( 01 )

1K 123 3
                                    

Waktu istirahat menjadi waktu yang ditunggu tunggu oleh para siswa karena saat itulah mereka bisa makan ataupun sekedar berkumpul dan berbagi tawa dengan para rekan. Karena itulah, begitu bel berbunyi wajah para siswa berubah 180 derajat dari yang semula lesu menjadi cerah.

Terlihat guru guru yang mulai keluar dari kelas, turut mengambil waktu istirahat untuk mendinginkan kepala ataupun sekedar bernafas lega, yang kemudian disusul para siswa yang berlomba lomba menuju kantin agar tidak berdesakan.

Diantara hiruk pikuk suasana disekolah itu, ada 2 siswa yang rusuh. Si rambut hitam mengejar si abu terang yang berlari sembari tertawa terbahak bahak.

"WOI BOK, CURANG LO. BALIK ANJING!"

"HAHAHAHAHAHAA..."

Tak peduli berapa banyak siswa yang mereka tabrak atau siswa yang merasa terganggu, mereka terus membelah keramaian menuju ke kantin.

"GUA SAMPE DULUAN. LO YANG HARUS TRAKTIR. JANGAN INGKAR JANJI LO KUR."

Ucap si rambut abu terang setelah sampai di tempat tujuan, sembari mengatur nafas tentu saja. Gila, dia berlarian sembari tertawa. Tak lama setelahnya Kuroo Tetsurou, si rambut hitam, tiba di kantin dan langsung menggeplak punggung kawannya.

"LO CURANG. GA MAU GUA NRAKTIR LO."

Dan terjadilah perdebatan diantara mereka. Sedangkan di sisi lain kantin, si kembar yang sedang menikmati hidangannya merasa malu karena bagaimanapun juga mereka termasuk sahabat dekat dengan Kuroo dan Bokuto.

"Tsum, hadep balik, jangan sampe mereka tau kita disini."

Segeralah mereka berbalik hadap yang tadinya menghadap pintu kantin, yang mana sekarang menjadi tempat adu mulut sang senior, menjadi memunggungi mereka.

"HEH TSUM, SAM ADA DISINI NYAPA KEK"

Teriak Bokuto, si senior rambut abu terang. Atsumu yang sedang minum dan Osamu yang makan secara bersamaan menyemburkan apa yang ada di mulut mereka, dan tak lama setelahnya mereka merasakan tepukan di pundak masing masing.

"Kita join sini ye, udah ga ada tempat duduk." ucap Kuroo.

"Hehe.. iye bang." balas Atsumu, si rambut kuning dengan tawa canggung sedangkan Osamu, si rambut abu abu melihat sekitarnya, memastikan tidak ada yang melihat aneh kearah mereka.

"Kur sono lu pesen makan, gua nitip, sembarang apa aja lah yang penting makan." -Bokuto

"Ha? Sapa lo nyuruh?" -Kuroo

"Lo kan tadi kalah." -Bokuto

"Tapi lo curang, ogah gua." -Kuroo

"Kur..." kini Bokuto memasang wajah yang menurutnya imut dan memelas.

"Heh najis lu, yaudah dapet apa aja terima ya, jangan banyak mau." final Kuroo akhirnya mengalah dan berjalan menjauh dari meja untuk memesan makanan.

Senyum sumringah merekah diwajah Bokuto, senang mendapati dirinya menang melawan Kuroo. Ia mengalihkan atensi pada si kembar didepannya.

"Asem banget muka kalian, kenapa?" -Bokuto

"Bang bisa santai ga sih datengnya?" -Atsumu

"Lho emang itu ga santai?" -Bokuto

Terkejutlah Miya Atsumu dan Miya Osamu.

Oikawa terus memandang jam, mencoret sesuatu yang asal di buku tulisnya, kembali melihat jam, mencoret asal di buku tulisnya lagi, dan kegiatan itu terus menerus ia ulangi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oikawa terus memandang jam, mencoret sesuatu yang asal di buku tulisnya, kembali melihat jam, mencoret asal di buku tulisnya lagi, dan kegiatan itu terus menerus ia ulangi.

Helaan nafas keluar dari bibirnya, rasa kantuk mulai sedikit terasa. Jam terakhir kelas Oikawa diisi dengan pelajaran yang membosankan.

Ia kembali melihat jam. Tersenyum lebar saat mendapati bahwa bel akan berbunyi 3 menit kemudian. Pena dan buku asal ia masukkan kedalam tas, berkemas dan bersiap untuk pulang bahkan sebelum bel berbunyi.

'1 menit lagi." batin Oikawa tak sabar.

Pemuda itu langsung bangkit dari kursinya begitu bel tanda pulang sekolah berbunyi dengan nyaring. Ia keluar ruangannya dengan senyum lebar dan melangkahkan kakinya ke kelas sebelah, menemui sahabat masa kecilnya.

"Iwa-chan ayo cepat keluar."

Ah! Aku lupa memberi tahu bahwa Oikawa Tooru adalah seorang otaku.

Sang pemilik nama menolehkan kepalanya ke sumber suara. Menatap datar pada pemuda yang memasang senyum lebar di sana.

"Bentar."

Oikawa mengerucutkan bibirnya, merasa kesal. Ia terus memandang kawannya hingga si rambut hitam tiba dihadapannya.

"Kenapa? Gua ada salah?"

"Lama banget lo, gua nunggu jadi kelamaan."

Respon yang terjadi dihadapannya sekarang berbanding terbalik dengan apa yanh Oikawa harapkan. Hanya wajah datar tanpa ekspresi lalu meninggalkannya begitu saja.

"Lho? Iwa-chan?! Tunggu!!"

Ya, memang orang seperti itulah Iwaizumi Hajime.

Ia mengejar kawannya dan sedikit menyenggol pundaknya. Sedangkan Iwaizumi tetap memasang wajah datarnya dan melangkah kedepan.

Terjadi sedikit obrolan diantara Iwaizumi dan Oikawa hingga...

"UHUK UHUK ADUH ANJENG KESELEK NYAMUK."

"OHOK OHOK AIR WOI AIR MANA."

Si duo ribut Bokuto dan Kuroo. Oikawa menatap geram pada mereka. Yaa hanya Bokuto dan Kuroo yang mengetahui fakta bahwa Oikawa menyimpan rasa pada sahabat kecilnya itu. Dan karena itulah sekarang ia merasa gemas. Bertingkah seperti itu disaat sekolah masih ramai. Ia pasti akan memberi pelajaran pada dua orang itu besok.

'Tahan yuk tahan, besok aja balesnya. Nikmati dulu aja yang sekarang.' batin Oikawa menenangkan dirinya.

Mendapati sahabatnya tidak murka, Bokuto merasa heran.

"Wih tumben tuh kalem, biasanya digituin aja udah dijambak kita."

"Lo mana tau jaim Bok. Orang mabok cinta mah bakal kayak gitu depan doi nya."

"Halah ga asik, dah lah yok pulang."

Mereka berjalan santai dan bertukar lawak hingga seorang pemuda menginterupsi percakapan mereka.

"Permisi kak, maaf. Ekskul PMR ada dimana ya?"

Bokuto dan Kuroo sama sama terdiam. Telinga mereka yang terbiasa mendengar suara nyaring seketika merasa damai mendengar suara lembut itu. Si rambut hitam menyenggol lengan kawannya, isyarat agar Bokuto yang memberi tahu namun gelengan ia dapatkan.

"Wah maap dek, gak tau kita. Ga pernah ikut kayak begituan soalnya hehehe" ucap Bokuto.

"Gapapa kok kak. Yaudah kalo gitu. Maaf ya kalo ganggu."

"Enggak kok, santai aja santai."

Pemuda itu tersenyum tipis sebelum akhirnya memutar tubuhnya. Belum sampai ia melangkahkan kakinya, suara itu kembali terdengar, maka ia kembali menghadapkan tubuhnya pada dua senior didepannya.

"Dek..."

"Iya kak?"

"Nama kamu siapa?"

"Akaashi Keiji."

[ T B C ]

BujanksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang