Soobin mulai larut dalam kantuknya ketika suara berderap terdengar di lorong kamar rumah sakit itu. Matanya terbuka, bersamaan dengan sosok Yeonjun, yang acak-acakan dengan rambut berantakan, dasi dilonggarkan seadanya dan mata yang menatap tajam. Setengah panik.
Dengan menahan geli, Soobin menatap Yeonjun yang sedang mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan tempat Soobin berbaring, ketika pada akhirnya mata mereka bertatapan, seulas senyum tampak di mata mereka. Senyum yang sama yang selalu mereka bagi ketika mereka bertatapan, bahkan sejak 4 tahun yang lalu di hari pernikahan mereka.
"Aku pikir aku terlambat," Yeonjun mengusapkan jemari di rambutnya yang berantakan, "Mereka menelepon kantor dan bilang kau di bawa ke rumah sakit karena sudah kontraksi, aku tadi ke sekolah Yeonsoo dulu baru kesini."
Soobin tersenyum, menatap perutnya yang membuncit. "Belum Yeonjun, kata dokter aku harus menunggu sebentar lagi."
Yeonjun mendesah melangkah masuk, dan duduk di tepi ranjang, digenggamnya tangan Soobin penuh kasih.
"Aku panik," matanya menatap Soobin cemas, "Bagaimana rasanya sayang? Apakah kau sakit? Apakah kau merasa nyaman?"
Soobin mengangguk sambil membalas remasan jemari Yeonjun, kemudian seperti menyadari sesuatu, tatapannya melirik ke belakang punggung Yeonjun.
"Dimana Yeonsoo?"
Dengan senyum dikulum, Yeonjun ikut menoleh ke arah pintu.
"Tertahan di pintu seperti biasanya. Suster-suster sibuk mengagumi dan mengerubunginya. Meskipun masih kecil sepertinya dia menikmati banyaknya perhatian dari orang-orang itu," Alis Yeonjun tampak berkerut bersungguh-sungguh ketika mengucapkan kata-kata itu sehingga Soobin terkekeh geli.
"Mungkin karena dia putra Choi Yeonjun, seorang playboy sejati." canda Soobin sambil menahan tawa.
Soobin menatap suaminya dengan penuh perasaan sayang. selama 4 tahun perkawinan mereka, Cintanya kepada suaminya semakin dan semakin dalam.
Oh... Yeonjun memang tidak berubah, dia masih lelaki yang sama, yang arogan dan keras kepala dengan mata elang menyala ketika marah. Tetapi lelaki itu sekaligus berubah menjadi lembut dan... Banyak tertawa.
Pada awal mulanya Yeonjun masih membatasi diri, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi batasan di antara mereka. Yeonjun ternyata bisa menjadi suami yang begitu penyayang dan lembut, membuat Soobin merasa menjadi isteri yang luar biasa bahagia dan dicintai.
Mendengar perkataan Soobin, Yeonjun cemberut meskipun ada senyum menari-nari di matanya. Dikecupnya jemari Soobin lalu matanya mendongak, menatap nakal.
"Playboy sejati yang akhirnya tunduk di bawah kuasa nyonya Choi yang mempesona." godanya setengah berbisik.
Pipi Soobin memerah, dalam kondisi hamil sembilan bulan, dia tampak cantik dan berisi, apalagi dengan pipi merona yg begitu menggoda.
Tatapan Yeonjun meredup penuh arti, "Dan sekarang nyonya Choi yang cantik, mengingat sudah cukup lama aku tidak menyentuhmu, maukah kau setidaknya memberikan kecupan dibibir suamimu yang merana ini?" tambahnya nakal
Pipi Soobin makin terasa panas oleh godaan Yeonjun itu, dan rupanya hal itu membuat Yeonjun gemas. Dengan lembut disentuhnya dagu Soobin, di dekatkan nya bibirnya ke bibir ranum Soobin yang sedikit membuka, menanti.
Napasnya mulai terengah, ah... Betapa manisnya ciuman ini...Yeonjun amat rindu merasakan bibir mereka berpadu dalam tautan panas yang....
Suara berdehem keras membuat bibir mereka yang hampir bersentuhan menjauh seketika. Yeonjun mengumpat pelan, sedangkan Soobin menoleh dengan penuh rasa bersalah ke arah pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Story About Soobin [YEONBIN/END] ✔️
RomanceIni remake berdasarkan novel aslinya karya kak @SanthyAgatha yang A Romantic Stroy About Serena