dua

216 41 8
                                    

"Pegel banget, gila" Jay meregangkan tangannya ke atas. Pening di kepalanya sedikit menguasai moodnya, ia memilih untuk menutup buku latihan soalnya dan merebahkan dirinya ke ranjang. Pandangan matanya mengedar ke sekeliling kamar, dan bola mata itu berhenti di satu titik dimana almamater ber-nametage 'Yang Jungwon' itu tergantung sempurna di gantungan baju. Jay berpikir akan bangun dan menanyakan kepada adiknya, tapi----

"KAKKKKKKKK!!!!!"

tok tok tok tok

"BUKA PINTU WEH, PAKE DI KUNCI SEGALA"

Jay mengusak rambutnya kasar, merasa kesal pada adiknya itu. Tapi ya sudahlah, ia sedang tak ingin marah marah. Jay bangkit dari posisinya dan segera berjalan untuk membuka pintu kamarnya.

"Hm? Kenapa lagi?" Tanya Jay. Sunoo langsung menodongkan layar hp nya kedepan wajah jay yang memperlihatkan potongan chat antara sunoo dan jungwon. Jay membaca dengan cepat dan mengangguk paham. "Iya, tadi kakak niatnya mau nyamperin kamu, tapi kamunya udah keburu kesini" Sunoo mengangguk mendengar jawaban jay. "Lo kenapa kak? Ga biasanya pake aku kamu? Kenapa lo? Serem" Sunoo menelisik kedalam pandangan jay, yang pastinya terlihat lelah.

"Gapapa, lagi ga mood tebar emosi, udah ya? Tidur aja sana. Udah malem juga" titah jay kepada sunoo. Sunoo menggeleng, malah ia langsung masuk ke kamar kakaknya tanpa ijin, lalu melemparkan tubuhnya ke atas ranjang kesayangan jay. Jay ingin marah, tapi masih ia tahan dan tak mengambil pusing. Jay ikut merebahkan tubuhnya di atas ranjang, lalu menopangkan tangan kanannya di atas dahi dan memejamkan mata.

"Kok kakak bisa sampe ketuker gitu sih almetnya?" Celetuk sunoo tiba tiba. "Gatau, coba tanya dia, kakak juga gatau." Jawab jay dengan santai, masih dengan memejamkan matanya. "Jungwon itu emang agak teledor orangnya kak, waktu smp tuh dia pernah salah gandeng orang waktu di kantin". Mendengar itu, jay membuka matanya dan melihat ke arah adiknya. "Kok bisa? Gimana ceritanya?" Jay mulai antusias. "Maunya gandeng aku, malah ngegandeng orang lain, aku ikutan malu" jay tertawa kecil dan menggeleng pelan mendengar itu. "Astaga, tapi kalian tuh deket banget ya? Mana masuk SMA yang sama lagi. Tapi kakak ga pernah lihat kamu bawa dia ke rumah, kenapa?" Sunoo memikirkan pertanyaan yang jay lemparkan. "Jungwon itu anak rumahan kak, jarang banget mau main, mau di bayarin juga kalau dia udah bilang mager, yaudah gabakal mau. Dia lebih suka sama dunianya sendiri, tapi dia asik kalau udah cerita tuh, kadang aku mikir, anak ini pernah ga sih kayak jatuh, sedih, kesel gitu, soalnya selama aku temenan sama dia, dia tuh ceria banget" jelas sunoo.

"Masa sih? Tapi dia judes sama orang asing ya?" Tanya jay. Sunoo mengangguk cepat. "Jungwon selalu gitu sama orang asing" sunoo kembali memainkan ponsel yang ada di tangannya. Jay sedikit tau tentang jungwon sekarang, lalu ia kembali menutup matanya. "Kak, aku balik ke kamar dulu ya". Setelah mendapat anggukan dari jay, sunoo beranjak pergi. Tak lupa menutup kembali pintu kamar jay.

Setelah memastikan adiknya keluar kamar, Jay bangun dan mengampiri gantungan almamater di dekat almarinya. Sedikit melihat name tag itu, 'yang jungwon'. Jay mendecih pelan, masih heran kenapa ada orang se-teledor ini? Dia tertawa pelan, lalu kembali ke posisi rebahannya, dan terlelap. 

🍰

"Dek, bangun. Udah pagi ini"

Itu, ibunda tercinta jay. Pasti datang untuk membangunkan anak anaknya di pagi hari. Mata jay masih enggan untuk terbuka, padahal sinar matahari yang cukup terang sudah menembus melalu jendela yang gordennya baru saja dibuka okeh bundanya. "Hey, ayo bangun jay. Adek kamu aja udah siap tuh di bawah". Jay membuka sedikit matanya lalu mencoba mengumpulkan nyawa. "Iya bun, jay mandi dulu" jawab jay. Bundanya mengangguk dan melenggang pergi dari kamar jay.

Jay merenggangkan ototnya dan berjalan ke balkon, mencari udara segar. Setelah puas, ia berjalan ke kamar mandi untuk bersih diri dan segera bersiap siap.

Almamater - jaywon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang