Dua

79 4 4
                                    

Younghyun mengayuh pelan sepeda bututnya. Seusai siaran dan pulang ke rumah sebentar untuk mencuri hearing aid adiknya--jaga-jaga agar Minkyu tidak ketakutan mendengar suara petir tatkala ditinggal sendirian di rumah, Younghyun hafal betul fobia adiknya yang satu itu--dan meninggalkan catatan untuk adiknya di kulkas, ia berencana mampir sebentar ke toko pakaian pria untuk membeli beberapa potong setelan yang dinilainya layak untuk dipakai kencan. Ayolah, tidak mungkin kan ia jalan berdua dengan gadis secantik dan seanggun Yoon Bomi dengan celana belel dan hoodie penuh tambalan andalannya sehari-hari itu?

Puas menghabiskan seperempat gaji untuk charcoal 2-pocket wide shirt dan black jeans pilihannya, lelaki itu kembali mengayuh sepedanya. Kali ini, toko bunga kecil bernuansa cyan-magenta dengan papan nama bertuliskan 'Fresh From The Park' di ujung perempatan jalan menjadi tujuannya.

Toko bunga sederhana itu adalah milik Park bersaudara--Jaehyung dan Jamie Park. Jae, demikian si sulung akrab disapa, adalah kawan baik Younghyun semasa kuliah. Sama-sama mengambil jurusan Meteorologi, Jae memilih banting setir menjadi petani bunga setelah ia lulus tiga tahun silam. 'Kemampuanku meramal cuaca tidak seakurat Younghyun, tetapi aku bisa meramal dengan tingkat akurasi 98-102% bunga jenis apa yang disukai wanita-wanita saat kencan pertama,' kilahnya saat ditanya mengapa ia memilih jalur karir yang berbeda.

Agaknya Jae tidak berdusta akan perkataannya. Hasil konsultasi dengan sahabat merangkap pakar percintaan pribadinya itu, pernyataan cinta Younghyun kepada Bomi yang diungkapkan melalui sebuket Calendula pada 19 Oktober setahun silam berujung sangat memuaskan.

Adik Jae, Jamie, adalah salah seorang yang patah hati akan peristiwa itu. Ia tergila-gila pada Younghyun, sampai-sampai rela menawarkan kortingan nyaris 100% untuk setiap buket bunga yang hendak dibeli Younghyun. Dasar oportunis dan pemuja barang gratis, tentunya penawaran itu direspon positif oleh Younghyun. Dengan embel-embel video call setiap malam, tentunya.

Younghyun tentu tidak keberatan. Toh, adik sahabatnya itu cukup mengerti batasan.

"Woah," seru Jamie nyaris tak berkedip ketika Younghyun memasuki toko bunganya. Demi Tuhan, pacar orang tampan sekali, batinnya.

"Erica dan Calluna masih sangat segar, baru sekali dipetik dari kebun," ujar Jamie sambil menunjukkan buket kombinasi heath dan heather yang tampak manis. "Cantik seperti Kak Bomi," lanjutnya.

"Apakah cocok untuk perayaan satu tahun hari jadi?" tanya Younghyun antusias.

"Ya, tentu," Jamie mengangguk mantap. "Omong-omong, kau yakin tidak akan batal kencan lagi hari ini? Tadi pagi kulihat acaramu di televisi, sore hari nanti diperkirakan hujan disertai petir."

"Seratus persen yakin," jawab Younghyun. "Adikku sudah kuamankan di rumah, tenang saja. Pun, aku akan berangkat ke kampus Bomi lebih cepat."

"Lalu setelah itu kalian akan pergi kencan dengan bersepeda sambil hujan-hujanan menerobos petir? Woah, ekstrem sekali gaya pacaran kalian."

"Ada teknologi bernama taksi online," sambar Jae, entah dari mana asalnya. "Kupikir kau harus mulai pacaran supaya tidak selalu penasaran, Jiminie," goda Jae dengan menyebut nama kecil adiknya. Ia mengacak gemas rambut Jamie. "Setidaknya cobalah berpacaran barang sekali saja seumur hidupmu."

"Bagaimana bisa? Seumur hidupku aku hanya mencintai seorang lelaki dan sayangnya ia sudah menjadi pacar orang lain," sungut Jamie.

Younghyun terbahak.

"Omong-omong Kak Younghyun, maaf aku harus mengatakan ini, tapi mulai sekarang sepertinya aku tidak bisa lagi memberimu potongan harga," ujar Jamie dengan nada menyesal.

Stop The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang