Setelah kejadian kemarin, Nami jadi suka menghindari seorang Lee Jeno. Seperti saat dia ingin ke toilet, dia tidak sengaja melihat Jeno dan Jisung disana. Dia kembali menuju kelasnya.
Lebih baik menahan buang air kecil ketimbang ketemu dia, aduh.
Yah, itulah Nami si bodoh.
Ketika dia ingin ke kantin, dia melihat Jeno dkk. Seketika dia kembali menuju kelasnya.
Lebih baik aku menahan lapar, oh tuhan kuat kan aku.
Dia terus melakukannya sampai berhari-hari. Menghindari seorang Lee Jeno yang mempunyai banyak pesona.
Author Pov end.
--------------
Jeno Pov
"Kau kenapa Jen?" tanya Renjun.
"Gini Jun, lo kenal gak sama Nami? Lee Nami?" tanya Jeno.
"Ohh Lee Nami, kenal." Jawab Renjun.
"Udah beberapa hari ini gue gak ngeliat dia, apa dia sakit yah?"
"Wet wet wet, bentar broo. Sejak kapan lo kenal Nami?" tanya Renjun.
"Sejak kapan lo kenal Nami juga?".
"Gablak serius woi, gue mah suka ikut lomba kayak Seungmin yah pasti kenal lah sama dia. Sekarang jawab pertanyaan gue." Kesal Renjun
"Bawel bat sih lo, gue kenal dia seminggu yang lalu karna ngebantuin dia beresin bukunya yang berserahkan. Terus gue juga kemarin2 pergi ambil pesanan nyokap di toko bunga, ternyata itu toko ibu dia. Gue ketemu lagi sama dia."
"Emang ibu nya punya toko bunga, cuma anehnya dia suka naik bus ato sepeda tiap hari. Dahal dia anak orang kaya juga." Jelas Renjun
"Gue tau kok, nyokap gue malah temanan sama nyokap dia. Nyokap nyeritain semua soal keluarga dia, gue sih salut sama dia. Walaupun kaya dia gak mau memperlihatkan kekayaannya itu ke semua orang."
"Setau gue dia tiap hari ke sekolah, malah tadi gue ngomong sama dia." Kata Renjun.
Gue terkejut mendengar perkataan Renjun, pasalnya udah beberapa hari ini gue gak ngeliat dia termaksud hari ini. Tapi kok, Renjun ngomong sama dia?
"Kenapa? Kaget lo? Dia ngehindar dari lo kali, muka lo kan kayak om pedo." Ucap Renjun.
"Anjir lo"
Kayak sih dia emang ngehindar dari gue, apa karna kata2 gue waktu itu yah? Kalau di ingat2 lagi sih, emang karna itu.
Gue harus fokus biar bisa ngeliat dia. Kalo benar ngehindar, dia pasti langsung pergi kalo ngeliat gue.
"Anjir serem eyy, lo jangan senyum2 gitu anjir." Kata Renjun.
Gue cuma ngeliat dia sinis.
Jeno Pov end.
-------------
Nami Pov.
Aduh mana mau pipis lagi, udahlah keluar aja. Moga Jeno gak ada.
Aku pun keluar menuju toilet dengan cepat. Setelah beberapa menit, aku pun keluar dengan lega.
"Huff lega juga"
"Ngehindar hmm?" tanya seseorang.
Anjirr.
Aku melihat ke kiri, disana sudah ada seseorang yang ku hindari beberapa hari ini.
Mati aku, kok dia ada disini sih?
"Ngehindari gue hmm?" tanya Jeno.
Gue cuma ngegeleng.
"E-enggak kok, mungkin k-kamu aja yang gak ngeliat"
Aku ngeliat Jeno semakin maju, aku makin mundur.
Ya tuhan, bantu hambamu ini.
Ketika aku mulai mentok ke tembok, Jeno memajukan wajahnya. Dia menatapku dalam dan membisikkan sesuatu.
"Jangan ngehindar lagi, gue pusing nyariin lo. Kalo lo ngilang rasanya gue pengen nyulik lo terus gue bawa pulang biar gak ngilang." Bisiknya.
Anjir, merinding.
"Bilangin sama tante Yana, anaknya gak usah cantik2 takutnya entar banyak yang terpikat." Bisiknya lagi.
Bluss.
Aku ngerasa pipiku memanas, Jeno menarik kepala nya menjauh dan tersenyum. Setelah itu, dia mengacak rambutku dan pergi begitu saja.
Jantung apa kabar?
----------------
Huang Renjun
KAMU SEDANG MEMBACA
Lee Jeno
Teen FictionHanya sebuah kisahku yang menyukai pria bernama Lee Jeno, aku hanya seorang siswi biasa di sekolah. Prestasi yang kumiliki juga tidak banyak, banyak orang menyebutku Nami atau Lee Nami.