Dinasti Tang merupakan salah satu kerajaan terkuat yang menguasai daratan China hingga Asia Tengah Pada masa Dinasti ini, berbagai macam sihir dan praktek ilmu agama Tao dan Buddha.
***
Brakk...
"Hei kalian.!!" teriakan seorang wanita disertai gebrakan pintu kedai mengejutkan semua pengunjung yang tengah makan di kedai.
Wanita itu menatap tajam sekeliling dengan memegang sarung berisikan pedang di dalamnya.
"Cepat berikan semua uangmu.!!!" teriakannya disertai gebrakan meja.
Matahari sudah tepat berada di atas kepala, sinarnya yang terik membakar kulit. Langit biru terhampar luas dengan hiasan awan putih yang kian mengombak.
"Apa yang kalian lihat," wanita berwajah beku mengancam orang di sekelilingnya dengan bilah pedang tajam di tangannya.
Mata wanita itu menatap tajam ke seorang pria berkumis tipis. Ketakutan setengah mati terlihat di wajahnya. Dengan gemetar pria yang mengenakan hanfu hijau itu merogoh kelepak jubahnya dan memberikan kantung berisi puluhan kepingan perak
Hanfu : Pakaian tradisional China (mirip) jubah.
Kilauan pedang terlihat jelas di depan mata, besi lancip itu menyasar tenggorokan si pria. Sedikit pergerakan saja bilah dingin dan tajam itu bisa saja menembus tenggorokan pemilik kedai.
"T-Tolong jangan sakiti aku Gongzhi aku akan berikan apa yang aku punya," dengan terbata-bata ia memohon.
Gongzhi : Tuan mudaUrat syaraf di keningnya kian menegang. Keringat dingin mengucur membasahi wajahnya yang pucat pasi disertai tubuh yang kian melemas melihat seringaian bengis terpahat di wajah Wu Ruyi.
"Tcih! Aku tidak sudi mengotori tanganku dengan darah orang pelit sepertimu!" Wu Ruyi menepukkan sisi tumpul pedangnya ke pipi si pemiliki kedai.
Ia kemudian memasukkan kembali bilah pedang ke sarungnya yang bercorak naga keemasan.
Dengan kasar ia merampas kantung koin tersebut dari tangan si pemilik kedai.Sambil melambungkan kantung perak tersebut ke udara. Ia meninggalkan kedai dengan senyuman seringaiannya yang khas tak peduli puluhan pasang mata yang menatapnya dengan tatapan ngeri. Langkah kakinya ringan menuju keramaian pasar di pusat kota.
Wu Ruyi pergi menuju ke arah pasar. Hiruk pikuk sangat terasa, kedai-kedai dan lapak berjejer di sisi jalan sejauh mata memandang. Kuli panggul keluar masuk pasar sambil membawa karung berisi kentang dan sayur mayur di punggungnya. Keringat bercucuran membasahi rambut dan wajahnya dengan debu yang beterbangan menerpa pipi.
Sejenak Wu Ruyi menatap lirih ke bocah laki-laki yang sedang duduk sembari memegang perutnya yang terus berkeroncongan disertai badan kurus, pakaian lusuh dan mata sipit yang kering.
"Hei bocah.!" Wu Ruyi menepuk pundak si bocah. Wu Ruyi membungkukkan badannya sedikit menatap lekat-lekat wajah pucat si bocah.
Ia merogoh kantung perak hasil rampasannya tadi dan mengeluarkan beberapa kepingan koin giok.
"Ini! Beli apa pun yang kau mau dengan ini.!" tangan mungilnya dipaksa menerima uang hasil rampasan itu.
"Xie-xie gege" ucap bocah tersebut manis. Senyum tipis terpasang di wajahnya.
Xie-xie : Terima Kasih
Gege : Kakak Laki-lakiSenyum manis itu sontak membuat hati Wu Ruyi luluh. Senyuman tipis terukir di wajah bekunya itu.
Sayangnya Wu Ruyi tidak mau larut dalam perasaan haru yang melunakkan hatinya yang keras. Dia langsung menegapkan badannya dan meninggalkan bocah laki-laki itu. Dari kejauhan bocah tersebut menatap bayangan punggung Wu Ruyi yang semakin semu di antara keramaian pasar.
Siapa yang tidak kenal dengan Wu Ruyi seorang kultivator kejam yang terus membunuh orang jika tidak patuh pada permintaannya.
Sebenarnya Wu Ruyi adalah gadis muda yang cantik. Wajahnya tidak menampakkan kesan bengis sedikit pun. Kulit putih bak kepingan giok yang berkilauan, pahatan hidung dan mata yang diciptakan sesempurna mungkin oleh Tuhan. Rambut panjangnya dan indah tergerai bebas yang terdikuncir dengan pita kuning sebesar sepanjang 3 jengkal.
Dia di juluki sebagai kultivator muda. Karena di usianya yang belum mencapai 20an ia sudah bisa mengendalikan sihir Naga, dimana sihir Naga ini digunakan untuk. Praktek Sihir hitam ini sudah ribuan tahun ini sudah ribuan tahun digunakan oleh kultivator dan dukun guna memperpanjang umur mereka.
Hari berganti menjadi malam. Matahari sudah tenggelam digantikan oleh cahaya bulan purnama yang terang menderang menyelimuti kota Yang.
Wu Ruyi pulang ke rumahnya dalam keadaan mabuk, sesekali badannya oleng hampir terjatuh.
Brakk..
Wu Ruyi menendang pintu rumah dengan keras nyaris membuat rumah itu ambruk. Di dalam ia melihat mayat temannya yang bersimbah darah dengan badan dan kepala terpisah. Sepertinya ada seseorang yang mengirim sihir Iblis kepada temannya atau ada yang merampok rumah ini, ia hanya melihatnya dengan tatapan kosong tak peduli dan berjalan ke kamarnya. Di ambang pintu kamar, kakinya merasa menginjak sesuatu seperti bola yang lunak.
Ia melihatnya dan benar saja itu adalah potongan kepala manusia yang hancur sebagian dengan mengeluarkan isi otak yang encer diserbu puluhan lalat bangkai.
"Hahahaha.!!! Siapa yang merampok rumah dan membunuh si bajingan ini.!" tawanya sambil melihat kepala temannya.
''Ada yang aneh. Jika menggunakan sihir seseorang tidak akan mati seperti ini, melainkan ia akan dimakan oleh si iblis.'' ia terus melihat bangkai kepala manusia itu dengan tatapan yang penuh kecurigaan.
Sejenak Ruyi mengalihkan pandangan ke dinding bambu rumahnya. Tampak semacam bercak darah menjalar dan sidik jari di sana. Ia berjalan mendekat dan menyentuh cairan merah itu sambil menyeringai senang.
"Ahahahaha aku tau siapa yang membuat kerusuhan di rumah ini!" ucapnya diiringi gelak tawa.
Ia membungkukkan tubuhnya menatap lekat-lekat darah merah itu. Melihat sidik jari yang tertempel di antara sulur darah membuat ia tertegun.
"Sial, ternyata ada pembunuh yang masuk ke rumah ini.!!!" Wu Ruyi meninggikan nadanya dan memukul dinding itu saking marahnya.
Siapa orang yang berani masuk ke dalam rumah sang Penguasa sihir Iblis. Ruyi berpikiran kalau yang memporak-porandakan rumahnya adalah Yuwen Yue si Hunter semua dukun.
Yuwen Yue adalah seorang perwira militer yang dipilih langsung oleh Kaisar ketiga Wei yaitu Ghaozong. Yuwen Yue seorang yang sangat anti dengan sihir Iblis dan tetap berpegang teguh pada kitab Buddha.
Setiap bulan dan tahun Yuwen Yue terus berkelana ke seluruh penjuru negeri membantai para pengguna shir iblis dan mendirikan ajaran Buddha.
Betapa bencinya seorang kultivator profesional Wu Ruyi kepada makhluk bernama Yuwen Yue ini.
Ruyi mengepalkan kedua tangannya dan meremas pakaiannya kasar. Bulir bening dan asin perlahan jatuh membasahi lesung pipi Ruyi.
"Aku akan membunuhmu Yuwen Yue karena telah memporakporandakan rumahku,!!!" gumamnya dengan muka masam dan urat syaraf yang kian menegang karena amarah.
To be countinued
Don't forget for Vote, Coment, and Share.
再见
KAMU SEDANG MEMBACA
Wu Zetian 2
FantasyWu Ruyi seorang gadis yang cantik dan cerdas. Sejak lahir dia sudah dianugrahi berbagai kelebihan yang tentu bukan sembarangan orang bisa mendapatkannya. Kecantikannya yang bisa memikat hati siapa saja untuknya. Kepintarannya membuat para pengusaha...