Coba sekarang bayangkan. Kamu hidup sebagai cewek yang biasa aja. Tugasmu sangat simpel, yaitu menarasikan opera sabun yang terjadi di kantin SMA Tribuwana. Dibintangi oleh Nirisha Moora dan Bhadra Parasara. Lalu, tiba-tiba, enggak ada petir menyamb...
HARUSNYA begini respons yang dikeluarkan oleh Para untuk menanggapi perkataan demi perkataan yang dilontarkan oleh cewek paling cakep, paling oke, paling hits, paling spektakuler seperti Nirisha Moora:
"Tahu begitu, seharusnya kamu kabari aku, biar aku jemput tadi pagi. Nanti pulangnya sama aku aja ya?"
Harusnya begitu! Harusnya! Iya, 'kan? Bukannya malah diam membatu, melirik sekilas ke cewek sespektakuler Nirisha di sampingnya, dan kembali fokus ke makanannya! Sepiring mie goreng lengkap dengan telor ceploknya.
Kalau responsnya begitu, aku 'kan jadi bertanya-tanya apakah mie goreng lengkap dengan telor ceplok buatan Aa Dadang itu memang seenak, selezat, dan sejos itu, sampai membuat seorang Nirisha Moora dicuekin. Hm, kalau begitu, apa aku perlu memesannya besok ya?
By the way, sahabat Rumstv. Selamat datang di Episode ke-1 opera sabun SMA Tribuwana. Sebelum aku menjabarkan sinopsis episode pertama ini, izinkan aku untuk memperkenalkan terlebih dahulu tokoh-tokoh yang berperan di opera sabun—yang mari untuk kedepannya kita sebut dengan Drakit (Drama Kantin Tribuwana).
Pertama, tentu saja ada Nirisha Moora dengan segala kelebihannya itu.
Kedua, ada Bhadra Parasara.
Lalu, kenapa aku berkata kalau Bhadra Parasara seharusnya menjemput dan mengantar Nirisha Moora? Mari kita mengilas balik kejadian lima menit yang lalu. Long story short, Nirisha berkata kalau motor kesayangannya yang ia beri nama Miurusak karena Ambar (adiknya). Alhasil, karena perlu diperbaiki, Nirisha diantar oleh Papinya.
Aku menatap lurus ke arah tempat mereka duduk, sambil bertanya-tanya dalam hati. Kenapa ya orang secantik Nirisha Moora harus mengemis seperti itu agar ditanggapi oleh Bhadra Parasara? Padahal 'kan, menurutku, cewek itu bisa mendapatkan cowok manapun. Lagipula, memangnya apa hebatnya si Bhadra-Bhadra itu, sih?
"Aku bingung, nih, nanti pulangnya gimana ya? Papi tadi bilang bakal lembur. Aku juga pasti enggak dibolehin naik ojek online."
Pasti deh. 10000% aku yakin kalau perkataan Nirisha Moora barusan akan kembali dicuekin oleh Bhadra Para—
"Mau diantar?"
sara.
Walah. Ternyata enggak, sahabat Rumstv! Apakah dalam waktu beberapa detik itu, pikiran seorang Bhadra Parasara akhirnya tercerahkan kalau dirinya akan rugi jika tidak lekas menanggapi ucapan Nirisha?
Aku menajamkan indera penglihatanku dan mendapati Nirisha Moora sedang terlonjak-lonjak kegirangan. Enggak, kata terlonjak-lonjak kayaknya sedikit lebai. Maksudku, dia tersenyum sumringah.
"Girang banget si Princess, padahal cuma dianter balik pakai motor. Kalau dianter pakai Audi A8, baru deh gue juga bakal joget-joget. Ya, 'kan, nyet?"
Aku melirik sinis ke Joan, sahabatku yang juga merangkap teman sebangkuku. Seperti tahu kalau aku sedang mendelik ke arahnya, Joan menyahut acuh tak acuh, "Apa?"
Aku melengos. Malas membalas ucapan Joan, dan lebih memilih menghabiskan nasi goreng Bu Karti yang enggak ada tandingannya.
"Oh ya, nyet. Besok UH Fisika, gue nyontek ya, nyet?"
Tahan, cantik. Orang sabar, jerawatnya cepet kempes. Begitu kataku di dalam hati, menyabarkan diri sendiri untuk enggak mendamprat Joan.
"Conge ya lu, nyet?"
Aku mendesis. "Nama gue Rumi Prabandani ya, Jo. Gue kerik gigi lo kalau manggil nyat-nyet-nyat-nyet lagi."
"Emosi mulu lu, nyet."
Walah, menyebalkan banget, 'kan, sahabat Rumstv?
Mati-matian Bu Dewinta berjuang melahirkanku dan memberiku nama secantik Rumi Prabandani, Joan dengan seenak dengkulnya menyebutku monyet. Kan hatiku sedikit tercubit ya, sahabat Rumstv.
Okelah, Mas Danu juga sering menyebutku mirip hewan yang suka bergelantungan di pohon itu. Namun, tetap saja, aku enggak terima! Memang dua orang ini sama-sama menyebalkan!
Oh, dan, hi!
Namaku Rumi Prabandani, absen nomor 30 di kelas 11 IPA 5, punya sahabat enggak tahu diri bernama Joan Ameela dan Abang bernama Danu. Kalau kalian bertanya-tanya kenapa aku punya porsi memperkenalkan diri di Epidose ke-1 Drakit ini, biar kuberi tahu satu hal.
Akulah, Rumi Prabandani, yang akan menarasikan drama antara Nirisha Moora dan Bhadra Parasara ke depannya. Jadi, tentu saja, kalian juga harus tahu siapa aku!
Start: Oktober 2020.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rumi Prabandani
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bhadra Parasara
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.