02.

2 0 0
                                    

Nami Pov.

Aku baru saja sampai rumah, Eomma sedang berada di toko dan Appa sedang bekerja di perusahaannya. Yah, bisa di bilang keluargaku adalah keluarga kaya. Hanya saja aku lebih senang pulang balik naik bus atau sepeda.

"Huff, capek juga. Mending aku bersihkan diri setelah itu makan, aku mau ke toko eomma." Ucapku.

Aku pun beranjak dari kasur, lalu berjalan ke kamar mandi tidak lupa membaya pakaian yang akan ku kena kan.

Setelah menghabiskan waktu 20 menit di kamar mandi, aku pun keluar dengan pakaian lengkap. Lalu aku turun ke bawah dan menemui bibi Sin Ah, dia adalah kepala pelayan di rumah ini.

"Bibi, aku lapar." Kataku.

"Aish, kamu ini selalu membuat bibi terkejut." Ucap Bi Sin Ah.

Aku hanya memperlihatkan cengiranku, lalu menunggu Bi Sin Ah menyiapkan makanan. Biasanya aku menyiapkannya sendiri, tapi hari ini aku sangat lemas. Jadi aku butuh tenaga dulu.

Setelah semua makanan siap di atas meja, aku tersenyum ke bi Sin Ah.

"Bibi, ayok ikut makan bersamaku." Ucapku.

"Kamu makan saja, bibi tadi sudah makan bersama pelayan lain." Jawab bi Sin Ah.

"Bibi tidak bohongkan? Biasanya kan bibi suka membohongiku." Kataku menyelidiki matanya.

"Tidak nona Nami, makanlah." Jawabnya.

Akupun makan dengan tenang, setelah makan aku berpamitan ke bi Sin Ah.

"Bibi, aku mau ke toko eomma. Aku pergi dulu" Teriakku lantang.

"Dasar anak itu" Gerutu bi Sin Ah.

Nami Pov end.

------

Nami telah sampai di toko bunga sang ibu, Nyonya Lee melihat anak gadisnya tersenyum.

"Hai eomma. . ." Sapa Nami.

"Hai juga sayang"

"Eomma, apa yang harus kulakukan? Aku bosan di rumah." Kata Nami.

"Siram bunga2, kebetulan bunga2 disini belum di siram. Ini sudah sore juga" Kata Nyonya Lee.

"Siap bu boss, " Jawab Nami.

Nami mulai menyirami tanaman bunga tersebut, dia sampai lupa waktu karna menyirami bunga membuatnya senang. Tak lama, seseorang masuk dalam toko di tandai dengan bunyi lonceng.

Saat Nami menoleh untuk melihat siapa yang datang.

Awalnya terlihat biasa saja, tetap saat orang itu berbalik membuat Nami terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya terlihat biasa saja, tetap saat orang itu berbalik membuat Nami terkejut. Bagaimana tidak? Orang yang datang itu

Adalah Lee Jeno, orang yang telah membantunya tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adalah Lee Jeno, orang yang telah membantunya tadi.

Menyadari di lihat oleh seseorang, Jeno pun melihat ke kiri, dia terlihat terkejut mendapati orang yang ia bantu tadi. Apalagi dia terlihat cantik.

Wow, cantik.

Menyadari Jeno melihat ke arahnya, dia pun kembali ke kegiatan awalnya yaitu menyirami bunga.

Tak lama Nyonya Lee datang menyabut kedatangan Jeno.

"Selamat sore, ada yang bisa saya bantu?" tanya Nyonya Lee.

"Saya ingin mengambil pesanan ibu saya" Jawab Jeno.

"Apa ibumu Lee Yin Nie?" tanya Nyonya Lee.

"Iya, itu ibu saya." Jawab Jeno ramah.

"Ah baiklah, tunggu sebentar." Kata Nyonya Lee.

"Dina" Panggil Nyonya Lee.

Seseorang datang, lalu membungkuk.
"Iya Nyonya?" tanya Dina.

"Tolong ambilkan pesanan dari Nyonya Lee Yin Nie, anaknya sudah datang untuk mengambil pesanan ibunya." Kata Nyonya Lee.

"Baik Nyonya..." Kata Dina lalu menunduk dan pergi.

Tiba2 Nami datang, dia sebelumnya mencari sang ibu di ruangannya tapi tidak ada. Ternyata sang ibu ada di depan, dia tidak menyadari itu.

"Eomma..."

"Ah, iya Nami?" tanya Nyonya Lee.

"Aku udah selesai" Kata Nami sambil tersenyum.

"Baiklah, ah iya. Nami kenalkan ini Lee Jeno anak dari Nyonya Lee Yin Nie, yang kemarin pesan bunga itu." Kata Nyonya Lee.

"Ah itu, Annyeong." Sapa Nami.

"Hai, ketemu lagi." Ucap Jeno sambil tersenyum.

"Kalian sudah pernah ketemu?" tanya Nyonya Lee.

"Sudah tante, tadi saat di sekolah saya bertemu dia." Jawab Jeno.

"Kalian satu sekolah toh, berarti bisa dong tambah dekat." Ucap Nyonya Lee sambil tersenyum.

Mendengar itu, Nami menyenggol sang ibu. Melotot mendengar perkataan ibunya itu.

"Ahahahaha, boleh saja tante. Tapi kalo Nami nya mau, saya sih mau mau saja kenal dekat sama Naminya."

Perkataan Jeno sukses membuat Nami menatap nya terkejut, sedangkan Nyonya Lee tersenyum senang.

Aishh, kenapa harus begini.

Dina datang dengan beberapa karyawan dengan membawa bunga.

"Nyonya, bunga ini akan di simpan dimana?" tanya Dina.

"Simpan di mobil saya saja di luar, mari." Jawab Jeno.

Jeno dan beberapa karyawan pun pergi keluar menyisahkan Nyonya Lee dan Nami.

"Eomma mau menantu seperti Jeno, kalau bisa Jeno nya jadi menantu Eomma." Kata Nyonya Lee.

"Eomma apaan sih?" Kesal Nami lalu masuk ke dalam.

------------

Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang