[Part 1] Awal Masalah

48 7 0
                                    

Jennie menyusuri setiap tempat di sekolahnya itu. Entah apa yang ia cari kali ini, tapi ia cukup menjadi pusat perhatian beberapa orang. Terlebih lagi saat ia berjalan di tengah-tengah lapangan, tepat di garis yang memisahkan lapangan bola basket dan lapangan bola volly. 

Namun Jennie mengacuhkankannya. Ada hal yang lebih penting daripada berurusan dengan mereka yang memang tidak penting. Netra matanya terfokus untuk mencari seseorang yang  sudah sangat ia kenal. Membuatnya tidak memperdulikan pandangan orang-orang itu. 

Sementara itu tangan kanannya menggenggam ponsel pintarnya dengan sangat erat. Rahang Jennie sebenarnya sudah mengeras sejak tadi. Menahan amarah agar dirinya tidak mengeluarkan umpatan-umpatan kasar di sekolah sepagi ini, meskipun hal itu sudah menjadi hal yang biasa di dengar oleh teman-temannya. Tapi tetap saja Jennie harus bisa menahannya kali ini. 

"JUNG JAEHYUN"

Teriakan Jennie mengalihkan atensi seluruh siswa-siswi yang sedang berada di rooftop sekolah. Termasuk siswa bertubuh tinggi yang kini sedang menatapnya dengan sorotan mata yang tajam. Terlihat dengan jelas wajah meremehkan dan ketidaksukaan mereka akan kedatangan Jennie.

Namun Jennie hanya mengacuhkannya, tetap berjalan mendekat ke arah Jaehyun. Ia bahkan tidak tahu jumlah mereka semua, karena matanya hanya berfokus pada pria yang tingginya beberapa belas centi darinya. Tidak ada yang lebih penting selain membalaskan dendam sahabatnya kepada pria dihadapannya itu. 

Dengan cepat Jennie melangkahkan kakinya mendekat ke arah pria itu. Mempersempit jarak antara keduanya. Namun pria bernama Jaehyun itu hanya diam dengan sorot matanya yang tajam. Sementara teman-temannya hanya terkekeh kecil namun masih terdengar jelas di telinga Jennie. 

Saat jarak mereka berdua hanya setengah meter lagi, Jennie langsung melakukan tendangan berputar tepat ke wajah pria itu. Membuat semua orang yang ada disana terkejut, bahkan beberapa diantaranya berdiri dari tempat duduknya mendekat ke arah mereka berdua. 

Jaehyun mendengus kesal saat mendapatkan perlakuan tidak terduga dari Jennie. Pria itu beruntung tidak terjatuh karena tubuhnya tertahan oleh tumpukkan kursi dan meja disana. Hanya sedikit luka di sudut bibirnya.

Jaehyun terlihat menjilat bibirnya yang mulai berdarah dengan raut wajah yang sudah memerah padam. Menahan emosi sekaligus menahan malu karena ini pertama kalinya ada perempuan yang berani menyentuh wajahnya.

"Apa yang kau lakukan pada Arin? Hah?" Jennie mengeraskan rahangnya, "Berani-beraninya ka-"

Jennie memotong ucapannya saat ia menyadari bahwa kelima teman laki-laki Jaehyun sudah mengepungnya. Membuat tubuh Jennie menjadi sedikit bergetar, padahal awalnya ia berdiri dengan gagah seperti seorang jagoan. Oh, ayolah, perempuan mana yang berani menghadapi enam orang pria pemegang sabuk hitam taekwondo sekaligus seorang diri.

Nyalinya menjadi semakin menciut saat Jaehyun menggulung seragamnya sambil membuang air ludahnya ke sembarang. Bibirnya menyungging keatas sebentar, memandang remeh kepada Jennie. Ia memutar bola matanya ke atas, membuang nafas yang ia ambil secara diam-diam dengan kasar.

"Kalian tidak perlu ikut campur, biar aku yang mengurus kucing kecil ini. Kalian pergilah ke kelas dulu"

Semua orang berjalan meninggalkan mereka berdua, termasuk beberapa siswi yang sedari tadi memandang remeh ke arah Jennie. Bersamaan dengan itu, perlahan Jaehyun berjalan mendekati Jennie dengan cepat.  Ia beberapa kali terlihat menjilat bibirnya yang berdarah, lalu menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri bergantian secara perlahan. 

Perlahan Jennie memundurkan tubuhnya saat meihat sorot mata Jaehyun seolah ingin membunuhnya. Hingga tubuhnya tidak bisa bergerak kemana-mana lagi. Tubuhnya membentur dinding samping tumpukan kursi yang sudah tidak terpakai.

Who you really are?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang