Kenangan Bulan Purnama

8 1 0
                                    

Kenangan bulan purnamaku di pinggir pantai. Malam-malam selalu hening, tapi pikiranku ramai sekali.

Aku berpikir semua orang sama, mereka pasti juga merasakan hal sepertiku, terlalu banyak pertanyaan yang aku yakin orang lain tidak punya jawabannya.

Jadi, aku pendam saja sendiri, aku cari jawabannya sendiri, aku afirmasi sendiri. Semua kulakukan sendiri.

Bukannya aku sudah mandiri sekali??

Bulan purnama punya kesan istimewa buatku. Ayah entah kenapa sering mengajakku bercerita di malam ini. Dipinggir pantai, sambil melihat nyala lampu kapal, dan obor orang orang yang berburu ikan.

Percakapan satu arah, Krn aku hanya sesekali menimpali dengan iya atau deheman, tanpa berani bertanya lebih lanjut.
Percakapan satu arah dari ayah, yang isinya 90% tentang rasa syukur dan pengertian.

Kata ayah, semua orang itu pada dasarnya baik. Asal kita mau melihat kebaikannya.
Kata ayah, semua ibu di dunia ini amat sangat baik, ibu punya cara masing masing untuk menunjukkan perhatiannya.
Kata ayah, ibu dan bapak guru juga orang baik. Beliaulah yang mengajarkan kamu banyak hal. Membaca, menulis, menghafal bacaan shalat, dan pendidikan akhlaq.

Tolong ingat pelajaran utama yang ayah sampaikan, apa itu?
" Jika kamu menemukan sikap yg baik sebagaimana tertulis dalam buku aqidah akhlaq, maka contohlah. Namun, jika kamu menemukan sebaliknya, jangan dulu marah dan menghakimi, kamu masih punya pilihan untuk tidak melakukannya"

Lagi lagi, semua tentang pengertian

Kata ayah, mengerti itu wajib. Maka jangan gegabah.

Kata ayah, sebagai anak pertama perempuan, ayah mau anak perempuannya ini nanti bisa berdiri sendiri dengan rasa syukur dan hati yang lapang. Yang mampu memberi keputusan dengan bijak. Yang mampu menjadi pengganti ayah ibu untuk adik adiknya.

Ayah tidak pernah bicara banyak, hanya pada bulan purnama, di bulan bulan tertentu.

Cukup d sampaikan dengan singkat. Tapi berkesan.

Aaah, aku jadi rindu

sekedar cuitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang