1 + 0 = 1

92 8 0
                                    



Langit gelap menemani tidurnya orang orang untuk menghilangkan rasa lelah mereka akibat bekerja tanpa henti hari ini. Tapi ini Jakarta,walaupun malam yang seharusnya waktu bagi orang orang untuk tidur tetap saja jalan dipenuhi kendaraan kendaraan maupun pejalan kaki. Orang orang ini sibuk dengan dunianya yang sibuk. Ada yang sedang lembur bekerja,ada yang sekedar berkeliling di sekitaran kota,dan ada juga yang sedang sibuk mengemas barang barangnya untuk pindah.

Ya contohnya Jimin. Perempuan ini sedang sibuk memasukkan baju bajunya kedalam koper,memasukkan buku buku dan barang barang lainnya kedalam kardus,dan lain lain untuk dipindahkan ke apartment barunya yang dibeli dengan uang yang sudah dia kumpulkan bukan main lamanya.

"baju udah,buku udah,make up udah,boneka udah,barang barang penting udah. Apa lagi ya?" jimin mengusap dahinya yang berkeringat sambil berpikir tentang barang apa yang mungkin dia lupa untuk dikemas.

Setelah jimin memastikan tidak ada barang yang dia lupakan jimin membawa koper dan juga kardus kardus berisi barang barangnya ke mobil. Butuh waktu lama untuk mengeluarkannya walaupun bisa dibilang barang barang sedikit. Setelah semua sudah dimasukkan ke mobil jimin masuk ke dalam rumah untuk berpamitan kepada orang tuanya.

Jimin melihat orang tuanya sedang bersantai di ruang keluarga sambil menonton film bioskop di TV. Jimin menunggu sampai film nya iklan karna orang tuanya akan sangat marah kalau diganggu saat sedang menonton film.

Beberapa menit kemudian akhirnya iklan juga. Jimin segera menghampiri orang tuanya.

"ma,pa jimin pamit dulu ya. Barang barang jimin udah jimin pindahin ke mobil semua,besok mobilnya bakal jimin balikin ke kakak" jelas jimin sambil duduk bersila di depan orang tuanya.

"ya udah sana gih,hati hati,yang bener kerjanya jangan lelet bisa bisa kamu dipecat sebelum dapet gaji" mama jimin melihat jimin dengan tatapan tajam main main.

"hmm iya iya" jawab jimin malas

"hati hati kamu,udah hidup sendiri harus mandiri ok kalau ada apa apa langsung telfon papa" papanya mengusap kepala jimin sayang. Jimin tersenyum mendengar omongan papanya.

"pasti pa jimin mah mandiri kok udah bisa ngurus diri sendiri jadi papa jangan khawatir yaaa" jimin langsung memeluk papa tersayangnya itu,tak lupa juga mencium tangannya. Setelah itu dia beralih memeluk mamanya dan mencium tangannya juga.

Jimin berdiri dan pamit untuk yang terakhir kalinya hari ini. Dia keluar dan langsung masuk ke mobilnya. Dalam perjalanan jimin terus tersenyum karna sekarang dia bisa bebas dan hidup di tempat tinggalnya sendiri.

Alasan utama jimin pindah adalah agar dia tidak terus tertekan dengan orang tuanya (mamanya) yang selalu mengekang jimin. Tapi dia juga punya alasan lain,yaitu karna jarak dari rumah orang tuanya ke rumah sakit tempat jimin bekerja sangat jauh. Jadi dia memutuskan untuk pindah. Dan jimin pindah pada malam hari karna dia tidak ingin repot besok pagi untuk memindahkan barang barangnya. Jimin besok mulai bekerja di rumah sakit dan dia harus datang pagi pagi.

Akhirnya setelah memakan waktu 2 jam,jimin sampai. Orang yang dia sewa untuk memindahkan barang barangnya langsung menghampirinya. Orang itu membawa seluruh barang barangnya dalam satu alat yang bisa didorong (aku ngga tau namanya TT).

Dia mengikuti jimin sampai di depan pintu apartment jimin.

"mas taro aja barang barangnya di depan pintu,nanti jimin sendiri yang susun di dalem" kata kata jimin menghentikan orang itu yang ingin memasukkan barang barang jimin ke dalam apartmentnya.

"oh yaudah mba berarti saya kerjanya selesai ya mba"

"iya mas nih bayarannya,makasih ya mas" jimin mengeluarkan uang yang sudah jimin siapkan dari dalam tas selempangnya.

Setelah orang itu pergi jimin langsung cepat cepat menyusun barang barangnya ke dalam apartment karna jujur jimin ngantuk. Setelah jimin selesai menyusun barang dia langsung merebahkan diri di kasurnya dan langsung tidur dengan lelap. Mungkin efek lelah.

Di waktu yang sama tetapi di tempat yang berbeda.

Tampak seorang laki laki tampan bernama jungkook berada di ruangan luas bernuansa putih. Dia duduk menghadap jendela dengan pemandangan malam hari yang indah karna banyaknya lampu dari gedung lain ataupun kendaraan.

Tapi percuma. Pemandangan indah itu tidak dapat dia lihat walaupun matanya terbuka lebar. Jungkook hanya diam,menyatu dengan heningnya ruangan yang dia tempati.

Jungkook kesepian. Dia mengakui itu. Ketidakinginan untuk dekat dengan orang lain atau berteman dengan orang lain yang membuatnya seperti ini.

Jungkook berdiri,berjalan pelan dengan tangan lurus kedepan untuk mencari keberadaan kasurnya. Setelah ditemukan,dia merebahkan tubuhnya disana.

Tidak berharap apapun untuk hari esok,karna dia tau besok akan sama seperti hari ini. Sepi.

Perlahan jungkook menutup matanya dan pergi ke alam mimpi.

Tapi seperinya pikiran jungkook tentang esok hari yang akan sama seperti hari ini salah.






Tanpa aku baca ulang,jadi moon maap kalau ada typo ^^

VoMent kalau boleh hehehe ><

Blind [ Kookmin - Jikook ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang