Tidak Mau Sekolah

7 0 0
                                    

__________

Berbeda dengan hari-hari biasanya, pagi ini Jungkook lebih susah dibangunkan untuk berangkat ke sekolah. Sudah ditarik-tarik selimutnya, dikelitik ketiaknya, Jungkook masih saja setia bergumul dengan kasur.

"Lima menit lagi, Kak." Kata Jungkook. Bahkan tubuhnya semakin digulung selimut seperti kue roll. Sangat—sangat mirip dengan Jeon Yoongi.

Asia sampai kesal dibuatnya. Pasalnya ini sudah lewat jadwal mandi pagi, sudah mepet waktu sarapan.

"Koo, ayo bangun sayang. Mandi lalu sekolah, sudah mau telat ini. Hari ini sarapan sereal deh, mau ya?"

Jungkook hanya mengerang. Ah, anak ini sebetulnya sudah bangun. Tampaknya bocah ini mau mengetes sampai dimana si Kakak mampu menahan kesabarannya. Mungkin Asia memang orang yang tidak memiliki kesabaran seluas samudera, seperti Yoongi. Jadi Asia sengaja menimpa adiknya dengan tubuhnya. Memeluk tubuh kecil Jungkook yang menggeliat meminta ampunan saat dikelitik perutnya.

"Ampun deh, ampun." Lalu si kecil dengan terpaksa menerima kekalahan. Membuka selimutnya dengan rambut acak-acakan seperti habis kena badai.

Dengan gerakan malas ia mengangkat tangannya sementara tangan Asia yang membuka bajunya ke atas. Wajah Jungkook terlihat masam dan langkahnya menuju kamar mandi pun malas-malasan. Seingatnya, Asia sudah menyuruh Jungkook tidur tepat jam delapan malam. Tapi kenapa adiknya terlihat tidak bersemangat?

Bebek-bebek Jungkook terpaksa tidak ikut mandi karena Kak Asia sudah cerewet 'nanti telat' katanya, jadi sebagai gantinya Kak Asia yang disemprot air selang. Toh tidak ada bedanya dengan bebek, sama-sama cerewet.

"Hari ini ada pelajaran olahraga, ya?" Asia membuka tas Jungkook untuk memeriksa bawaan si bungsu, sementara Jungkook melahap sarapannya sambil nonton TV. "Baju olahraga, check. Buku-buku, check. Hah? Apa ini? Buzz mau ikut Koo ke sekolah atau bagaimana?"

Jungkook turun dari kursinya dan merebut action figure astronot. Diganti dengan yang koboy, "Maaf, Buzz. Hari ini gantian Woody yang sekolah."

Asia diam saja sambil memutar bola mata. Mau bawa fosil dinosaurus sekalipun yang penting adiknya mau berangkat ke sekolah. Keduanya lantas menoleh pintu depan setelah mendengar klakson mobil. Kacanya diturunkan, terlihat seorang pria menurunkan kacamatanya, "Selamat pagi. Saya mau mengantar Yang Mulia Jeon Jungkook berangkat ke sekolah."

Wajah Jungkook berubah menjadi lebih sumringah. Dia berlari lalu memeluk pria berpakaian serba hitam itu. "Kak Unggi!"

Yoongi lantas merengkuh si bungsu, "Hei, jagoan. Kangen Kakak, ya?" dibalas anggukan semangat. "Tenang saja. Kakak sudah selesai Tour, jadi bisa istirahat selama satu bulan."

"Janji, ya, Kak. Tiap hari temani KooKoo." Mata Jungkook berbinar penuh harap. Yoongi mengangguk.

"Syukurlah kami tidak perlu buang waktu menunggu bis, bisa telat. Kakak datang di saat yang tepat." Asia turut menghampiri dua pria Jeon sembari membawa perlengkapan Jungkook. Total ada dua tas. Satu tas koper kecil bergambar Iron Man berisi bekal, baju ganti dan peralatan menggambar lalu satunya lagi tas ransel yang diisi buku-buku pelajaran.

"Apa ini? Barangnya banyak sekali? Kamu mengusir Kookie?" Tuduh Yoongi.

Lagi, Asia hanya memutar matanya malas. Terserah deh. "Hati-hati di jalan. Koo! Kiss Kakak! Mwah!"

Yoongi meringis, "Ih, jijik." tangannya mengelap pipi Jungkook lalu pipinya dimajukan tak mau kalah, "Cium Kak Unggi saja."

***

Perjalanan ke sekolah kali ini terasa sangat menyenangkan karena diantar Yoongi. Memang, sih, hiruk pikuk jalanan pagi hari gampang sekali menyita atensi Jungkook tapi bersebelahan dengan Yoongi jauh lebih seru.  Tak jarang Jungkook kecil ikut bersuara meski pelafalannya masih belepotan.

"Ini lagu barunya Kakak, ya?" Kaki pendek Jungkook yang tak sampai alas kaki itu berayunan ketika lagu diputar.

Yoongi melirik singkat, kemudian mengangguk, "Iya, kemarin Kakak promosi lagu ini."

"Oh, promosi.." Jungkook mengangguk-angguk sok paham, "Seperti yang dilakukan Kak Cia kalau ada tulisan besar di supermarket itu, ya? Kak Unggi juga berebut lagu dengan ibu-ibu lain?"

Anak ini jelas salah didikan. Yoongi tersenyum tipis, tak habis pikir, promo lagunya disamakan dengan promo harga daging. Tapi dia tak mau ambil pusing, jadi hanya mengangguk kecil.

"Nah, sudah sampai." Yoongi membuka pintu Jungkook tapi yang dilihatnya justru wajah cemberut si bungsu. Perasaan sepanjang perjalanan tadi adiknya ini ceria-ceria saja seperti habis diganti baterai tapi sekarang malah melipat tangan dan mengembungkan pipinya yang semakin bulat. Waduh.

"Ada apa, Koo?"

"Koo sakit perut. Sepertinya tidak bisa masuk kelas hari ini."

Mana ada orang sakit perut malah bersidekap sambil membulatkan pipi begitu. "Yah, kok gitu?"

"Koo tidak mau masuk!" Jungkook mengulang.

Yoongi merespon dengan alis berkerut lalu mengedarkan pandangannya, memperhatikan anak-anak lain berjalan dengan riang disambut Ibu Guru. "Mau Kakak panggilkan Bu Guru Hani biar Koo dijemput seperti anak-anak lain?"

Jungkook menggeleng.

"Mau Kakak antar sampai ke kelas?"

Jungkook diam berpikir sesaat. Lalu menggeleng.

"Yah, padahal Kakak mau mengajak KooKoo mampir ke kedai es krim sepulang sekolah nanti."

Jungkook melirik singkat abang tertua, sedikit tergiur dengan tawarannya namun masih berpikir. "Be-beli berapa scoop?"

"Dua scoop?"

Jungkook kembali menggeleng dan kembali melipat tangannya. Yoongi menarik nafas kehabisan akal, bagaimana bisa Asia bertahan dengan semua ini. Sogokan dua scoop es krim tidak berhasil mengetuk hati si bungsu, kalau lebih dari itu Yoongi lah yang akan diomeli gadis Jeon.

Akan tetapi demi kesejahteraan warga sekolah terutama si bungsu yang saat ini tampak badmood dengan terpaksa ia menaikkan tingkat negosiasi, "Tiga scoop es krim dan dua bungkus permen jelly. Kalau masih kurang, Kakak akan mengisi ulang toples bola-bola coklat Kookie di rumah. Bagaimana?"

Mimik mukanya berubah menjadi lebih cerah. Jungkook dengan sigap menurunkan tangannya yang semula dilipat, memutar tangannya mengenakan tas ransel dan membuka pintu belakang untuk mengambi tas kopernya. Bola-bola coklat lezat itu dibeli dari supermarket mahal dan hanya milik Koo seorang, pikirnya senang. Dan lagi tiga scoop es krim, pastinya Kak Cia akan mengomel karena kepalanya membeku, yang penting enak dan Kak Unggi pasti bisa mengatasi amukan si kakak perempuan, pikirnya lagi. Yoongi memang abang kesayangan Jungkook.

Yoongi tersenyum puas melihat Jungkook mulai melangkahkan kaki memasuki gedung sekolah sambil menyeret tas kopernya. Sudah diduganya, urusan perut itu selalu bisa membuat seseorang bergerak dari zona nyaman. Sekarang tinggal memutar otak guna menyembunyikan perkara sogokan itu dari Jeon Asia.

Namun melihat Jungkook berjalan sedikit kesusahan membuat Si abang memotret adik bungsu. Awalnya hanya untuk koleksi pribadi sebab Jungkook tampak lucu dengan tas ransel kebesaran.

Jeon Cahaya Asia (Fam)
Jungkook mau masuk kelas, kan?

You sent a picture.
Y.
[]

RESILIENCEWhere stories live. Discover now