Chp. 1 Hai!?

2 1 0
                                    

   Pagi ini cerah banget sama cerah kayak wajah reta yang lagi nggak sabar buat masuk SMA, ngomong-ngomong reta sama lina sahabat baik reta dari SD satu sekolah, satu kelas, dan plus sebangku.

   Sekarang reta lagi duduk dimeja makan buat sarapan sama keluarganya yang sangat damain dan tentram ya benar sangatlah dam--

"Itu ayam goreng punya reta, jam diambil dong, aduin ke mama nih entar" Ancam reta pada sang papi kesayangannya
"Yang lain ada ituloh??? Sini kasiin ke papi" Tak trima kedua orang itu bergelud dimeja makan hanya karena ayang goreng buatan mama itu lebih besar dari yang ada dimeja, tenang tidak jambak-jambakan apa lagi tendang-tendangan, ini kalo meja makan hancur habis riwayah mereka, jadi ayah dan anak itu hanya tarik-tarikan ayam goreng.

Tanpa mereka sadari mama reta berjalan mendekat, dengan diam ia mengambil ayam goreng itu dan memakannya dengan wajah tanpa dosa, tersenyum melihat bagaimana wajah tertekan kedua orang didepannya
"Biar adil mama aja yang makan, papa sama reta makan ayam yg lain tuh" Dan duduk di kursi sebelah sang suami tanpa sadar bahwa api-api perperangan mulai tercium

"Mama aja yang kita goreng pi, gimana?" Provokator reta

"Papi nggk bisa masak, kmu yg masak papi yg bumbuin gimana?" Jawab papi setuju

"Janganlahhh ntar gosong, yaudah suruh mama aja yg masak"

"DEAL"

"DEAL"

"Kan mama yg mau digoreng, kok suruh mama sih?" Jawab mama tak habis pikir

Dan tawa memenuhi ruang makan itu, sibuk menertawakan kebodoh ayah dan anak itu

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

    Lain hal dengan keluarga bahagia reta, maka kecanggungan menghiasi keluarga ini. Lina hanya merasa tak nyaman karena mereka sangatlah jarang untuk makan bersama apalagi sarapan, biasanya kedua orang tuanya sudah berangkat kerja dan ia sarapan sendiri

"Jadi gimana" Tanya sang kepala keluarga memulai

"Apanya?" Jawab rena

"Sekolah"

"Baik"

"Ekskul? "

"Baik"

"Les?"

"Baik"

     Sedangkan sang bunda hanya diam menyimak interaksi ayah-anak ini, jarang sekali mereka membicarakan hal-hal seperti ini karena kesibukan masing-masing jadi dia hanya ingin menikmati pemandangan indah didepannya

"Temen? Masih sama reta? "

"Iya"

"Yang lain? "

"Ada"

"Cowok? "

"Ada"

BRAK

"COWOK MANA YANG BERANI PACARIN ANAK GADIS AYAH? WAH NANTANG MAUT DIA?? MASIH KECIL UDAH PACAR-PACARAN?? BELUM PERNAH AYAH SIRAM PAKE KUAH BAKSO DIA? "

"Temen yah, bukan pacar" Hela Lina sambil memutar mata malas, dia satu-satunya anak perempuan wajar ayahnya SUPER PROTEKTIF sama Lina

"Oh? Temen? Kok kamu nggk bilang? "
Jawab ayahnya sambil cengo

"Ayah sih belum dijelasin udah ngamuk2 hahahaha, kasian Lina itu kaget" Dan bunda hanya tertawa melihat ekspresi polos ayah dan ekspresi badmood Lina, pagi yang tidak terlalu buruk bukan?

   Lina canggung sama keluarganya bukan karena dia anak broken home, hanya saja sedikit waktu yang mereka miliki untuk bincang-bincang hangat layaknya keluarga lain, lagian ia sadar keluarga sibuk kerja agar ia dapat tercukupi kebutuhannya, jadi Lina tidak banyak mengeluh dengan ayah dan bunda. Lagian Lina tau mereka menyanyanginya dan Lina pikir itu cukup

JAGA IMEG? Where stories live. Discover now