2;Lukisan dan (?)

28 25 1
                                    

Happy reading✨

°°°

"Saya minta maaf"ucap Dira tak enak

"Tidak masalah"jawab seorang laki-laki yang tengah membereskan barang-barangnya yang terjatuh karena tabrakan dengan Dira

"Sekali lagi maaf,permisi"ucap Dira kemudian melenggang pergi mengikuti Farhan yang tak menyadari kalau Dira tabrakan

GIO ANGGARA RADITYA laki-laki berusia 24 tahun yang tak sengaja bertabrakan dengan Dira,memiliki tubuh tinggi,bibir yang tidak tebal tidak juga tipis matanya yang tidak terlalu sipit

Gio berdiri lalu menatap kepergian Dira yang semakin lama semakin menjauh,dan ia memutuskan untuk mengikutinya,entahlah sesuatu membuat Gio penasaran pada gadis itu

Sampai akhirnya Dira duduk di bangku taman,ia memegangi tongkatnya dengan kedua tangannya yang di sejajarkan dengan tubuhnya dan Farhan yang duduk di bangku taman lain karena Dira yang suruh Dira ingin sendiri

Gio melihatnya lekat-lekat kemudian terlukiskan senyuman indah di wajah Gio "cantik" puji Gio ketika melihat Dira tersenyum

Entah apa yang membuat Dira tersenyum,namun Dira sangat bahagia

Setelah beberapa menit Dira berdiri meninggalkan tempatnya yang ia duduki kemudian mulai berjalan ia berjalan tanpa arah yang diikuti oleh Farhan dari depan,masih tetap diikuti oleh Gio juga

Dira berhenti sejenak berkali-kali ia mengedipkan matanya "tuhan ku mohon kembalikan mataku

Mata Dira berkaca-kaca "tuhan...Kenapa harus Dira yang mengalami ini?kenapa Dira ditakdirkan tidak bisa menikmati keindahan dunia kenapa tuhan?kenapa?apa salah Dira tuhan?tolong kasih tau Dira...Dira pengen bisa liat apa yang orang lain liat" setetes air mata turun dari matanya segera ia hapus ia tak ingin di anggap lemah oleh orang lain

Gio berhenti di belakang Dira ia menelengkan kepalanya ke sebelah kiri "Kenapa berhenti?" Benaknya mulai bicara

Gio melihat jejak air mata di pipi Dira matanya berkedip beberapa kali "dia menangis?kenapa?apa yang membuatnya menangis?"

Dira tersenyum setelahnya kemudian melanjutkan perjalanan "senyum?" Gio dibuat bingung oleh Dira

"Gio!"seseorang memanggil Gio,kemudian Gio menoleh ke arah suara seorang wanita berambut sebahu lurus dengan memakai topi hitam

Mereka membicarakan sesuatu sepertinya penting kemudian keduanya meninggalkan taman tersebut begitupun dengan Dira dan Farhan

Dira berdiri disamping
"Mah Dira pulang..."ucap Dira ketika membuka pintu rumah utama

"Akhirnya kamu pulang juga,mamah khawatir banget sama Dira"ucap Shella sambil membelai lembut kepala Dira

"Tuhan...apakah Dira pantas untuk dikasihani?" Batin Dira berucap

"Dira kenapa?"tanya Shella ketika mendapat Dira yang sedang melamun

"Eh?e-enggak kok mah hehe"Dira terkekeh"Ya udah Dira ke kamar ya mah"lanjut Dira

"Mamah anter yuk"Shella menggenggam tangan Dira kemudian menuntunnya ke lantai 2 letak kamar Dira

·

Pukul 13.57

Gio keluar dari salah satu rumah sakit yang ada di jakarta dengan wajah yang lusuh disampingnya ada wanita yang tadi menghampiri Gio di taman

"Gio..."panggil wanita itu

"Hm!?"deheman Gio mewakili jawaban panggilan dari wanita tersebut

"Gue udah bilang lo jangan sering ninggalin omah"ucapnya geram pada Gio yang jarang berada disamping neneknya

"Ara...kalo Gue selalu ada disamping omah,siapa yang bakal biayain pengobatan omah"Gio memberikan pengertian pada CLARA TESYA ADITIYA adik dari Gio yang masih anak sma,yang memiliki mata yang bulat hidung mancung bibir yang tak terlalu tebal rambut sebahu dan memiliki tingkah laku yang tomboy ia selalu memakai topi kemana-kemana kecuali ke sekolah

"Tapi kondisi omah Gio kondisinya makin kritis"Ara frustasi dengan kehidupan yang ia alami

"Gue bakal bagi-bagi waktu,tenang aja ra lo fokus aja sama sekolah lo besok lo harus sekolah jangan bolos kayak sekarang"Gio menepuk pundak adiknya

"Hm..."jawab Ara yang matanya menatap kemana ia tak mau menatap sang kakak

"Gue balik dulu ya nanti malem gue kesini lagi"pamit Gio yang langsung diangguki oleh sang adik "bye..."

Ara menatap kepergian sang kakak yang kian menjauh dan setelah Gio tak terlihat lagi oleh indra penglihatan Ara,Ara kembali ke kamar sang nenek dan menemaninya

·

Gio membantingkan tubuhnya ke kasur yang terdapat di kamarnya "aku harus kuat...aku harus hidup demi Aradan omah"

Gio bangkit dari kasur kemudian ia melangkahkan kaki ke sudut kamar yang terdapat seperangkat alat lukis "apa yang harus aku lukis?" Pikirnya ketika ia melihat secarik kertas putih di depannya

Ia teringat pada gadis yang tak sengaja bertemu dengannya di taman seulas senyuman terlintas diwajah rupawan Gio yang sedang memikirkan Dira

Ia mulai melukis setiap tangannya yang memegang kuas mulai melukiskan lengkukan wajah Dira matanya yang indah bibirnya yang tersenyum hidung mancung rambut panjang milik Dira Gio lukis dengan sangat baik ia melukiskan Dira ketika Dira yang tengah duduk di bangku taman dan terdapat kolam air dibelakang Dira

Tangannya sangat lihai disetiap garis lukisan,sangat nyata dilihat oleh indera penglihatan

Sampai akhirnya Gio selesai dari kegiatan melukisnya,ia bangkit dari duduknya sekali lagi senyuman tipis terbit di wajahnya

Gio melirik jam dinding yang terdapat di dinding kamarnya waktu sudah menunjukkan 18.30

Gio melangkahkan kaki menuju kamar mandi di lantai 1 rumahnya

Setelah ia membersihkan diri ia segera pergi ke rumah sakit yang dikunjunginya siang tadi,namun sebelum ia membuka pintu utama pintu itu udah terbuka dan menampakan seorang wanita bertubuh tinggi hampir seukuran dengan Gio,yang berumur 23 tahun beda 1 tahun dengan Gio

"Gio ... Kamu Mau kemana?"

·
·
·

Alhamdulillah Part 2 sudah zilen selesaikan jangan sampai bosen ya di cerita zilen kalo ada

Buat part yang ini emang pendek sengaja hhe tapi insya Allah zilen usahain buat part yang lebih panjang

Next part 👉

Puzzle Piece (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang