tapi ujung-ujung nya baikan juga, tentu saja orang yang sabar dan mau mengalah yang akan mulai berbaikan... nah, dia hanya melakukan sesuatu yang dimaksud dari mamanya.

***

YO?! ASSALAMUALAIKUM!!!apa kabar klen? semoga sehat selalu panjang umur...

eh, hari ini aku mo cerita. sekolah ku hari ini mengadakan PTS . dan soalnya lumayan susah...

"udah ah meninggay ajh" hehehe 

klen jangan lupa belajar yah, jaga kesehatan, jaga keluarga agar stay at home...

udah gitu ajh.. jangan lupa follow like and comment...

bye bye.. sampai ketemu lagi....

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang