Enjoy
Bandung, masih bulan Juni 2020
namanya jake sambara bhadrika.
dia mahasiswa teknik, begitu yang sunoo tau.
dia suka melukis diatas kanvas, begitu yang sunoo lihat.
dia punya mulut manis dan tak terbatas, itu yang sunoo dengar.
dia seperti namanya, yang membara membawa semangat untuk orang disekitarnya, begitu yang sunoo pahami.
seperti sekarang, dia cuma duduk menemani pemuda yang dia temui di kedai kopi itu melukis sesuatu.
yang sunoo paling tahu, jake paling tampan ketika sedang melukis.
"kamu tau kenapa saya suka melukis, no?"tanya jake, tangan juga matanya masih fokus pada kanvas di depannya.
"karena itu hobi kamu?"
dia menggeleng, "bukan, bukan sama sekali,"
"lalu apa?"
"biar bukan cuma saya saja yang bisa menikmati objek yang sedang saya lukis,"
dia menatap kanvasnya puas, tersenyum angkuh dan membanggakan hasilnya kepada pemuda yang lebih kecil. sunoo ketawa kecil melihatnya
"kalau lukis manusia bisa?"sunoo bertanya, kali ini dia berdiri dari tempatnya
"kamu mau saya lukis?"tanya jake balik, mata coklatnya ngelihatin sunoo tenang
sunoo cuma mengangguk, dengan binar mata berharap di mata hitamnya.
"jangan"jawab jake, dia menggeleng.
"kenapa?"
"kamu terlalu manis, enggak cocok dilukis,"
sunoo tertawa, "pak seno akan sakit hati mendengarnya,"setelahnya dia berjalan mendekati jake dan duduk disebelah pemuda itu.
"percaya sama saya, bahkan pak seno juga berpikir demikian,"ucap jake
"berpikir apa? kalau aku enggak cocok dilukis?"
dia menggeleng tegas menjawab pertanyaan sunoo, "lalu apa?"tanya sunoo
"kamu terlalu manis,"
"BARAAA!"
lalu jake tertawa mendengar seruan sunoo, berusaha melindungi dirinya dari pukulan tangan sunoo
"no, saya baru ketemu kamu 2 minggu,"ucap jake setelah sunoo sedikit tenang, "tapi saya bisa merasakan kamu adalah rumah,"
"rumah seperti apa? yang selalu menerima apapun keadaannya?"tanya sunoo
jake menatap pemuda secerah matahari itu, melukiskan senyum dibibirnya. "rumah paling ramah yang pernah saya temui."
sunoo menatap jake tidak mengerti. maksudnya apa?
"rumah paling ramah, yang bahkan saya enggak berani buat memasukinya lebih dalam,"
"kenapa?"
"saya takut untuk merusak rumah itu,"
setelahnya diisi keheningan. sunoo dengan pemikirannya, dan jake dengan pemikirannya.
pemuda dari jalan Braga itu meluluhkan hati sunoo bahkan dalam waktu 2 minggu. oke, sunoo bukan tipe yang mudah jatuh cinta, sudah berapa banyak manusia yang ia tolak dengan alasan,
'gue mau fokus kuliah dulu, maaf ya'
bahkan sebelum pulang ke Bandung, dia baru saja menolak seseorang, katingnya di kampus. dan ketika ia bertemu jake di kedai kopi di jalan Braga, seperti ada benang merah yang selalu menjadi fantasi,
hati dan otaknya, seakan kompak mengatakan, 'bersorai, ano. dia takdirmu'
terima kasih sudah singgah, teman-teman. semoga ano dan bara bikin kalian bahagia hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sambara | Jakenoo
FanfictionSekarang, aku percaya akan kata seseorang tentang, "setiap sudutnya, Bandung punya cerita yang mendalam." warn : • boyslove • local au! • semi baku (?)