Note :
• rate T to M
• inspired by Breathe - Lee Hi
• 461 word(Oikawa x Reader)
"It's okay to make mistakes sometimes. Because anyone can do so."
***
Tooru Oikawa, dari luar memang ia terlihat seperti laki-laki yang sempurna , ramah, senyumannya yang manis itu membuat orang merasa ia adalah malaikat. Namun malaikat itu adalah salah satu malaikat yang terluka, ia membenci dirinya sendiri. Dia merasa menjadi seseorang yang tidak memiliki bakat, ia hanya memiliki ambisi yang besar, terlebih lagi ia adalah anak yang seharusnya tidak terlahir di dunia ini.
Ibunya adalah korban pemerkosaan, beliau telah tiada dengan meningakan luka di dalam diri Oikawa, menanamkan duri yang begitu banyak dan dalam di hati si kecil Oikawa.
Tumbuh bersama luka masa lalu yang menyakitkan, menutupi semua itu dengan senyum malaikatnya. Senyum yang entah di keluarkan karena ia kuat atau karena ia lemah, Oikawa hanya ingin menyimpan perasaan itu sendiri, ia menutup pintu hatinya begitu rapat, tidak ada seorangpun yang biasa membukanya.
Sekolah menengah atas, kali pertama kalian bertemu. Kamu sebagai menager club voli Aoba Johsai dan Oikawa sebagai kapten.
Awalnya kamu memang tidak mengetahui luka lama Oikawa karena tidak begitu dekat, sampai suatu ketika kamu menemukan Oikawa terkena panic attack, ia panik ketika kamu tidak sengaja menggores tangan Oikawa.
Kebingungan dan kepanikan langsung melandamu, memikirkan apa yang harus kamu lakukan kepada Oikawa yang bergetar hebat di depanmu.
"Tooru! Ada apa denganmu?!"
Kamu yang tidak menerima jawaban akhirnya memutuskan memeluk Oikawa dengan erat. Menenangkannya dengan sebaik mungkin.
"Hey, maaf." Bisikmu kepada Oikawa.
Oikawa telah tenang, badannya tidak bergetar hebat seperti sebelumnya. Ia membalas pelukanmu dan membenamkan kepalanya di tengkuk lehermu.
Cukup canggung untukmu yang tidak pernah dekat dengan Oikawa karena memiliki sifat yang berbeda. Kamu yang susah beradaptasi dengan orang baru, sedangkan Oikawa begitu mudah mengakrabkan diri.
Setelah Oikawa melepas pelukannya, ia pergi begitu saja. Tidak ada yang pernah mengungkit masalah itu, seakan tidak pernah terjadi tetapi cukup untuk membuat jarak yang sangat jauh diantara kalian, dan itu adalah penyesalanmu, tidak pernah menanyakan keadaan Oikawa.
Setelah kelulusan sekolah menengah atas, Oikawa tidak pernah melanjutkan hobi volinya. Ia telah berhenti.
"Hey," sapa seseorang dari belakangmu.
Iwaizumi, sahabat oikawa.
"Oikawa udah baik-baik aja."
Kamu tersenyum mendengarnya, Oikawa memang sudah baik-baik saja semenjak kelulusan. Hanya kamu dan Iwaizumi saja yang terlalu mengkhawatirkan-nya.
"I know."
Setelah lama berdiri di luasnya pemakaman itu, kamu dan iwaizumi memutuskan pergi meninggalkan Oikawa yang sudah baik-baik saja itu.
Penyesalanmu masih tetap ada, menyesal karena tidak bisa menolong apapun ketika kamu mengetahui ada yang tidak benar dengan Oikawa. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, nyawa yang telah hilang tidak akan pernah bisa kembali lagi.
Tidak pernah tau alasan Oikawa menyerah dengan hidup adalah tanda tanya terbesar di hidupmu. Masih berharap bisa mendengar tawanya ketika melakukan latihan walau kalian tidak pernah dekat.
End.