O1. Es Krim

23 3 2
                                    

"Tuh kan jadi basah, Syaaa"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuh kan jadi basah, Syaaa"

...

Harusnya hari ini Adora ada janji makan es krim bareng Juna kalau nggak tiba-tiba ditelepon oleh Hersya. Katanya ada rapat OSIS mendadak sepulang sekolah nanti, otomatis Adora bingung dong, dia dan Hersya kan sama sekali bukan bagian dari OSIS. Tapi kalau kemauannya nggak diturutin tuh anak pasti rese. Bisa-bisa nanti dia malu-maluin Adora di depan Juna. Kan bahaya.

Akhirnya Adora pasrah, dia rela membatalkan janjinya dengan juna demi menuruti kemauan sahabat se-perjamet-annya itu. Padahal jarang banget Juna mau diajak jalan :(

"YO WASSUP MA FREEENNN" teriak Hersya dari sebuah jendela kelas XI IPS 2 yang terbuka, menampakkan sebagian kepalanya.

Kemudian Hersya memasuki kelas sambil berlari kecil, sudah persis salah satu personil teletubbies. Namun ia langsung merasakan hawa-hawa menyeramkan di sekitarnya. Bulu kuduknya merinding, lalu kepalanya serasa dipukul entah oleh siapa. Ini kenapa genrenya berubah jadi horror deh.

"Anying, gue kira pala gue digeplak setan" Hersya membuang napas lega ketika mengetahui itu adalah Adora yang sedari tadi dia cari. Untung bukan setan beneran ya, Sya.

"Sembarangan lo, masa cantik-cantik gini dikira setan"

"Yaudah ayo kita kuy, cantik"

"Gue colok mata lo ya, emang mau kemana sih?"

"Banyak tanya lo, udah ikutin gue aja"

Mereka berdua mulai beranjak meninggalkan kelas menuju gerbang sekolah. Sebetulnya Hersya selalu membawa motor setiap hari, tetapi ia menolak memarkirkan motornya di parkiran sekolah. Alasannya takut motor yang lain insecure melihat si jabrig—nama yang ia berikan untuk motor kesayangannya itu. Jadilah Hersya menitipkan si jabrig ke tukang bakso yang mangkal diseberang gedung sekolahnya. Suatu tindakan mempersulit hidup memang.

Sesampainya di lapak bakso mang dodo, Hersya bertegur sapa sebentar dengan sang mamang sambil memberikan selembar uang sebagai biaya parkir disana.

"Pake helm ga neng?" kata Hersya sambil menyodorkan helm cadangan yang selalu ia bawa kepada Adora.

"Pake lah, lo mau pala gue kejatohan rudal nyasar?" gimana ceritanya rudal bisa nyasar ke kepala sih, Dor.

"Imajinasi lo luas juga ya, Dor" Hersya melirik heran pada Adora sambil memakaikan helm ditangannya ke kepala sang gadis dengan hati-hati.

"Iya lah, cita-cita gue kan jadi produser sinetron azab"

Dengan kuasanya, Adora menduduki jok penumpang di motor Hersya. Adora diam, Hersya diam, mang Dodo diam, mas-mas ojol yang lagi nyeruput kuah bakso diam.

Diberikan pukulan yang cukup keras ke kepala Hersya, tapi Hersya mah nggak kesakitan soalnya pakai helm, safety first, ceunah.

"KOK DIGEPLAK?!" tapi tetep aja heboh, padahal nggak sakit, yeuu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

trinodyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang