Amazed

256 59 7
                                    

Sinar mentari di pagi hari memang belum nampak, maklum saja jam masih menunjukkan pukul 05.00 pagi waktu KST.

Namun, semangat 2 orang kakak beradik ini sangat luar biasa. Mereka sudah terbiasa bangun di waktu subuh seperti ini. Bukan tanpa alasan, tapi memang itu adalah suatu kewajiban yang orang tua mereka ajarkan.

"Oppa!" Panggil wanita cantik ini dari dapur.

"Ada apa?" Pria jangkung ini masuk ke dapur setelah dirinya menjemur pakaian di lantai 2 tempat khusus untuk bersantai dan tentunya untuk menjemur pakaian.

"Bisakah kau ambilkan aku handuk? Aku lupa membawanya" Seojeong adik perempuan satu-satunya Kim Taehyung ini memang hobi sekali memasak dan membuat repot sang kakak.

"Ambil sendiri!" Ketusnya.

"Aih. Kau tak lihat? Aku sedang memasak jjapchae kesukaan mu, oppa" Seojeong merengek karena ia tak suka jika acara masak memasaknya di ganggu.

"Lain kali harus selalu sedia payung sebelum hujan. Kau selalu lupa akan handuk hampir setiap hari" Omel Taehyung.

"Aduh cerewet sekali! Tolong aku" Lagi. Rengek sang adik.

Rengekan Seojeong membuat Taehyung tidak bisa untuk menolaknya. Karena, apapun itu selagi masih bisa pria ini raih sendiri itu akan mudah baginya. Apalagi, untuk sang adik satu-satunya yang sangat ia cintai.

"Makanan sudah siap!!" Seojeong membawa beberapa makanan ke meja makan untuk di persiapkan dan di santap selagi masih hangat.

"Ini handuk mu" Taehyung memberikan handuk ke adiknya sambil duduk di meja makan. Sang adik menerima handuknya dan langsung duduk mengikuti sang kakak.

"Oppa, semalam kau kemana? Sudah larut sekali kau pulang" Tanya Seojeong dengan matanya yang di sipitnya. Seraya untuk mengintimidasi kakaknya dengan tatapannya yang menurut Taehyung begitu aneh.

"Tatapan mu jelek!" Usilnya sambil menyuap beberapa jjapchae ke dalam mulutnya.

"Aku serius!" Tangannya di lipat di depan dada lebih tepatnya di atas meja makan juga.

"Aku tidak kemana-mana, percayalah" Taehyung menegaskan dengan penuh penekanan di kata terakhirnya.

"Baiklah aku percaya. Tapi, oppa semalam kekasih mu datang ke rumah" Seojeong meneguk air mineral yang ada di hadapannya.

Taehyung yang sedang mengunyah pun berhenti, karena ucapan sang adik "Siapa?" Tanya Taehyung.

"Wah! Daebak! Siapa? Wah!" Seojeong bertepuk tangan dengan sangat konyol "Ada berapa kekasih mu, oppa? Sampai kau bilang siapa? Wah ini gila!" Seojeong kembali bertepuk tangan dan mendekat ke sang kakak.

"Beritahu aku, siapa saja kekasih mu. Nanti, jika ada yang datang lagi ke rumah aku bisa memberitahu mereka semua, oppa. Tenang saja" Sang adik menepuk dadanya dengan tangannya sambil memainkan bibirnya seraya meledek sang kakak.

Taehyung memejamkan matanya lalu membuang nafasnya kasar "Anak nakal!" Gerutunya.

"Aku tidak punya kekasih. Lagi pula siapa wanita yang mau dengan ku? Hidup saja berkecukupan" Ucapnya merendah.

Memang mereka dari keluarga sederhana, sangat sangat sederhana. Tetapi, kebaikan hari merekalah yang menjadikan keluarga mereka terlihat sangat kaya.

Kaya dalam artian selalu sigap untuk membantu siapapun yang datang ke rumahnya. Bahkan, setelah kepergian kedua orang tua mereka. Pun mereka berdua masih tetap menjalankan ajaran kedua orang tuanya.

"Membantu orang lain dapat mempermudah semua urusan mu dimana saja dan kapan saja"

Ya, seperti itulah sepenggal kalimat yang di ucapkan oleh ayah mereka, Kim Taehyung dan Kim Seojeong.

You Are My Weapon (TaeTzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang