Him and The Beads Pt. 2

40 11 15
                                    

Jemarinya hampir saja berbuat jahat terhadap setangkai bunga matahari yang telah mengembang di belakang rumahnya—Nara begitu terpesona dengan bunga itu dan hendak memetik untuk ia selipkan di buku catatannya, membiarkannya mengering dimakan waktu—...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jemarinya hampir saja berbuat jahat terhadap setangkai bunga matahari yang telah mengembang di belakang rumahnya—Nara begitu terpesona dengan bunga itu dan hendak memetik untuk ia selipkan di buku catatannya, membiarkannya mengering dimakan waktu—andai saja seorang pelayan tidak memanggilnya, memberitahukan kabar yang begitu menyenangkan, lebih menyenangkan dibandingkan melihat bunga matahari di depannya, sebab mataharinya berkunjung datang ke Hunian Agung.

"Nona Shin, Tuan Jung menunggu."

Senyumnya merekah membayangkan sosok lelaki yang telah merenggut hatinya. Nara bahkan berlari untuk sampai dengan segera menemui Hoseok yang telah menunggunya di halaman utama.

Hoseok mendapati si gadis bergerak mendekatinya. "Woah, woah! Kau harus berhati-hati, jangan berlari seperti itu, Nona Shin."

Nara menyahut dengan kekehan dan berkata, "Jangan khawatir, aku tidak akan jatuh, kecuali padamu."

Hoseok sesaat merasa kedua telinganya memanas. Gadis dihadapannya gemar sekali membuat jantungnya berdegup lebih kencang. Ia berdeham untuk menormalkan kondisinya.

"Aku baru saja kembali dari Balai Kota," ucap Hoseok.

"Oh, ya? Pasti bertemu ayah. Sejak sarapan pagi tadi aku tidak melihatnya."

"Benar, Tuan Shin ada di sana. Tadinya aku hendak menitipkan sesuatu padanya untukmu, tapi kurasa memberikannya secara langsung lebih baik—juga ... sekaligus menghilangkan rasa rindu."

Nara melipat bibir, berusaha mengontrol diri agar tidak terlihat sangat senang mendengar Hoseok berkata bahwa pria itu merindukannya.

"Ehem ... jadi, apa yang akan kau berikan padaku?"

"Ah, benar." Hoseok mengambil kantung kecil pada saku jasnya. "Kau ingat manik-manik yang kau titipkan padaku untuk disambung kembali? Aku telah menyelesaikannya."

Hoseok mengulurkan kantung kecil itu pada Nara. "Meskipun cukup membutuhkan waktu untuk mencari manik-manik yang sama dengan yang lainnya, semoga kau senang dengan hasilnya."

Butuh beberapa saat hingga tangan gadis itu mengambil benda di tangan tunangannya. Membuka ikatan kantong dan mengambil sebuah gelang yang telah terpasang apik. Hoseok menunggu Nara mengucapkan sesuatu, tetapi ia mendapati Nara menitikkan air mata dan membuatnya bingung.

"Astaga, aku mengacaukannya, ya? Gelangnya terlihat buruk? Nara, maaf—" ucapannya terhenti kala si gadis memeluknya erat.

"Terima kasih. Terima kasih banyak, Hoseok," ucap Nara dengan isakan.

Hoseok mengulas senyum dan membalas pelukan Nara, erat. Mengusap kepala gadisnya lembut. "Kupikir kau tidak suka."

Nara melepaskan pelukannya dengan segera. "Aku tidak berkata begitu. Ini—ini sangat indah."

Hoseok sejenak menyesali perkataannya sebab membuat Nara melepaskan pelukannya dengan cepat. Namun begitu, ia mengulurkan sapu tangan pada Nara.

"Terima kasih," sahut Nara lirih menerima sapu tangan itu.

"Kini gelang ini akan terasa berbeda, sebab bukan hanya mendiang ibu yang akan kupikirkan saat melihatnya, tapi juga ada kau. Terima kasih banyak." Nara menatap Hoseok nanar.

"Aku senang kau menerimanya dengan baik, tapi ...." Hoseok menjeda ucapannya, berkata dengan ragu, "Apa tidak bisa aku mendapat ucapan terima kasih yang sebelumnya kembali?"

Nara mengerutkan kening. Yang sebelumnya seperti apa? Namun tidak lama kemudian ia menyadari dan membawa kedua tangannya melingkar pada pinggang si pria, menyandarkan kepalanya pada dada Hoseok lebih nyaman. Sedang pria itu membalas dengan melingkarkan kedua tangannya pada punggung si gadis.

Benar, seperti ini rasanya nyaman.

Pelukan dari orang terkasih memang mampu memberikan energi baik dan membuat penerima maupun pemberinya menjadi lebih bahagia. Hoseok rasa ia memiliki candu lain selain memberikan banyak afeksi pada Nara.

Jadi, apakah kamu sudah menerima pelukan hari ini? []

Endless SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang