Langit yang cerah akan segera berlalu dan berubah menjadi petang, bahkan matahari pun perlahan juga sudah mulai ingin menenggelamkan dirinya.
Seorang cowok duduk di depan rumahnya dengan ditemani oleh secangkir kopi disebelahnya, dan mulut yang terus saja menghisap sebatang rokok yang ia selipkan disela-sela jarinya.
"Eh, besok kan udah masuk sekolah ya?" Cowok itu bertanya kepada dirinya sendiri.
Namanya adalah Nemo. Bukan ikan, tetapi nama panjangnya adalah Nemo Putra Dirgantara. Cowok berparas tampan yang selalu bisa menarik hati para cewek yang tanpa sengaja telah berhasil menatapnya, dan membuat mereka yang menatap dirinya itu menjadi sebuah candu.
Memang benar perkata'annya, besok ia sudah mulai kembali melanjutkan belajarnya disekolah. Bedanya dengan sebelumnya, kini ia akan menduduki kelas paling tinggi yang ada disekolahnya. Yang pastinya ia harus bisa menjadi contoh yang baik untuk adik-adik kelasnya.
Nemo tiba-tiba berdiri dari duduknya. Tubuhnya mulai berjalan ke arah rumah berwarna putih yang tidak jauh dari rumahnya, hanya berhalangan dengan satu rumah saja dengan rumah yang ia tinggalinya.
"Na! Dinaaaaa!" teriak Nemo, setelah sampai di depan rumah berwarna putih itu.
Rumah itu adalah rumah yang telah ditempat tinggali oleh sahabat Nemo dari kecil. Namanya adalah Dina, Dina Aradhea.
"Apa'an?" tanya Dina memunculkan tubuhnya dari dalam rumah, setelah mendengar teriakan Nemo.
"Ngapain lo?" Bukanya menjawab pertanyaan Dina, Nemo malah balik bertanya pada Dina.
"Nonton tv, emang kenapa?" tanya Dina.
Belum sempat Nemo menjawabnya, mereka berdua sudah dikejutkan dengan teriakan keras yang tak terduga.
"NEMOOO!!!"
Ternyata, teriakan itu berasal dari dalam rumah milik Nemo, sepertinya bencana besar akan segera terjadi. Nemo segera berlari masuk ke dalam rumah Dina untuk bersembunyi, tak lupa juga ia membawa sepasang sandalnya agar persembunyiannya tak terketahui.
"Eh Na, lo jangan bilang ya kalo gue sembunyi disini," ancam Nemo.
Nemo meyembunyikkan tubuhnya di bawah meja ruang tamu milik Dina. Memang, walaupun Nemo memiliki tubuh tinggi, tetapi tubuhnya itu kurus, sehingga muat untuk bersembunyi di bawah meja.
"Sipp," balas Dina mengacungkan jempolnya pada Nemo sembari tertawa.
Dina hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya ini, yang selalu saja berlari kerumahnya untuk bersembunyi dari naungan ibunya.
"Nemo ada disini gak, Na?" tanya Ibu Nemo tiba-tiba sudah berdiri di depan rumah Dina. Namanya adalah Ibu Ismi
Mendengar itu, Dina segera membalikkan badannya tidak jadi masuk ke dalam rumahnya. Ide jahil muncul di kepala Dina. Sepertinya jika Nemo terciduk ibunya, mungkin keada'anya akan berubah menjadi seru.
"Nah, itu Buk Is sembunyi di bawah meja," jawab Dina cepat, jari telunjuknya menunjuk ke arah bawah meja.
Nemo sontak terkejut mendengarnya. Merasa sangat kesal, padahal ia tadi sudah berpesan pada Dina agar tidak membocorkan persembuyiannya dari Ibunya. Tetapi, malah dengan cepat Dina membocorkannya.
"Huft, Dina kurang ajar," ujar Nemo kesal sendiri dibawah meja.
"Heh! Disuruh mandi kok malah lari kesini, gimana sih kamu?" omel Ismi sembari menjewer telinga anaknya. "Airnya udah panas itulo."
Nemo hanya bisa meringis kesakitan, karena ibunya mengangkat dirinya untuk berdiri dengan cara menjewer telinganya.
"Emang Nemo minta dimasakin air ya Buk Is buat mandi?" tanya Dina.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINAMO
Teen Fiction[[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]] Siapa yang tidak kenal dengan Nemo Putra Dirgantara? Cowok yang selalu menjadi sorotan mata di sekolahnya. Wajahnya yang terlalu tampan serta kepintarannya itu yang membuat para cewek menggemarinya. Bahkan, anak cowok...