PROLOG

22 1 1
                                    

Bintang-bintang yang menghiasi langit malam sungguh indah, bukan? Namun, jangan lengah. Bintang-bintang itu bukan sekadar hiasan yang dipamerkan oleh gelapnya langit malam. Mereka merupakan bagian dari antariksa.

Bintang. Mungkin, untuk orang awam, itu sudah merupakan kata yang tepat untuk menyebut obyek-obyek langit itu. Tetapi, tidak untuk seorang antariksawan.

Titik kecil yang bersinar itu bukan hanya bintang, melainkan benda langit. Planet, asteroid, meteor, merupakan beberapa contoh dari nama benda-benda langit itu. Mereka menghuni antariksa, memberi manusia sejuta misteri untuk diselidiki.

Jika saja seluruh manusia di bumi tertarik dengan benda langit dan betapa luasnya antariksa, mungkin kita sudah memecahkan sejuta misteri alam semesta. Namun, alam semesta kian membesar dengan tiap detik yang berlalu. Ketika manusia berhasil memecahkan satu misteri, berjuta misteri lain muncul di galaksi. Mustahil rasanya jika kita mencoba memecahkannya satu per satu.

Sebagai upaya antariksawan untuk memecahkan misteri alam semesta, mereka kadangkala mengirim beberapa astronot untuk mencaritahu. Seperti halnya Yuri Gagarin, yang telah mengorbit bumi dan menjadi saksi mata akan bentuk bumi.

Dua misteri terpecahkan, sejuta konspirasi pun bermunculan. Mengapa luar angkasa hitam? Mengapa kita tidak bisa mendengarkan semburat gas nuklir matahari saat di luar angkasa? Pukul berapakah ketika kita berada di luar angkasa?

Semua pertanyaan itu terjawab oleh waktu. Namun, semesta menyuguhkan sejuta misteri lagi. Salah satunya, yang sangat diharapkan oleh para antariksawan ialah keberadaan makhluk luar angkasa dan planet layak huni.

Sejauh ini, belum ada bukti fisik akan keberadaan alien. Lain halnya dengan planet layak huni. Setelah beberapa ekspedisi dan penelitian, penggemar antariksa banyak menemukan planet yang menyerupai bumi.

Tetapi, itu belum cukup. Pengorbanan waktu dan tenaga antariksawan itu belum cukup untuk menghilangkan rasa penasaran mereka yang haus akan jawaban.

Maka dari itu, harus ada pengorbanan nyawa.

Kegagalan ekspedisi luar angkasa bukan lagi rahasia perusahaan. Banyak astronot yang pergi ke luar angkasa dan gagal kembali ke bumi. Kekecewaan atas kegagalan itu hanya bersifat sementara. Selebihnya, korban ekspedisi itu hilang seiring berjalannya waktu.

Mungkin, mereka mati karena radiasi? Kekurangan bahan pangan? Kegagalan mesin? Ditelan ¹lubang hitam? Terdampar di ²exoplanet?

Siapa yang peduli? Kebanyakan dari mereka juga sudah melebur dengan semesta. Toh, bangkai mereka juga tidak pernah ditemukan. Tidak ada bukti fisik akan kehilangan para astronot.

¹ : pusat gravitasi terkuat yang bahkan tidak bisa diterobos cahaya. lubang hitam akan melahap benda apapun yang berada di sekitarnya.
² : planet yang berada di luar tata surya

Mission : MinosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang