Hilang jejak?

27 2 0
                                    

Terdapat seorang pria yang sedang menatap keindahan danau di depannya dengan pandangan kosong dan tak terasa sudah hampir satu jam pria itu masih asik dengan berdiam diri di sana hingga suara dering telphone yang membangunkan ia dari lamunannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdapat seorang pria yang sedang menatap keindahan danau di depannya dengan pandangan kosong dan tak terasa sudah hampir satu jam pria itu masih asik dengan berdiam diri di sana hingga suara dering telphone yang membangunkan ia dari lamunannya

"Hm yak"
"..."
"Tak bisa kau mengikutinya dengan becus?"
"..."
"Saya enggak mau tau cari wanita saya dimana pun ia berada"
"..."
"Hm"suara telphone pun terputus

Pria itu kembali menatap danau yang berada di depannya lalu ia pun berteriak sekenceng mungkin

Pria itu kembali menatap danau yang berada di depannya lalu ia pun berteriak sekenceng mungkin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aaarrrrgggghhhkkkkk aku cinta kamu..dimana kamu sekarang hahh..maafkan aku..maaaaaaaaaaafffff..tolong kembalilahhhhh..ku mohon sayang"teriak pria itu yang semakin lama suaranya semakin melemah dan tetesan air pun keluar dari matanya

Pria itu pun langsung menuju markas miliknya

Sesampai di markasnya

"Apa wanita sialan itu udah diberi lukisan di tubuhnya?"tanya pria itu ke salah satu anak buahnya

"Sudah tuan, kami menghiasnya dengan hasil yang memuaskan"jelas sang anak buahnya dengan senyum devilnya

"Baiklah ikut saya,saya ingin menambahkan lukisannya"ucap sang pria pergi ke ruangan bawah tanah di markasnya dan tak lupa diikuti oleh anak buahnya

"Hai wanita sialan"ucap sang pria itu

"Tolong ku mohon lepaskan saya.."ucap lirih sang wanita itu

"Melepaskan cih..mudah sekali anda berbicara seperti itu ya..
apa anda tidak sadar atas perilaku anjing anda hah! Karna lo gua kehilangan dia, gua kehilangan jejak dimana ia berada,
karena lo dia dibenci mati-matian ama keluarga kandungnya,
karena lo gua sempet benci dan enggak percaya lagi sama dia,
karena lo anjing dia jadi menderita, dan gua enggak akan semudah itu buat mengelepasin anjing peliharaan gua dan akan terus gua siksa tanpa henti"ucap sang pria itu dengan dinginnya

"Sekarang gua lagi pingin bermain-main sama lo anjing"ucapnya lalu langsung mengeluarkan pisau lipat yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi

Dan sang wanita yang di tahan dalam ruangan luas dan di ruangan itu terdapat satu tempat tahanan yang tertutup oleh kayu hanya bisa diam seribu bahasa dan pasrah karena itu akibat dari perbuatan di masa lalunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan sang wanita yang di tahan dalam ruangan luas dan di ruangan itu terdapat satu tempat tahanan yang tertutup oleh kayu hanya bisa diam seribu bahasa dan pasrah karena itu akibat dari perbuatan di masa lalunya

Dan sang wanita yang di tahan dalam ruangan luas dan di ruangan itu terdapat satu tempat tahanan yang tertutup oleh kayu hanya bisa diam seribu bahasa dan pasrah karena itu akibat dari perbuatan di masa lalunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ku mohon maafkan aku..aku nyesel tolong lepaskan semua ini..jangan siksa aku lagi kumohon"ucap lirih sang wanita itu

"Gua enggak akan ngelepasin lo dengar itu dan gua akan membuat lo lebih memilih mati dari pada hidup karna gua akan menyiksa lo terus menerus tanpa henti"ucap pria itu lalu langsung memainkan pisau lipatnya ke tubuh sang wanita itu

"Arrrgggh sakit"
"Kumohon udah ini sakit aaarggghh"
"Arrrgghh saaaakkiiiiiitttt"
"Lepaskan hiks..hiks..argggghhhh"

Pria itu terus menerus membuat lukisan di tubuh itu dan setelah sudah cukup ia menggambarnya ia langsung pergi begitu aja dari ruangan itu

AuristelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang