AUTHORS' POV
Malam ini udara terasa begitu dingin dibanding biasanya. Krist yang dilanda kejenuhan menyaksikan acara TV, membawa pikirannya menerawang jauh. Sudah beberapa waktu ini Krist hanya tinggal seorang diri di rumah. Kedua orang tuanya sibuk mengurusi beberapa perusahaan yang mereka miliki di luar kota. Ditambah lagi, saat ini sedang terjadi pandemi COVID 19 dan di wilayah tempat orang tuanya bekerja diberlakukan lockdown. Akibatnya, mau tak mau mereka tidak dapat pulang ke rumah. Karena itulah Krist selalu kesepian jika sudah berada di rumahnya.
Ah! Semua ini gara-gara virus tak beradab itu. Virus mematikan terutama jika kita tak dapat mencegahnya sejak awal. Kehidupan manusia berubah total sejak kemunculannya. Gerak manusia benar-benar dibatasi. Kita tak boleh berjabat tangan dengan orang lain; saat berpergian pun harus menggunakan masker dan selalu membawa hand sanitizer; membawa peralatan sendiri entah itu peralatan makan atau yang lain untuk mengurangi risiko penularan. Menurut Krist itu semua sungguh merepotkan sekali.
Namun yang terutama, virus ini bisa dicegah dengan mengurangi kontak fisik secara langsung dengan orang lain. Kita tak tahu mana orang yang sehat atau terpapar. Jadi, cara terbaik untuk menjaga diri dari virus yang belum ditemukan vaksinnya ini adalah berdiam diri di rumah seperti yang Krist lakukan saat ini. Sudah hampir sebulan ia berada di rumah terus. Bagaimana dengan kuliahnya? Sama seperti jenjang pendidikan lainnya, kegiatan perkuliahannya tetap berjalan meski terpaksa harus secara virtual. Pandemi ini benar-benar memperparah tingkat kesepian dan kejenuhannya.
Seperti yang sudah dikatakan tadi, pandemi ini merubah kehidupan para penghuni Planet Biru ini. Pemberlakuan lockdown dan pembatasan sosial sedikit banyak mempengaruhi perekonomian, apalagi bagi para pedagang kecil atau pekerja yang menggantungkan pendapatan mereka hari itu untuk menyambung hidup. Tidak sedikit pelaku usaha yang gulung tikar dan pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja atau pengurangan jam kerja. Krist sangat prihatin dengan keadaan ini. Ia sungguh bersyukur bisa diberi kenikmatan di saat yang penuh kesulitan seperti sekarang.
Tayangan di televisi yang tak juga mengurai rasa bosan membuat Krist akhirnya beranjak ke lantai dua, tempat kamarnya berada. Ia menyandarkan punggungnya di kepala ranjang sambil meraih benda persegi dari atas nakas, ternyata ada banyak pesan yang masuk ke ponselnya terutama dari grup kelasnya. Betapa terkejutnya ia kala mengetahui bahwa dosennya yang begitu baik itu kini memberikan tugas tambahan. Sebenarnya tugasnya sederhana saja, para mahasiswa yang mengambil kelasnya diminta untuk membuat video daily activity selama masa pandemi. Permasalahan terbesarnya adalah deadline yang diberikan akhir bulan ini, dan hari ini sudah masuk pertengahan bulan.
Cobaan macam apa ini?! Sungguh Krist lebih memilih mengikuti perkuliahan tatap muka daripada harus seperti ini.
Belum hilang rasa terkejutnya, Krist disadarkan pada kenyataan lain. Lensa kamera miliknya minggu lali retak dan belum sempat ia ganti. Krist mengacak rambutnya. "Bagaimana ini? Sudah tak ada waktu jika aku harus membeli keluar. Ke mana aku harus mencarinya? Mall-mall di daerah ini tutup semua karena virus ini," gerutu Krist, tubuhnya merosot ke posisi rebah. "Argh!" teriaknya gusar.
Memikirkan permasalahan yang baru saja membuat kekesalannya bertambah, tanpa sadar matanya semakin berat untuk tetap terjaga dan akhirnya terpejam mengarungi alam mimpi.
🐢🐢🐢🐢🐢
Pagi pun tiba, para pelajar kembali disuguhi berbagai kegiatan yang semuanya harus dikerjakan dari rumah, termasuk Krist. Setelah menghabiskan malam dengan tidur dan menyapa mimpi, kini saatnya Krist mulai memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa membeli barang-barang keperluannya. Bukankah tak baik membuat keputusan saat perasaan dan pikiran tak baik? Oleh sebab itu, sekaranglah waktu yang tepat untuk baginya mencari solusi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delivery Love
Teen FictionSaat ini adalah masa pandemi covid-19, orang-orang tidak ada yang boleh keluar rumah demi mengurangi angka penularan covid-19 di negeri ini. Salah satunya adalah Krist, mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi jurusan DKV di salah satu kampus ternama di B...