"bagus dong!" Ucap Clara tiba-tiba.
Kening Ave mengkerut heran, bagaimana bisa? Memang seperti itu cara kerjanya?
"Hah? Gimana caranya lo memaklumi orang yang tiba-tiba ngasih lo apartemen sedangkan lo belum pernah ketemu?–-oke kita ambil kesimpulan kalau dia kaya raya, tapi orang kaya gila mana yang ngasih hartanya sama orang ga dikenal?"Clara menggoyang-goyangkan jari telunjuknya, "no no no. Lo bukan orang ga dikenal lo sugar baby nya."
"Tap-"
"Sssttt banyak congor lo. Beresin barang lo cepet, hari ini lo harus pindah kan."
Pikiran Ave melayang kemana-mana, bagaimana kalau dia menjadi target pembunuhan? Bagaimana kalau dia terjebak di kelompok sindikat penjualan manusia? ATAU BAGAIMANA KALAU IA AKAN DICULIK DAN DIJUAL ORGAN DALAMNYA?!
"Heh! Malah ngelamun!"
"Iya iya ah bawel."
Mulut Ave tak berhenti menganga, matanya pun tak lepas dari gedung yang menjulang tinggi bagai menembus langit dihadapannya.
Hunian orang kaya belom masuk aja udah wangi duit.
"Tutup mulut lo masuk laler terus mati percuma nanti apartemennya ga ada yang ngisi."
Sambil menarik kopernya Ave berjalan cepat menyamakan langkahnya dengan Clara yang berjalan lebih dulu.
Saat pintu apartemen terbuka lagi-lagi mulut Ave terbuka lebar, takjub sungguh Ave takjub melihat interior yang ditata dengan apik.
Sumpah gue jadi orang kaya😭
"Udah gue duga, om Jo emang ga main-main." Ucap Clara sambil berkeliling.
"Kamarnya cuma satu?"
Halis Clara terangkat satu, "menurut lo?"
Satu pesan masuk mengalihkan atensi Ave.
Sehabis pulang kantor saya
akan mampir.Sontak saja Ave berlari ke arah Clara, membuat wanita yang menggunakan kemeja merah dan rok jeans pendek itu tersentak kaget, "Ave bisa ga sih kalo mau apa apa tuh pake aba-aba jantung gue hampir lepas."
"Gabisa gabisa." Selanjutnya Ave memperlihatkan room chatnya dengan Johnny di layar ponselnya pada Clara.
Clara hanya menatap layar ponsel Ave dengan tatapan datarnya, "oke berarti gue harus pulang."
"Jangan pulang plis." Mohon Ave dengan wajah yang memelas.
"Terus gue harus jadi nyamuk disini? Udah lah Ave nikmatin aja nanti juga lama-lama lo biasa."
Akhirnya Ave harus mengikhlaskan Clara untuk pulang ke apartemennya meninggalkannya sendirian.
Apa? Jadi Ave harus melakukan apa sekarang? Hanya duduk menunggu? Sumpah Ave sekarang kebingungan dan hanya bisa berjalan mondar-mandir di depan TV.
"Biasanya kantor baliknya jam berapa sih?"
Berkali-kali Ave melihat jam dinding. Setelah melakukan pencarian di google Ave tahu kalau kantor umumnya memulangkan karyawannya jam empat atau paling telat jam lima sore jadi Ave punya waktu satu jam untuk berpikir apa yang akan ia lakukan saat Johnny datang.
Tapi detik berganti menit, menit berganti jam, sudah tiga jam Ave menunggu di meja makan tapi tak ada seorang pun yang datang. Ave lapar tapi tak ada makanan dan ia tak punya uang saku untuk membeli makanan, jadi Ave memutuskan untuk tidur dengan keadaan kelaparan.
Kayaknya beneran ini gue di culik terus di biarin mati kelaparan.
Kamar luas, kasur empuk sungguh ini yang di idam-idamkan Ave selama ini, oh iya jangan lupa dengan jendela besar yang mengarahkannya pada pemandangan lampu-lampu gedung pencakar langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Resilience | Johnny
Фанфик[ON HOLD] Peliknya hidup di tengah kota besar membuat Ave bisa melakukan apa saja untuk bertahan hidup. Termasuk menjadi simpanan lelaki beristri?? [September 2020] ⚠️15